Senin, 05 September 2011

Perihal cinta #3

Menyambung postingan saya sebelumnya di bulan Januari, sekarang saya akan kembali membicarakan tentang cinta, lebih spesifiknya sebagai seorang perempuan.

Sering sekali saya mendengar kalimat yang menyatakan dua pilihan, yaitu menikahi orang yang dicintai atau mencintai orang yang dinikahi. Sebelum membahas mengenai dua pilihan itu, saya akan kembali membahas sedikit tentang perempuan dan cinta.

Di postingan saya sebelumnya, saya menyatakan bahwa perempuan itu dicintai sedangkan lelaki mencintai. Perempuan akan lebih mudah mencintai seorang lelaki jika dia sudah merasa sangat dicintai oleh lelaki tersebut walaupun sebelumnya mungkin perempuan itu pernah mencintai lelaki lain, berbeda halnya dengan lelaki. ( yang bingung, liat postingan saya yg 'Perihal Cinta ' ya).


Lalu, bagaimana dengan 2 pilihan yang sudah saya paparkan di atas.
1. Menikahi orang yang dicintai
2. Mencintai orang yang dinikahi

Ada beberapa yang menyatakan bahwa poin pertama adalah berkah sedangkan poin kedua adalah kewajiban. Saya setuju dengan pendapat ini, karena kita tidak akan pernah bisa memastikan bahwa kita akan menikah dengan orang yang kita cintai karena jodoh adalah rahasia Ilahi, sedangkan mencintai orang yang kita nikahi adalah sebuah kewajiban. setuju?
Namun, jika saya kembali dengan fitrah seorang perempuan yang akan mencintai seseorang setelah dirinya dicintai , maka saya sebagai seorang perempuan akan memiliki pilihan : mencintai orang yang saya nikahi dan dinikahi oleh orang yang mencintai saya. Ya, singkatnya lelaki yang menikah dengan saya adalah seorang lelaki yang menikahi saya karena mencintai saya bukan mencintai saya karena menikahi saya. Egois? Iya, saya pun mengakuinya. Tapi, ini hanyalah keinginan yang ada dalam diri seorang perempuan sesuai dengan fitrahnya yang ingin dicintai, ingin dicari. Perempuan ingin dinikahi karena dicintai, bukan hanya sekedar dicintai karena akan dinikahi.

Terlepas dari keinginan yang ada, saya tetap menyerahkan segalanya kepada Sang Maha Kuasa. Siapapun yang ditakdirkan untuk menjadi jodoh saya kelak, bagaimanapun cara dia mencintai saya, insya Allah, saya akan menerimanya dengan ikhlas karena hanya Allah lah yang mengetahui yang terbaik bagi hambanya.

Seperti doa yang dititipkan Zainab kepada Hamid dalam film Di Bawah Lindungan Ka'bah , "semoga aku dapat menikahi lelaki yang kucintai dan mencintaiku" .. Aamiin..



6 komentar:

Rahmi Aulina mengatakan...

Amin, gw yakin semua orang di dunia ini (atheis, dinamisme, atau pun ber-Tuhan tunggal seperti kita) berharap seperti Zainab (untuk orang-orang yang normal). Terlepas dari itu semua, gw, maunya nikah sama yang mencintai gw dan gw cintai (teteepp, sama aja dong) hehe.. Insya Allah yaa monah (ga boleh ada yang manggil lo ini selain gw! :D)

Gw setuju sama postingan lo, doakan aku agar menikah dengan orang yang aku cintai dan mencintaiku, kayak Zainab. Amin. Hehehe ;)

Unknown mengatakan...

hai monah.... :*

amin amin buat semuanya, smoga bisa dibuktikan ya kalo doi cinta ke kitanya ga fake *kebanyakan nonton sinetron*

Rahmi Aulina mengatakan...

ehh kok elu nyebut2 monah jugak? itu kan gw doang yang boleeee :o

Aristyani DR mengatakan...

@ ami : hm, tapi ada beberapa orang yang melalui jalan perjodohan, kemungkinannya adalah yang kedua yaitu mencintai orang yg dinikahi... Ya, intinya sih, ikhlas aja lah, walopun doa juga tetep jalan, kan ikhtiar,,, hehehe,,,
Kamu mau mematenkan panggilan monah ? Hahaha,,, terserah ajalah..

@ riju : aamiin juuu...

faradinaputri mengatakan...

jodoh nggak akan ketuker, dan siapapun jodoh kita, insya Allah itu yg terbaik ya ibu2. aduh nggak sabar :D *Amaaaaaaarrrr*

Aristyani DR mengatakan...

Haha,, dina lagi mabuk amar ya? Sabar buu....