Senin, 28 Desember 2009

How precious our Earth is!

Sejauh mata memandang, hanya keindahan yang terpapar di atas bumi kita yang tercinta. Deburan ombak di tepi pantai saat matahari mulai terbenam telah menggambarkan keindahan lukisanNya.


Langit biru yang begitu luas dengan gumpalan awan putih , siap menghantarkan air hujan demi berlangsungnya kehidupan mahkluk penghuni bumi. Pegunungan pun berdiri tegak dengan gagahnya di seluruh penjuru bumi ditemani hijaunya hutan belantara dengan bermacam satwa di dalamnya yang turut memeriahkan kehidupan penghuni bumi. Siapakah penghuni bumi itu? Yah, itulah manusia.

Sang penghuni bumi telah memanfaatkan tempat berpijaknya dengan sangat baik, bahkan terkadang menjadi berlebihan. Saat mereka ingin membanggakan kemuliaan dirinya, mulailah dia mengingat semua keindahan bumi tempatnya berpijak. Diungkapkanlah seluruh keindahan bumi ini demi mendapatkan kepuasan dan kebanggaan semata. Sedangkan, ketika mereka membutuhkan sesuatu dari bumi ini, mereka tidak akan timbang-timbang lagi untuk mengambil semua harta kekayaan bumi ini tanpa rasa tanggung jawab.

Pernahkah terbersit dalam pikiran mereka untuk menjaga bumi ini? Pernahkah mereka menyadari bahwa suatu ketika bumi ini pun akan menjadi tua dan tidak mampu lagi memberikan apa yang selalu dimintanya? Sebagian menyatakan iya, namun itu hanya sebagian kecil. Sedangkan sisanya tidak pernah sedikitpun menunjukkan rasa peduli pada tempat berpijaknya selama ini. Yah, begitulah para penghuni bumi, mereka tak ada yang menyadari bahwa bumi yang telah diciptakan oleh Sang Maha Pencipta adalah sebuah tempat yang indah dan sangat berharga.

"Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membinanya Dia meninggikan
bangunannya lalu menyempurnakannya.Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan
menjadikan
siangnya terang benderang, dan bumi sesudah itu dihamparkannya. Ia memancarkan
daripadanya
mata airnya dan menumbuhkan
tumbuh-tumbuhannya, dan gunung-gunung dipancangkannya dengan
teguh Semua itu untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu."

( QS. An-Nazi'at (79) : 27-33 )

Langit yang biru itu kini sudah tidak lagi biru, tapi berubah menghitam legam karena asap-asap busuk yang dikeluarkan oleh besi-besi tinggi bertitelkan industri di kota besar. Air hujan pun kini tidak lagi turun dengan teratur, karena pemanasan global yang diciptakan orang-orang pintar di dunia.Sedangkan gunung itu kini habis karena pasir dan batunya diminta paksa oleh para pebisnis hebat di kota. Terlebih lagi hutan hijau yang sudah hilang dibakar api atau satwa-satwa yang telah dilahap habis oleh ketamakan manusia.

Hai para penghuni bumi! Ingatlah semua firman Allah, Sang Maha Pencipta! Apakah tugas kita di bumi ini? Tentu saja bukan untuk merusaknya atau mengambil semua isinya tanpa sedikit pun ada pemeliharaan terhadapnya.Tugas kita untuk menjadi khalifah di bumi ini. Memanfaatkan isi bumi yang begitu indah ini dengan penuh tanggung jawab. Tapi, sepertinya kata-kata itu sudah dilupakan oleh kebanyakan dari kita. Matanya telah tertutup oleh kepuasan dan kemuliaan dunia semata. Hatinya pun telah pergi dari rasa kemanusiaan.

Lihatlah bumi ini! Sudah tua namun tetap tegar menerima segala keburukan dari manusia. Allah sudah sering mengingatkan manusia melalui bencana alam ini dan itu, tapi lagi-lagi peringatan ini tidak didengar oleh telinga para manusia yang telah tersumbat oleh kesombongan.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-a’raf [7]: 96)

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari perbuatan mereka, agar mereka kembali.” (QS. AR-Ruum [30]:41).

Sebelum dia meluapkan segala isinya di hari penentuan yang maha dahsyat itu, kini waktunya bagi kita untuk mengembalikan keindahan bumi yang pernah kita rampas. Walaupun tak akan kembali seperti semula, namun setidaknya janganlah kau menambah sakit bumi ini! Jangan selalu meminta kepada bumi ini, tapi tanyakan dirimu, apa yang telah kau berikan untuk bumi ini? Karena di bumi inilah kita berpijak...

Karena bumi ini begitu berharga!

Rabu, 02 Desember 2009

Jalan setapak itu *part 2*


-->
Cukup lama aku duduk dan menghentikan perjalananku
Ternyata, waktu dan peristiwa tidak membuatku menunggu lebih lama lagi atas jawaban itu
Lagi-lagi, aku dikejutkan olehnya
Jalan yang telah kususun ini sepertinya akan sangat sulit untuk aku lanjutkan
Keadaan di sekitar sudah tidak memungkinkan bagiku untuk tetap bertahan dengan perjalanan itu
Namun, aku tidak ingin menghapus jalan yang telah kususun tadi, aku ingin mengenangnya sebagai salah satu langkahku mencari angan kebahagiaan
Sedihku mengiringi perjalananku menjauhi jalanan itu
Keadaan di sekelilingku menunjukkanku pada sebuah jalan baru yang tertutup oleh banyak semak belukar
Keadaan di balik jalanan itu sama sekali tidak terlihat
Apakah aman? Apakah berduri? Apakah ada ranjaunya?
Bimbang kembali menghampiriku
Aku sudah meninggalkan jalanan yang telah kususun semula, dan kini aku mulai kehilangan arah, akan kemana aku melangkah?
Waktu dan peristiwa memberikanku kesempatan untuk terus berpikir, terus dan terus berpikir...
Dan semakin hari, sekelilingku semakin menunjukkan ku bahwa aku memang harus meninggalkan jalan yang telah kususun dulu
Hari demi hari, aku terus mencari petunjuk untuk mencapai anganku
Kujalani dengan sabar, dimanakah jalanku?
Jalan setapak yang akan membawaku pada bahagia dan keindahan
Bukan pada kesulitan, kesedihan dan keburukan
Bagaimana ini?
Ternyata aku tetap tidak bisa beranjak dari tempatku berdiri saat ini
Aku memang telah pergi dari jalan setapak yang dulu dan aku sudah tahu bahwa aku tidak boleh lagi menoleh ke jalan itu
Aku hanya harus memikirkan , bagaimana jalanku kelak?
Apakah seindah taman bunga dengan harum yang semerbak?
Ataukah berbatu dan membuatku terjatuh berkali-kali untuk mencapai taman bunga itu?
Apapun itu, kuharap itulah yang terbaik dariNya
Namun sempat terbersit di pikiranku
masih ada kemungkinan bahwa yang terbaik adalah kembali ke jalanku yang dulu
Sedihku terus menemaniku selama aku masih berdiri disini
Sedihku karena harus meninggalkan semua jejakku dulu
Sedihku karena aku tak tahu harus bagaimana selanjutnya
Aku yakin, Dia akan menunjukkanku jalan yang tepat diwaktu yang tepat
Entah aku masih harus berdiri di sini untuk terus berpikir
Atau aku harus kembali ke jalan setapakku yang dulu
Atau
Ada sebuah jalan yang memang telah disiapkan untukku menggapai angan itu
Kini, yang dapat kulakukan adalah berdiri dengan sabar menanti jawaban itu dan ikhlas menghadapi semuanya

Sabtu, 07 November 2009

Lovely Palace

Sebuah rumah di komplek Perhubungan Udara blok J no 7, Tangerang , bukanlah sekedar rumah biasa bagiku. Semenjak aku hadir di dunia dan mengenal kata ‘rumah’ hingga detik ini, rumah inilah satu-satunya istana bagiku. Rumah ini terlihat sangat sederhana dan jauh dari sebutan istana. Namun, kekeluargaan yang ada baik di dalam rumah maupun di lingkungan komplek kecil itu membuatku sangat nyaman tinggal di rumah sederhana itu.

Lokasi rumah ini memang tidak terlalu strategis, kecuali hanya karena letaknya yang dekat dengan bandar udara Soekarno Hatta ( kira-kira 15 menit jika menggunakan kendaraan bermotor ). Sebenarnya, bagiku lokasi rumah ini sungguh tidak strategis. Sejak aku duduk di bangku Sekolah Dasar hingga kursi Perguruan Tinggi, lokasi rumahku inilah yang selalu membuatku menjadi siswa yang paling jauh rumahnya. Aku menuntut ilmu di tempat yang jauh dari rumahku, kenapa? Karena memang ternyata, di sekitar rumahku, belum terlalu banyak sekolah yang bagus...

SD ku di Islamic Village Tangerang, waktu tempuhnya kira-kira 1 jam, dan aku selalu diantar jemput.. Selama SD ini, bangun pagi dan pulang sore sudah menjadi hal yang biasa, karena waktu tempuh yang harus aku lewati cukup lama. Hal ini sampai membuatku jatuh sakit disaat aku kelas 3. Aku dirawat di RS karena penyakit thypus, sepertinya karena kelelahan, dan karena itulah aku harus menghentikan kegiatan lesku. Saat SD ini, aku punya beberapa teman yang tinggalnya tidak jauh dari rumahku, ya, sama2 jauh ( bahkan ada yang satu komplek denganku ).

SMP ku tidak terlalu jauh dari letak SD ku ( kira-kira 15 menit ), SMP Pramita , dekat dengan Lippo Karawaci. Yah, lokasinya semakin jauh dari SD ku, dan di masa SMP ini, aku masih diantar jemput, dan teman-temanku sudah sangat paham, kalau aku harus pulang lebih dulu dibanding yang lain karena rumahku nun jauh disana. Semasa SMP ini, aku juga punya 1 orang teman yang tinggalnya tidak jauh dari rumahku, kira-kira 15 menit, dan hanya dia lah teman yang bisa kuajak berangkat bareng saat aku sudah duduk di kelas 3 akhir ( karena sudah tidak lagi diantar jemput ).

SMA ku terletak semakin menjauhi rumahku, MAN Insan Cendekia Serpong, ya, kalau dihitung waktu tempuhnya, kira-kira 1,5 jam. Tapi, alhamdulillah, aku tidak perlu pulang pergi karena aku tinggal di asrama. Namun, setiap ada waktu untuk pulang ke rumah ( Walaupun waktunya hanya dari pukul 6 pagi sampai 5 sore di hari Minggu ), aku selalu memaksakan untuk pulang ke rumah. Terkadang aku baru berangkat dari asrama sekitar pukul 9 pagi, karena menonton pertandingan liga bagus di pagi harinya, sesampai di rumah, sekitar pukul 10.30. Lalu, kira-kira pukul 15.00, aku sudah berangkat kembali lagi ke asrama karena biasanya aku akan mampir dulu untuk membeli keperluan asrama sehingga aku akan tiba di asrama tepat pukul 17.00. Waktu yang cukup sebentar di rumah, tapi aku benar2 ingin pulang ke rumah. Aku rindu sekali dengan situasi rumahku, terlebih lagi, aku hanya bisa pulang setiap 2 minggu sekali. Berbeda dengan masa SD dan SMP, di masa ini, aku tidak punya teman yang rumahnya dekat dengan rumahku.

Beranjak lagi ke tingkat perguruan tinggi. Aku tidak mau kos, karena sepertinya aku tidak ingin lagi berada jauh dari rumahku setelah 3 tahun di asrama. Karena pilihanku untuk tidak ngekos, maka pilihan universitasku adalah universitas yang masih dapat kujangkau dengan pulang pergi. Ya, pilihanku adalah UI Salemba. Pilihan pertama FK dan pilihan keduanya FKG. Diterimalah aku di FKG, sama dengan kk aku. Cukup jauh sebenarnya, kira-kira 40 km dari rumahku, namun karena melewati tol bandara, waktu tempuhnya bisa hanya mencapai 1 jam saja. Hampir sama dengan masa-masa SD, SMP ku dulu. Alhamdulillah, untuk berangkat pagi ke kampusku, aku bisa nebeng sama bokap, karena kantor beliau terletak di bilangan Monas, jadi bisa sekalian, atau terkadang aku bareng sama kk ku ( kk aku bawa mobil ). Tapi, terkadang kalau memang tidak ada yang bisa ditebengin, untuk berangkat, bisa naik Busway kira-kira 1,5 jam. Untuk pulangnya, sebenarnya ada beberapa pilihan, naik busway , naik damri atau naik taksi, tapi yang paling sering aku gunakan adalah naik damri dari gambir, karena praktis dan waktunya juga kira-kira 1 jam. Kalo busway, bisa sampai 2 jam lebih, karena jurusan ke Kalideres ( Halte busway terdekat dengan rumahku ), biasanya selalu penuh. Kalo naik taksi, bisa bangkrut. Hehehe.. ^^. Oiya, lagi-lagi di masa kuliah ini, aku tidak punya teman yang rumahnya dekat dengan rumahku, jadi tidak ada yang bisa diajak pulang bareng atau belajar bareng.

Nah, terkadang aku pun ada agenda kampus yang harus ke Depok. Wah, ini dia nih yang paling berat. Rumahku dan Depok? Harus menyebrangi propinsi jakarta terlebih dahulu. Dulu, di awal2, biasanya perjalananku dari Depok memakan waktu hingga 2-3 jam dengan biskota biasa, namun sekarang sudah ada alternatif baru, yaitu naik Damri dari ps. Minggu, kira-kira memakan waktu 1,5 jam.

Yap, rumahku memang jauh dari mana-mana. Untuk menuntut ilmu dari SD hingga kini, aku harus memakan waktu minimal 1 jam perjalanan. Untuk pergi ke pusat perbelanjaan pun, tidak ada yang dekat. Tempat hiburan juga begitu, sehingga ketika aku diajak pergi oleh teman-temanku ke tempat hiburan, au tetap menjadi orang pertma ayang harus pulang duluan karena masih akan menikmari jauhnya perjalanan ke rumah. Namun, aku tetap menyukai istanaku ini. Begitu sampai di rumah, rasanya semua penat dan lelahku di perjalanan akan tergantikan dengan kenyamanan istanaku yang sederhana ini. Mungkin, sudah banyak yang menyarankanku untuk ngekos saja, tapi aku tetap tidak mau, karena ternyata perjalanan jauh yang harus kutempuh memberikanku banyak pengalaman dan tentunya karena aku sudah sangat nyaman dengan rumahku ini.

Rumahku, Istanaku....

Minggu, 25 Oktober 2009

Jalan setapak itu

Waktu menuntunku mengenal banyak warna dan rasa, peristiwa dan kejadian yang telah mengisi lembaran hidupku mengajarkanku banyak hal..
Mulai kususun jalan setapak menuju hidupku, mulai kutata diriku untuk siap menghadapi apapun yang harus kuhadapi kelak.. Aku pun mulai berangan mengenai bahagia dan keindahan..
Aku ingin mendapatkan jalan yang terbaik dan aku bisa mencapai anganku..

Waktu dan peristiwa kembali mengenalkanku pada indahnya kehidupan, mengajakku untuk membuka mata dan hati merasakan semuanya.. Jalan setapak yang kususun sudah semakin jauh, menjauhi tempat dimana aku berdiri saat ini...


Namun aku teringat, bahwa jalan yang kususun saat ini belum pasti membawaku kepada anganku.. Aku teringat akan sekitar yang mungkin akan banyak menentukan arah jalan setapak itu kelak.. Aku tersadar bahwa waktu dan peristiwa tak akan berhenti mengejutkanku dengan banyak pelajaran baru di sepanjang jalan ini...

Aku terdiam di pertengahan jalan setapak ini, inginku segera berlari menggapai anganku di ujung sana, namun aku pun takut jika ternyata setibanya disana, bukanlah bahagia yang menyambutku, namun kesedihan mendalam yang mampu melukai hatiku..
Bisikan angin membuatku berpikir untuk berhenti dahulu, melihat keadaan di sekitarku..
Sejenak aku berhenti, sekitarku mulai menunjukkan arah yang baru menuju ujung yang lain..
Ujung itu pun tak mampu aku lihat, apakah bahagia ataukah tangisan?
Waktu dan peristiwa terus membuatku bertanya,,,
Apa yang harus kuperbuat?
Bagaimana dengan jalan setapak yang telah kususun?
Mampukah aku menggapai angan itu dengan baik? atau haruskah aku melewati bebatuan untuk menggapainya?
Atau
Haruskah aku kembali menghapus jejak yang telah kususun dan memulainya kembali dari awal dengan segala ungkapan di sekitarku?

Waktu dan peristiwa belum juga menjawabku...
Akhirnya, aku hanya berhenti disini, terduduk sendiri mengharap yang terbaik yang akan kulalui...
Amin....

Minggu, 18 Oktober 2009

great experience in my life!!!

KPPIKG...

Pertama kali mendengar kata itu , langsung terbayangkan sesuatu yang luar biasa... seminar berskala internasional, dengan banyak sekali pembicara dan orang-orang hebat...
Aku langsung tertarik untuk bisa mengikutinya, dan karena harga tiket sangat mahal untuk ukuran kantong mahasiswa, aku mendaftar menjadi panitia,, ya,, sekalian cari pengalaman jadi panitia sebuah acara berskala internasional....

Akhirnya, terpilihlah aku menjadi bagian persidangan, yang tugasnya menjadi MC saat seminar, memastikan seminar berjalan dengan baik dan mengurus segala hal yang berhubungan dengan seminar tersebut,, mungkin kata lainnya adalah bagian acara...

H-1
sudah mulai bekerja di H-1 ini, ya, menyiapkan souvenir untuk para pembicara main lecture, yang banyak orang asingnya,, mengelompokkannya sesuai ruangannya.. Oiya, di KPPIKG ini, dalam waktu 4 hari, kira-kira ada 200 lebih pembicara yang terbagi menjadi kira-kira 8 ruangan.. Jadi,, pekerjaan aku dan teman-teman di persidangan cukup berat lah... Kami semua berjumlah 22 orang.. Setelah mengurus souvenir, lalu mulailah briefing utnuk besok...
Yang harus kami persiapkan setiap paginya adalah slide pembicara, souvenir, goody bag, sertifikat, honor, form CV, berita acara dan inform consent persetujuan publikasi slide...
Cukup banyak ya... tapi,, tetap tidak sabar menunggu hari esok...

hari ke 1
Di hari pertama, aku langsung bertemu dengan speaker dari Jepang dan finland, semuanya sangat disiplin saat menyerahkan slide dan sangat ramah2,, sayang sekali, aku tidak sempat berfoto dengan mereka... Hmm,, mereka adalah orang-orang yang sangat hebat, terutama keramahan mereka, dan kedisiplinan yang mungkin sudah sangat jarang kita temukan di Indonesia... Tema seminar di ruanganku adalah Public Health,, ya,, aku tidak begitu suka, tapi mendengar presentasi semua speaker, aku merasa tertarik, apalagi yang tentang halitosis,,, menakjubkan!! it's a big pleasure for me to meet all of you... prof. hideo miyazaki, prof. ken yaegaki and prof Eino...

hari ke 2
Aku bertemu lagi dengan speaker dari jepang, dan aku sangat ngefans dengan beliau,, prof. Isao Ishikawa,, beliau sangat ramah, dan lucu,, beliau selalu tersenyum,,, beliau berbicara tentang periodontologi,, aku memang sudah cukup tertarik dengan perio dan mendengar presentasi dari beliau dan para dosen yang lain,, aku semakin tertarik,, ya mungkin saja,, suatu ketika nanti, aku benar-benar akan mengambil Sp.perio... Speaker asing lainnya adalh Dr. akira taguchi,, beliau memang tidak selucu prof.ishikawa, namun beliau juga sangat baik,, dan ramah.. dan sepertinya beliau sangat pintar.... Hebat!! Nah, klo dari lokal,, aku paling kagum dengan dua dosen radiologi, yaitu drg.menik dan drg. bramma karena hanya mereka berdualah, speaker dalam negeri yang presentasi dalam bahasa inggris.. hebat2!!!

hari ke 3
Yah,, di hari ini,, temanya tentang prostho dan bedah mulut,, hmm,, menarik.. ahamdulillah,, aku adalah petugas persidangan yang selalu mendapat bagian di ruangan ( tidak pernah menjaga bagian poster atau kursus klinik ) dan tema yang ada di ruanganku,, selalu berhubungan dengan minatku.. Alhamdulillah... aku bertemu dengan drg. Rada vasudevan dari india, beliau sangat hebat englishnya,, walopun terkadang logat india nya terlihat tapi aku bisa mendengar cukup jelas kata-katanya... beliau menjelaskan tentang implan,, pintar sekali...

hari terakhir
aku mendapat kehormatan untuk bertugas di assembly 1, tempat opening dan closing ceremony,, besar sekali ruangannya.. dan disini, aku bertemu dengan 2 orang speaker yang luar biasa. Prof Hien ngo dan Drg. Andrew Brostek.. Mereka sangat ramah dan aku banayk sekali berbincang dengan mereka, mereka suka sekali bercanda sampai2 aku jadi tak enak karena ikut tertawa... Mereka membicarakan tentang minimal intervention,, konsep baru di KG,, aku merasa beruntung sekali mendapatkan materi ini,, Thank you... Dan di akhir, aku meminta mereka untuk berfoto denganku dan mereka dengan senang hati mengijinkan ku berfoto dengan mereka,, Apalagi yang jadi moderatornya adalah drg, angky, mantan dekanku... senangnya aku bisa bersama dengan orang-orang hebat seperti mereka...

akhirnya,, KPPIKG berakhir,, melelahkan memang, apalagi saat aku harus menelepon moderator yang belum juga hadir, padahal sesinya sudah mau dimulai atau saat aku harus menelepon pembicara untuk menanyakan slide mereka yang belum diserahkan ke panitia....
Lelah sekali memang, dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore,, terkadang aku mengantuk di ruangan.. hehe
dan selama KPPIKG itu pun aku selalu tidur cepat,, tepar sampe rumah...
tapi aku mendapatkan banyak sekali hal...
1. pembicara dari luar negeri yang kutemui semuanya ramah, mereka sangat sopan,, bahkan ada yang menanyakan padaku " is it posibble for me to use my own laptop ? " padahal biasanya pembicara yang lain, tidak pernah menanyakan hal itu dengan sangat sopannya... dan banyak lagi kesopanan dan kedisiplinan merekayang kini sangat jarang kutemukan di indonesia...
2. pembicara dari luar negeri pun sangat disiplin,, selalu menyerahkan slide sebelum mepet waktunya dan mereka memastikan bahwa laptopnya berjalan dengan baik
3. dosen-dosen ku banyak sekali yang merupakan orang-orang hebat, mereka terus melakukan penelitian dan memberikan ilmu baru kepada orang banyak....

Semoga suatu hari kelak,, saat aku menjadi pembicara, aku akan seperti mereka.. amin..

Alhamdulillah ya Allah,, lelah yang aku dapatkan selama KPPIKG tidak sebanding dengan begitu banyaknya manfaat yang aku dapatkan...
Aku mendapat ilmu baru dalam kedokteran gigi, pengalaman menjadi panitia berskala internasional, bertemu dengan begitu banyak orang baru, dan mendapat kesempatan untuk bisa berbicara langsung dengan para speaker dari luar negeri,,,

Alhamdulillah...
Semoga suatu saat nanti, aku akan datang ke KPPIKG sebagai pembicara main lecture... amin2,,
padahal tadinya aku sempat berpikir untuk tidak mengambil spesialis,, ya,, sepertinya akan mengambil waktuku dan biayanya pun tidaklah murah,, tapi,,, sekarang aku mulai tertarik lagi untuk menjadi seorang spesialis,, bahkan kalau bisa menjadi seorang doktor,, agar aku bisa memberikan lebih banyak manfaat untuk orang-orang sekitarku...
tapi tetep aja sih, tergantung ijin keluarga dan keadaan ekonomi... hehe,, semoga aja deh,, amin Ya Allah...

Its a great experience to become a committee of KPPIKG 2009!!!
Alhamdulillah....
Thank you everyone...

Kamis, 01 Oktober 2009

Puzzleku

Dua kata muncul dan terlintas dalam pikiranku
Memandang sekitar yang mulai tak pernah sunyi dari frase ini
Frase yang membuat seseorang mengalami transisi pemikiran ke tingkat yang lebih tinggi
Pendamping hidup
Kucoba mendefinisikan frase ini dengan seluruh bahasa otakku dan ungkapan hatiku
Hatiku mulai menyusun puzzle pemikiran mengenai seseorang
Potongan puzzle di awal begitu rumit dan membingungkan
dan aku pun belum memiliki potongan ini dengan lengkap
Namun setelah berulang-ulang berusaha membayangkannya, kutemukan gambaran puzzle yang kini mulai terbaca oleh bahasa otakku
Pendamping hidup yang kumaksud terlahir dalam beberapa definisi..
Dia bukanlah seseorang yang mengetahui segalanya tentang diriku melainkan seseorang yang selalu membuat segalanya dalam diriku menjadi lebih baik
Dia bukanlah seseorang yang memahami keseharianku melainkan seseorang yang selalu mendukung hari-hariku
Dia bukanlah seseorang yang mampu menemaniku dalam sebuah permasalahan melainkan seseorang yang mampu membantuku untuk menyelesaikan permasalahan itu
Dia bukanlah seseorang yang mengerti tujuan hidupku melainkan dialah yang membimbingku meraihnya
Dia bukanlah seseorang yang akan mendampingi hidupku namun dia adalah seorang imam yang akan menuntun hidupku
Dia bukanlah seseorang yang menyayangi diriku namun dia juga menyayangi keluargaku
Dia bukanlah seseorang yang mencintaiku melainkan seseorang yang mencintaiku karena cintanya pada Allah
Mungkin definisi yang kupaparkan akan menyulitkanku menyusun puzzle ini
Namun, perlahan akan kutemukan potongan-potongan yang belum lengkap
Dan akan kudapati sebuah puzzle yang begitu indah di waktu yang sangat tepat






*hanya buah pemikiran...

Kamis, 24 September 2009

kerinduan yang terobati

Sudah lama sekali, aku tak bertemu dengan mereka..
Orang-orang yang menjadi keluarga terdekatku selama 3 tahun dulu..
Kami begitu terpencar ke berbagai daerah, mungkin aku bisa membaginya menjadi 5 wilayah
Jakarta, Bandung, Jogja, Intim (indonesia timur incld. Jatim dan makasar) dan luar negeri..
Sudah 2 tahun lebih kami meninggalkan rumah tercinta yang telah mempertemukan kami dan menumbuhkan persaudaraan diantara kami, bahkan mungkin melahirkan beberapa pasangan.. Hehehe..

Sampailah aku di awal tahun ketiga kuliah, bersamaan dengan datangnya bulan suci dimana merupakan salah satu waktu bagi kami, para alumni untuk berkumpul dengan alasan untuk berbuka puasa bersama...
Tiap wilayah mempunyai acara bukpusnya masing2 atas nama IAIC ( Ikatan alumni IC )

Seperti biasanya, Bandung dengan anggota terbanyak selalu heboh kalau ada acara.. Angkatanku saja, hampir 50 persen kuliah di Bandung..
.Melihat foto2 bukpus anak2 Bandung di fesbuk, membuatku kembali lagi mengingat kebersamaan yang sudah lama tidak aku rasakan...

Ya, terakhir kami berkumpul ramai2 adalah akhir desember 2008, saat ada walimahan guru kami, sir imam, guru yang paling dekat dengan kami..
Dan itu sudah 8 bulan yang lalu, pantas saja, aku mulai rindu dengan mereka..

Sebetulnya, di Jakarta, jumlah angkatan ku pun lumayan banyak, 20an lah, tapi kami begitu tersebar di berbagai institusi.. UI, Trisakti, Yarsi, Binus, UIN, dll.. Jadi, cukup sulit untuk berkumpul..

Akhirnya, aku mulai berpikir untuk mengadakan bukpus angkatanku saja.. Di Jakarta.. Dan ternyata beberapa temanku pun antusias menyambut ajakanku lewat notes di fesbuk..
Akhirnya, dengan beberapa orang yang saat itu ol ym, aku adakan rapat kecil2an untuk menentukan tempat dan waktunya.. Untuk hal ini, aku secara pribadi meminta maaf jika ada temen2 yang merasa tidak dilibatkan dalam penentuan tempat dan waktu, tapi memang saat itu, aku hanya spontan mengajak conf teman2 yang sedang ol ym dan mereka pun antusias membantu.. Maaf ya kawan..
Akhirnya tercetuslah rumah sahabat kami, Ariza, di bilangan Bintaro untuk jadi tuan rumah acara bukpus angkatanku.. Waktunya adalah tanggal 17, walaupun ada beberapa temanku yang sudah mudik...

Aku tiba di rumah Ariza tepat beberapa saat setelah Maghrib, bersama dengan Handra, Adit dan Anti naik mobilnya Handra, nebeng, hehehe...
Semakin malam, smakin bertambah yang datang bukpusnya... Anis memang lebih awal tiba karena dia yang mengurus konsumsinya.. Makasih ya nis..
Acara langsung diawali dengan berbuka, makan tajil bersama.. Sederhana saja, hanya ada es kelapa dan kue2 kecil.. Setelah itu, kita semua beranjak untuk mengambil wudhu dan bersiap untuk sholat.. Tadinya, Ariza memutuskan agar yang akhwat sholat sendiri di atas sedangkan yang ikhwan akan sholat di bawah.. Tapi ketika para akhwat mendengar suara imamnya yaitu M. Ikhwan , akhwat2 ini pun tidak mau ketinggalan jamaah dan langsung mengikuti jamaah para ikhwan, walaupun sholatnya di lantai atas.. Begitulah kebersamaan yang begitu kurindukan, sampai2 kami rindu untuk diimami oleh teman seangkatan sendiri...

Usai sholat, kami berkumpul lagi dan mulai membuka pembicaraan yang hangat, penuh tawa dan kerinduanku pun mulai terobati..
Obrolan dimulai dengan sambutan Ariza sebagai tuan rumah sekaligus syukuran pasca operasi rahangnya Ariza, setelah itu, barulah kabar2 dari masing2 wilayah...
* ada Apip yang kecelakaan motor waktu lagi ada penelitian di Jogja
* ada Alvin yang dpt beasiswa ke luar negeri
* ada lagi yang laen yang mulai ilang2 dari pengawasan temen2nya di kampus, hehe, kita doakan aja semoga mereka baik2 aja, amin..

Obrolan semakin seru dan penuh dengan canda tawa, tapi Caca menyadari ada yang berbeda dengan obrolan kita saat itu, menurut Caca, obrolannya sudah mulai dewasa, berkisar antara walimahan, hehe.. Bukan hanya itu, menurut sang ketua angkatan pun, perbincangan sudah mulai berisi.. Tapi sayang sekali, waktu semakin larut dan perut kami sudah mulai merengek untuk disi.. Akhirnya setelah tidak ada lagi berita yang ingin disampaikan, kami pun beranjak untuk makan malam..
Sambil makan, obrolan pun tercipta kembali di lingkaran2 kecil dengan berbagai macam tema, ada yang membicarakan angkatan, perkuliahan bahkan ada yang membicarakan mengenai isu2 di tahun 2012...

Makin larut, usai makan, kita semua bantu2 untuk merapikan kembali rumah Ariza, ada yang mencuci piring, Caca dan tyas
Ada yang bungkus2in makanan sisa, ada yang menghabiskan makanan juga, ya ga Sir? Hehehe...

Selesai sudah semua rangkaian acara bukpus, ditutup dengan foto bersama dan bermaafan menjelang hari raya..

Saudara2ku semua, sebenarnya masih ada hal yang harusnya kita bicarakan.. Kini kita sudah berada di tingkat 3 kuliah, waktu kita untuk menuntut ilmu tidak akan lama lagi dan kita akan tiba pada kehidupan yang sebenarnya yang akan meminta kontribusi nyata kita sebagai Insan Cendekia..
Ingatkah kalian dengan nama angkatan kita yang menyandang kata Revolution? berarti kita harus mulai berpikir untuk melakukan perubahan..
Semoga Allah mengijinkan kita untuk berkumpul lagi menyusun rancangan proyek yang akan kita lakukan selanjutnya, sebuah proyek yang melibatkan semua lini, medis, teknik, keuangan, hubungan sosial dan lain2.. Sebuah proyek yang kembali mempersatukan kita seperti saat kita menjadi panitia Kaizer dulu...

Saudara2ku, ku harap kalian tetap semangat untuk mewujudkan arti nama angkatan kita, untuk IC dan untuk Allah..

*Makasih untuk semua temen2 yang dateng bukpus kmaren dan telah mengobati kerinduanku akan Morganaxis...
Sofa, luke, caca, anis, tyas, anda, anti, muhsin, gildy, alvin, yasir, aldi, handra, haris, kajem, agra, dito, adit, lutfi, ikhwan, dabs, ariza, ray

Selasa, 25 Agustus 2009

Hati

Ya Allah...
Sungguh, tak ingin aku mengkhianati ataupun menodai cinta yang telah Kau anugerahkan padaku
Inginku, cinta suci ini hanya kupersembahkan padaMu.. Maha Pemilik Cinta
Engkau telah mengutus seorang imam untuk hidupku kelak
Aku yakin dan percaya bahwa Engkau akan memberikan yang terbaik untukku di waktu yang tepat


Ampuni diri ini, yang mungkin dalam perjalanan, telah membuat beribu dosa dan hampir mengkhianati cinta itu
Aku sungguh tak ingin membuat seseorang terjatuh dalam sebuah jurang kesalahan
Kumohon agar Engkau membantuku untuk menjaga hati ini hanya untuknya kelak
Kumohon agar Engkau menjaga diri ini untuk tidak menimbulkan fitnah bagi siapapun
Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untukMu dan untuk seseorang yang akan membimbing jalanku menuju indahnya cintaMu
Kini, aku hanya mengharap cintaMu melalui orang-orang di sekelilingku
Dan aku tidak akan membuka ataupun menutup hati ini untuk sebuah nama
Biarlah Engkau yang akan menunjukkan padaku di saat yang indah dan dengan rencana yang indah pula
Amin Ya Allah...

Selasa, 14 Juli 2009

Salahkah?

Allahku,,
Kini kulihat mereka telah menyalahkan aku dan saudara-saudaraku..
Tak hanya memandang remeh tapi juga berusaha untuk menjatuhkanku

Salahkah ketika hati ini sudah sangat yakin akan agamaMu?
Salahkah ketika jiwa dan raga ini telah kupersembahkan demi namaMu?

Sebuah Al- Qur'an yang aku dekap mungkin telah habis dihina dan dirusak
Sehelai jilbab yang meliputiku tidak jarang untuk dicoba ditukar dengan sebuah pekerjaan
Darah dalam tubuhku pun pernah bercucuran ketika sujud ku panjatkan padaMu

Apakah Al-Qur'an ini telah merusak kenyamanan mereka?
Apakah jilbab ini telah melanggar hak mereka?
Apakah sujudku padaMu telah menghina mereka?

Sungguh Ya Allah..
Aku tidak melakukan hal-hal yang menghancurkan kehidupan mereka
Aku hanya menjalankan kehidupanku sesuai ajaranMu

Jumlah mereka semakin bertambah, dan kebencian mereka pun semakin memuncak..

Ya Rabbi
Aku yakin , pertolonganMu akan selalu ada dalam perjuanganku
Aku yakin, mereka akan berhenti menyalahkanku suatu saat nanti
Aku yakin, kami bisa melewati segalanya..


Ya Allah,,,
Berikanlah kepada kami, keinginan yang sangat besar untuk kembali menegakkan kepala kami menghadapi kelicikan mereka..
Berikanlah kami kekuatan seperti para mujahid di perang Badar yang mempu memenangkan pertempuran dengan jumlah yang sangat sedikit
Berikanlah kepada kami ghirah yang tinggi seperti para pemuda di jaman Rasul yang memiliki ghirah tinggi untuk melawan Abu Jahal
Berikanlah kepada kami kesabaran untuk menghadapi semua cacian, hinaan dan pelecehan sebagaimana baginda Rasul begitu sabar menghadapi semuanya

Hanya kepadaMu, kami dapat memohon petunjuk dan pertolongan..
Perkenankanlah doa kami..
Amin...

Ontime??

Sebuah kata yang mungkin sering didengar dan sering kali juga untuk tidak dijalankan. Mulai dari para petinggi di pemerintahan sampai para pedagang di pasar. Yah,, kata ‘tepat waktu’
memang lebih sering dijadikan sebuah janji belaka dan pada akhirnya hanya menjadi angan-angan.

Ternyata fenomena ini juga terjadi di kehidupan kemahasiswaan. Mahasiswa yang memiliki peran besar sebagai penerus bangsa, agen perubah dan penjaga nilai-nilai di masyarakat, ternyata juga dihinggapi oleh penyakit “ontime” ini. Ironi ya? Tapi itulah kenyataannya.
Mungkin tradisi yang membuat ironi ini tetap terjaga dalam kehidupan kemahasiswaan. Tradisi jam karet yang masih dinikmati oleh para mahasiswa. Kebiasaaan ini benar-benar melingkupi seluruh aspek kehidupan mahasiswa, mulai dari menghadiri kuliah, memulai rapat, sampai terkadang, untuk beribadah pun menjadi tidak ontime karena satu dan beribu alasan lainnya.
Padahal, masyarakat di luar sana, membutuhkan tindakan nyata dari para mahasiswa untuk memperbaiki kehidupannya. Namun, bagaimana bisa mahasiswa melakukan sebuah perubahan nyata di kalangan masyarakat kalau mereka sendiri belum mampu untuk merubah kebiasaaan jam karet ini?
Oleh karena itu, marilah kita lakukan perubahan terkecil ini terlebih dahulu. Berusaha untuk bisa menghargai waktu, dan menghargai orang-orang yang telah hadir tepat waktu. Kata ontime bukan berarti hadir tepat pada waktunya ( intime ), tapi hadir beberapa menit lebih awal sebelum waktunya. Insya Allah, jika kita sudah bisa untuk berusaha melakukan perubahan kecil ini, akan menyusul perubahan kecil lainnya yang menuju pada perubahan besar yang kita harapkan. Amin..
Semangat kawan! Dunia menunggu perubahan dari kita...