Rabu, 15 Juni 2011

Ibu pertiwiku kini

Jika mungkin bisa kuungkapkan dengan kata-kata, saat ini Ibu pertiwi sedang merasakan perasaan yang begitu bercampur, antara cemas, sedih dan marah. Namun dia hanya bisa diam dalam doa.

Ibu cemas melihat perilaku anak-anaknya yang semakin menjauhi tata krama. Disaat hukuman bukan lagi diberikan kepada pencontek melainkan kepada manusia- manusia jujur yang menolak untuk mencontek. Disaat menyuap telah menjadi rutinitas dan suatu hal yang biasa, bahkan di kalangan pemimpin bangsa. Disaat berita pembunuhan dan penembakan telah menjadi berita rutin yang setiap hari dikabarkan di media.
Cemas. Ibu semakin cemas memikirkan masa depan anak- anaknya kelak.

Ibu sedih melihat anak-anaknya semakin sedikit yang mau mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. Pergaulan bebas telah dilegalkan dimana- mana bahkan difasilitasi oleh orangtua. Kata- kata Ilahi telah digunakan semena-mena bahkan untuk menutupi kebohongan besar. Jilbab dan pakaian takwa telah dijadikan aksesoris fisik semata untuk kepentingan tertentu saja.
Sedih. Ibu selalu sedih melihat begitu jauhnya Sang Pencipta dari hati anak- anaknya.

Ibu juga marah. Karena semakin sedikit anak-anaknya yang mau merawat Ibu dan menjaga nama baiknya. Semakin sering nama baik Ibu dicoreng dihadapan ibu pertiwi lainnya karena ulah anak-anaknya. Semakin banyak rasa sakit yang Ibu rasakan atas perlakuan anak-anaknya. Ibu sudah sering menegur, tapi sepertinya teguran Ibu hanya didengar dan direnungi selama 1 bulan, setelah itu semuanya akan lpa dan kembali mengulang kesalahannya.

Kulihat Ibu pertiwi, sedang bersusah hati, airmatanya berlinang,,,,,



Lagu ini kudengar sejak aku kecil dulu, jika saat itu saja, Ibu pertiwi sudah bersedih, tak bisa kubayangkan betapa sedihnya ibu pertiwiku kini....

'Ya Allah, berikanlah kekuatan kepada kami, seluruh rakyat Indonesia, agar kami dapat terus berusaha memperbaiki negeri kami ke arah yang lebih baik dan berikanlah kesabaran kepada kami dalam menghadapi segala ujian dan cobaan yang melanda negeri kami.. Aamiin...'

5 komentar:

Unknown mengatakan...

negri yang serba terlanjur, gimana cara ngebenerinnya ti??

Aristyani DR mengatakan...

waduh, jangan tanya gw bi...
ya, minimal sih, sebagai warga negara yang baik dan mencintai ibu pertiwi.. mari kita benahi dulu diri kita sendiri, lalu keluarga dan teman2 terdekat, supaya g bikin ibu pertiwi cemas, sedih dan marah...
semangat memperbaiki diri demi Indonesia!!

AMIRUL IHLAS HIROSHI mengatakan...

Imam Malik rahimahullahu berkata:
"tidak ada yang dapat memperbaiki generasi sekarang, kecuali apa yang telah memperbaiki generasi awal dahulu"

Kalo mulai dari diri kita, mau kembali pada Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman para sahabat, insya Allah negara kita akan baik, walaupun perlu kesabaran.

Ayo perbaiki diri dengan belajar ilmu agama yang shahih

Barakallahu fiiki

Aristyani DR mengatakan...

Sip ka, tetap semangat!!

Unknown mengatakan...

Tanya bossman sontoloyo.