Senin, 28 November 2011

The power of smoke

Menurut wikipedia, rokok adalah

"Silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya."

Berdasarkan pernyataan di atas, rokok menjadi terlihat sangat sederhana. Rokok hanyalah silinder sepanjang jari tangan manusia dewasa yang berisi tembakau dan dapat dihisap. Namun, bagi saya, rokok tidak sesederhana itu.

Dampak buruk dari rokok sudah diketahui oleh masyarakat dengan cukup jelas. Hal ini juga sudah tertulis di setiap bungkus rokok yang mungkin hanya dianggap sebagai titik kecil yang tidak terlihat oleh para perokok. Salah satu dampak buruknya adalah kondisi kesehatan gigi mulut yang tidak baik. Sebagai calon dokter gigi, saya sudah cukup sering berhadapan dengan pasien perokok. Bahkan, sebelum saya menanyakan kebiasaan buruk pasien ( merokok ), saya sudah bisa mengetahui apakah pasien tersebut merokok dari kondisi gigi mulutnya yang tidak baik dan bau khas tembakau dari mulutnya. Kasus kanker atau tumor di mulut yang sering saya temukan juga memiliki kaitan yang kuat dengan riwayat rokok. Bagi praktisi kesehatan, merokok adalah kebiasaan buruk. Namun, pada kenyataannya, masih banyak praktisi kesehatan yang merokok dengan tenang.
The power of smoke #1: Rokok membuat para ahli dan praktisi kesehatan menutup mata atas efek buruk dari rokok terhadap kesehatan diri dan keluarga mereka sendiri

Selain membahayakan kesehatan, rokok juga mempengaruhi kehidupan perekonomian seseorang. Saya tidak membicarakan para jutawan yang memiliki cukup banyak uang untuk dibuang menjadi asap. Saya membicarakan orang-orang yang masih menikmati pekerjaannya sebagai pengemis dan menggunakan uang hasil mengemisnya tersebut untuk membeli silinder sepanjang 12 cm dibandingkan sebungkus nasi untuk diri dan keluarganya.
The power of smoke # 2 : Rokok telah membuat seseorang, dengan kondisi ekonomi yang kurang, lebih memilih untuk tidak makan dibandingkan tidak merokok

Di samping membahayakan kesehatan perokok, rokok juga dapat mempengaruhi kesehatan orang-orang di sekitar perokok karena menghidup udara yang telah terkontaminasi asap rokok dengan zat kimia di dalamnya. Peraturan mengenai kawasan anti rokok hanya menjadi wacana yang terus dilanggar oleh para perokok yang mungkin salah satunya adalah pembuat peraturan itu sendiri. Para pemimpin lembaga negara atau bahkan pemimpin keluarga tidak lagi memperhatikan kondisi orang-orang disekitarnya. Padahal mereka memiliki tanggung jawab terhadap orang-orang yang dipimpinnya.
The power of smoke # 3 : Rokok telah membuat para pemimpin mengabaikan amanahnya untuk bertanggung jawab atas yang dipimpinnya dan rokok telah membuat "rules maker" menjadi "rules breaker"

Iklan mengenai bahaya rokok sudah semakin sering ditayangkan di televisi. Kampanye anti rokok pun semakin gencar dilakukan oleh para "musuh rokok". Namun, iklan-iklan rokok yang ada di televisi dan media cetak juga semakin meriah. Rumah-rumah dan warung-warung yang berada di pinggir jalan raya pun semakin didominasi oleh lambang-lambang rokok. Acara musik dan acara olahraga pun dikuasai oleh perusahaan rokok. Bahkan, atlet yang menggambarkan sosok 'paling sehat' pun mengiklankan rokok.
The power of smoke #4 : Begitu banyak yang mengkampanyekan anti rokok, tapi lebih banyak lagi yang mengiklankan rokok.

Persoalan rokok ini memang belum bisa diselesaikan karena saat ini, siapa yang beruang, maka dia yang berkuasa dan rokok adalah pihak yang memiliki uang dan kekuasaan. Entah apa yang membuat para perokok memiliki prinsip " saya bisa mati jika saya tidak merokok". Entah apa yang dapat menyadarkan mereka bahwa udara yang mereka hirup itu juga dihirup oleh banyak orang di bumi ini.

Jika saja para perokok mau menggunakan hati nuraninya. Mereka tidak perlu memikirkan banyak orang di dunia ini, mereka juga pasti sudah tidak lagi memikirkan kesehatan diri mereka sendiri, tapi paling tidak, pikirkanlah orang-orang yang mereka sayangi, keluarga mereka. Walaupun keluarga mereka mungkin tidak sering terpapar asap rokok tapi ketika mereka meninggal karena rokok, apakah keluarga mereka sudah siap menghadapinya?

Perubahan perilaku diawali dengan kesadaran dan keinginan. Kita hanya bisa mengingatkan mereka dengan sabar karena kesadaran dan keinginan harus benar-benar timbul dari diri mereka sendiri. Oleh karena itu, mulai saat ini, jika ayah, kakak, suami, adik, paman atau siapapun sedang merokok, ingatkanlah mereka. Karena jika kau tidak bisa mengubah seseorang dengan perbuatan, maka lakukanlah dengan perkataan.

Stop smoking for a better future!



Tidak ada komentar: