Kamis, 23 Desember 2010

There's only one hope

Aku punya sebuah harapan, karenanya aku berusaha keras untuk menggapainya. Harapan dalam kehidupan sosial dengan sesama makhlukNya. Terkadang, aku berharap untuk mendapatkan perhatian dari orang tersayang di saat tertentu, terkadang aku berharap untuk dapat memberikan perhatian kepada orang tersayang. Tidak jarang pula, aku berharap agar aku miliki waktu yang cukup untuk dapat berkumpul bersama mereka, berbagi ilmu, saling mengingatkan, saling menguatkan dan saling menyayangi..

Namun, itulah aku , seorang makhluk yang memiliki banyak kekurangan. Tanpa sadar, mungkin aku terlalu besar menaruh harapan kepada orang-orang di sekitarku. Begitu pula, terhadap diriku sendiri. Mulai muncul sedikit pecahan kekecewaan dalam hati, karena harapanku tidak dapat terpenuhi sebesar apapun usahaku. Kenyataannya, harapan itu tidak akan terwujud, jika aku hanya meletakkannya pada makhluk...

Mungkin saja, aku telah memberikan yang terbaik untuk menggapai harapanku. Namun ternyata setiap kebaikan tidak selalu dibalas dengan kebaikan. Setiap usaha terbaik tidak selalu berujung pada hasil yang baik, kecuali jika kau letakkan harapanmu itu pada Sang Maha Pencipta dan Maha Pemilik Atas Segalanya, termasuk harapan yang ada di dirimu...

Hanya ada satu harapan yang dapat membuatmu tersenyum bahagia tanpa ada sedikitpun pecahan kecewa yang mampu mengiris hati dan membuat luka di dalam dirimu, yaitu harapan atas segala keridhoanNya, harapan atas setiap berkah dan cintaNya, harapan atas segala keputusanNya...

Hanya ada satu , hanya kepadaNya..

Dia mengajarkan kita untuk ikhlas dan sabar ketika harapan itu belum dapat kita gapai, namun seandainya pun harapan itu bergerak semakin menjauhi kita, maka yakinlah bahwa Dia telah memilihkan harapan terbaik bagi kita.. Harapan hanya kepadaNya , berarti tidak ada rasa ingin mendapatkan balasan yang sama, tidak ada lagi rasa kecewa dan tidak ada lagi rasa menuntut yang tinggi..

*ikhlaslah dengan setiap ilmu, tenaga, waktu, dan materi yang telah kau berikan untuk orang lain walaupun kini kau tidak mendapatkan balasan apapun atasnya, karena harapanmu bukan kau letakkan pada manusia, melainkan kepada Sang Pencipta *

Sabtu, 11 Desember 2010

Parents...

Cinta orangtua kepada anaknya memang tak akan habis oleh apapun juga di dunia ini...Cinta yang sudah tumbuh sejak sang anak masih dalam rahim ibunda dan cinta ini terus hadir hingga ajal memisahkan mereka...Inilah yang membuat ridho Allah ada pada ridho orangtua, karena cinta mereka pada kita memang sangat luar biasa...

Saat berita tentang kehadiran janin dalam rahim sang ibunda, semua keluarga berbahagia mendengarnya, terlebih lagi sepasang insan yang akan menjadi orangtua itu. Selama di dalam janin, ibu terus memperhatikan setiap pertumbuhan sang bayi. Dengan penuh cinta dan kasih sayang, ibu selalu memberikan yang terbaik dalam perawatan kehamilannya, bahkan ibu harus merubah pola makannya, aktivitasnya, dan juga ruang geraknya. Tapi, semuanya ibu lakukan dengan ikhlas, karena cinta dan harapan akan hadirnya seorang bayi mungil di hadapannya. Walaupun kondisi fisiknya harus berubah, ibu tidak pernah mengeluh dan menyalahkan sang bayi, dan ayah pun begitu. Setiap hari, ayah selalu berusaha mencari nafkah sebanyak-banyaknya untuk mempersiapkan kehadiran sang bayi, biaya persalinan, perlengkapan bayi dan segala sesuatu kebutuhan untuk dua orang yang paling dicintainya, sang ibu dan bayi dalam rahimnya.

Waktunya pun telah tiba, bayi mungil itu lahir ke dunia dengan suara tangisannya yang membuat ayah dan ibu pun menagis bahagia. Kini, tugas baru telah diemban sepasang insan bahagia itu. Kelelahan yang telah dirasakan selama kehamilan kemarin belum juga berkurang, tapi malah bertambah. Ibu harus terus memperhatikan pola makannya karena dari situlah, bayi mungil ini akan mendapatkan ASI. Bangun setiap malam akan menjadi hal yang biasa bagi ayah dan ibu untuk menggendong sang bayi, menenangkannya , mengganti popoknya dan mengajaknya bermain ketika sang bayi telah bosan. Bahkan, nenek dan kakek dari sang bayi pun ikut memberikan perhatian terbaiknya pada sang cucu seperti saat merawat anaknya dulu.
Inilah cinta orangtua pada anaknya, cinta yang tidak pernah terputus, cinta yang sangat dinilai oleh sang Maha Pencinta. Mungkin kini kita hanya bisa membayangkan apa yang telah dilakukan orangtua kita dulu kepada kita, tapi saat kita sudah beranjak untuk menjadi ‘orangtua’, kita akan semakin menyadari betapa besarnya cinta mereka kepada kita.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23)


I love you mom, dad!
*terima kasih kepada kakakku yang telah memperlihatkan padaku, betapa besar cinta orangtua pada anaknya*

Selasa, 30 November 2010

Alhamdulillah....

Masalah adalah adanya ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Seringkali, masalah yang datang dalam hidup kita tidak dihadapi dengan kepala dingin dan hati yang tenang, tapi dengan emosi yang terungkap dalam sikap marah, kesal, murung, sedih yang berlarut-larut dan perasaan yang biasa kita sebut dengan istilah "BT". Kehadiran masalah dalam hidup seorang manusia tentu sudah menjadi fitrah, karena itulah cara Allah untuk mengajarkan kita akan sikap ikhlas dan syukur.

Ada sebuah makna mendalam yang kudapatkan dari seorang lelaki paruh baya yang saat aku temui sedang melaksanakan pekerjaannya dengan ikhlas sebagai seorang supir taksi. Sebut saja beliau adalah Pak A. Saat itu, aku sedang melakukan perjalanan dari kampus menuju arah Menteng, dan entah bagaimana awalnya, Pak A mulai menceritakan sedikit tentang kehidupannya:
( inilah yang aku suka dari perjalanan dengan pelajaran berharga )

Pak A : Alhamdulillah, anak pertama saya sudah kerja menjadi polisi..
Saya : Wah, dimana pak?
Pak A : Di daerah Jawa sana, kampung saya..
Saya : Jauh juga ya pak?
Pak A : Iya, alhamdulillah masih kere mba, walopun jadi polisi..
Saya : Oooh, iya pak ( sambil tersenyum dan bingung )
Pak A : Iya mba, wong dia di jalanan kan bisa aja dapetin uang, tapi alhamdulillah masih kere mba..
Saya : ( mulai mengerti ) oh, iya pak.. Alhamdulillah.. g macem2 lah ya pak?
Pak A : Iya, kmaren aja mau nyekolahin anaknya nda punya duit mba... Saya mah bersyukur aja mba, berarti dia masih inget ajaran agama.
Saya : oohhh, iya pak.. ( tak bisa berkata-kata )
Pak A : Ini saya aja, dari dulu ya, begini aja,, jadi supir, g bisa ngasih apa2 mba ke keluarga, wong nda punya apa2..
Saya : Ooohh, emang udah berapa lama jadi supirnya pak?
Pak A : Yah, nda lama sih mba, dari sebelum saya nikah dulu..
*padahal sekarang anaknya ada yg udah jadi polisi*
Saya : Wah,, lama juga ya pak? Dari dulu udah jadi supir taksi?
Pak A : Ya ngga mba, dulu saya supir mobil semen. Yah, beginilah mba, walopun g berubah dari dulu, alhamdulillah, anak saya udah ada yang jadi polisi. Ade2nya juga masih bisa sekolah.
Saya : Iya pak, Alhamdulillah,, ( amazing dengan kepribadian Pak A )
Aku begitu kagum dengan Pak A ini. Beliau telah menjalani pekerjaannya sebagai supir dengan sangat ikhlas , dengan kondisi yang tidak terlalu jauh berbeda , beliau masih mensyukuri pekerjaan yang dimilikinya sekarang. Beliau sama sekali tidak menghadapi masalah dalam hidupnya dengan keluh kesah, melihat kondisi anaknya ( yg polisi itu ) tidak bisa menyekolahkan anaknya karena tidak punya uang, beliau masih bisa mengucap syukur kepada Allah dan menceritakan dengan penuh bangga bahwa anaknya itu tidak menyalahgunakan pekerjaan sebagai polisi. Subhanallah..
Beliau telah mempelajari ikhlas dan syukur dengan sangat baik. Semoga kita semua bisa meneladaninya.. Amin..
*terima kasih atas pelajaran hidup berharga yang telah bapak bagi kepada saya*

Minggu, 31 Oktober 2010

Hadiah itu indah

Pernahkah kau memberikan hadiah?
Aku yakin, sebagian dari kita akan menjawab pernah. Hadiah itu bisa berupa barang maupun lainnya. Diberikan untuk seseorang yang disayangi, dihormati atau disukai. Memberikan hadiah kepada seseorang bisa dilakukan dengan sepenuh hati , bisa juga tidak. Biasanya, hadiah yang diberikan untuk sebuah formalitas tidak didasari dengan kesungguhan hati, seperti untuk atasan, atau seseorang karena jabatan. Tapi, jika hadiah itu diberikan dengan sebuah niat yang tulus maka hati akan berperan di dalamnya. Dan biasanya hadiah yang seperti itu ditujukan untuk orang-orang tersayang seperti teman, sahabat dan keluarga.

Diawali dengan mencari jenis barang yang akan diberikan. Biasanya, kita akan mencari benda kesukaan dari orang tersebut, atau sesuatu yang dibutuhkannya. Lalu , kita mulai membuat kartu ucapannya dengan beribu doa tulus di dalamnya, dan terakhir, kita membungkusnya dengan penuh kesungguhan. Kita tidak segan untuk menyisihkan uang tabungan, waktu dan pikiran untuk memberikan yang terbaik dalam hadiah itu. Pengorbanan telah dilakukan demi sebuah pesan kesungguhan yang ingin disampaikan dalam pemberian hadiah itu.

Dan, jika kau melakukannya dengan sungguh-sungguh, maka pesan kesungguhan itu akan sampai pada orang yang kau tuju. Tapi jika tidak, maka jangan harap, orang yang kau tuju akan mendapatkannya.

Biasanya hadiah diberikan saat ada perayaan atas sesuatu, seperti ulang tahun, anniversary pernikahan maupun karena sebuah prestasi. Tapi, ada juga beberapa orang yang tidak memerlukan sebuah momen khusus untuk memberikan hadiah pada seseorang. Karena hadiah itu mengandung sebuah makna.

Hadiah merupakan sarana untuk mengungkapkan sesuatu.

Dengan hadiah, aku mampu mengungkapkan rasa sayang dan cintaku pada kedua orangtua saat anniversary pernikahan mereka, begitu pula dengan rasa sayang dan cintaku pada kakakku saat dia menikah. Dan hadiah-hadiah lain yang kuberikan dengan penuh rasa sayang pada sahabat-sahabatku. Bagiku, hadiah adalah sebuah cara yang indah untuk menggambarkan sebuah rasa.


Pernahkah kau mendapatkan hadiah?
Bagaimanakah rasanya? Indah dan bahagia.

Terkadang materi yang diberikan tidak akan terlalu kau pikirkan. Apapun hadiah yang diberikan, yang pertama akan kau ingat adalah orang yang memberikan hadiah itu padamu. Kau akan mencari jawaban, mengapa orang itu memberikan hadiah kepadamu? Apakah pesan yang ingin disampaikan atas hadiahnya? Dan kau akan menemukan jawabannya melalui hadiah itu. Karena, hadiah itu merupakan sarana untuk penyampaian sesuatu. Aku mengerti, mengapa orangtua dan kakakku memberikan hadiah untukku, begitu pula dengan sahabat-sahabatku yang dengan surprise nya memberikan sebuah hadiah tak terduga.

Namun, untuk beberapa orang, hadiah itu tidak terlalu penting karena terkesan materialistis. Beberapa orang, menganggap, tidak perlu buru-buru untuk memberikan hadiah atas sebuah prestasi, sebuah perayaan ulang tahun atau sebuah perayaan anniversary. beberapa orang menganggap, hadiah itu hanya benda yang dapat diberikan oleh siapapun kepada siapapun juga.

Bagiku, materi tidak penting. Bahkan, sebuah senyum pun dapat kau berikan sebagai hadiah asal kau sampaikan pesan dalam senyum itu, katakan jika itu adalah sebuah hadiah atas sesuatu. Bagiku, semakin cepat kau sampaikan hadiah itu, maka akan semakin cepat pesan itu sampai. Semakin cepat kau akan lihat kebahagiaan dalam wajah orang yang kau tuju.

*terima kasih untuk semua orang yang pernah memberikanku hadiah selama hidupku. dari orang yang terdekat sampai orang-orang yang tak pernah kuduga. Dari cara yang biasa, sampai cara yang luar biasa. dan untuk semua orang yang pernah kuberikan hadiah, semoga pesan itu sampai. *

Sabtu, 23 Oktober 2010

stay focus!

Menjalani kehidupan bukanlah tanpa sebuah tujuan
Entah untuk jangka waktu yang lama maupun sebentar
Semuanya dilalui dengan usaha untuk mencapainya
Mendapatkan yang diimpikan, meraih yang dicita-citakan dan menjadikan bahagia bagi orang-orang tersayang

Tujuan hidup setiap orang tentu berbeda
Tapi saat ada satu tujuan yang sama, maka itu akan menjadi awal dari sebuah kebersamaan
Bersama untuk mencapainya, bersama untuk menghadapi segala tantangannya

Rintangan dan hambatan itu telah menunggu untuk dihadapi dan diselesaikan
Usaha dan upaya pun telah dilayangkan dengan keras dan kuat
Tapi, hasil akhir memang tak selalu mudah untuk didapatkan dengan indah

Terpusat pada pencapaian tujuan tanpa memusingkan hambatan yang ada
Bersama mengerahkan segala upaya tanpa menghiraukan godaan yang timbul
Hambatan itu bukan hadir untuk dipikirkan dan dilawan, tapi untuk diselesaikan
Rintangan itu tidak datang dengan penawaran tapi dia akan pergi dengan kepastian
Memastikan segalanya tertuju pada pencapaian mimpi, perwujudan asa dan juga cita

Fokus pada titik di ujung sana
Saat kau menemukan apapun yang menghalangi langkahmu itu.
Tetaplah fokus
Karena setiap langkah dalam hidupmu harus membuatmu berada lebih dekat dengan tujuan itu
Bukan tetap di tempat karena kesibukanmu memusingkan hambatan itu
bahkan mundur ke belakang karena kelelahanmu melawan hambatan itu
Tapi selangkah lebih maju karena kau fokus pada tujuanmu

Stay focus!

Sabtu, 02 Oktober 2010

Painfully addicted??

Mungkin aku sudah mendengar kata organisasi sejak SMP, yaitu OSIS. Begitu juga dengan OSIS semasa aku SMA dulu. Tapi, organisasi itu sangat berbeda dengan organisasi yang aku kenal di dunia mahasiswa..

Saat aku masih dalam masa bimbingan di kampus baruku, aku mendapatkan tugas untuk me wawancarai seniorku angkatan 2004 dan dari seniorku ini lah aku mengenal frase "painfully addicted". Apa maksudnya?

Seiring berjalannya waktu, aku mulai menapaki organisasi di kampusku ini. Alhamdulillah, sejak aku duduk di tingkat 1, aku sudah diberikan kesempatan untuk menjadi anggota sebuah lembaga eksekutif di kampusku. Dan ternyata, keanggotaanku ini berlanjut hingga aku berada di tingkat 3.
Sekitar 3 tahun, merasakan dunia organisasi mahasiswa,, aku semakin menyadari bahwa frase yang dulu diberikan pada seniorku memang benar adanya..

Menjadi anggota sebuah organisasi mahasiswa , yang tentunya tidak digaji, membuatku mengenal kata lelah , penat dan bosan. Bahkan tidak jarang, karena sebuah permasalahan di organisasi ini, aku dikenalkan pula dengan kata marah, sakit hati, tangis dan takut. Dan, keinginanku untuk berhenti dan keluarpun menjadi mudah sekali untuk timbul.

Namun, aku pun banyak sekali menemukan cahaya semangat, tawa bahagia maupun hangatnya persaudaraan yang ada di organisasi ini. Terlebih lagi, ketika sebuah pekerjaan telah berhasil dilaksanakan dan memberikan dampak baik terhadap lingkungan di sekitar organisasi tersebut. Rasanya, semua penat, lelah, marah, dan tangis yang pernah kurasakan dulu hilang seketika dan aku bersyukur telah diberi kesempatan untuk berada di dalamnya..

yah, benar sekali kata seniorku dulu,,
Apa yang kurasakan dalam organisasi ? jawabnya "painfully addicted"
karena, walaupun "pain" ini sering menghampiriku, tapi aku tetap "addict" terhadap organisasi ini..

Waktu terus berjalan.
sudah waktunya bagiku untuk meninggalkan hal adiktif ini dan berjalan ke tahap selanjutnya.
Terima kasih untuk seluruh senior dan teman-teman yang membuatku merasa bersyukur menjalani hal ini.
dan
Semangat untuk seluruh rekan2 yang akan meneruskan organisasi ini!
Hidup Mahasiswa!!

*special thanks to K Masita Mandasari , FKG UI 2004

Kamis, 23 September 2010

it's been 6 years my friend...

25 September 2004, 6 tahun yang lalu, sekelompok siswa kelas 1 berkumpul di sebuah gedung serba guna untuk menentukan nama bagi angkatannya. Terpilihlah sebuah nama yang mengantarkan mereka semua pada kesatuan dan kekompakan sebagai 1 angkatan.
MORGANAXIS....
MOslem Revolution GenerAtioN Angkatan X Insan cendekia Serpong

6 tahun yang lalu, angkatan itu memulai kehidupan baru mereka sebagai sebuah angkatan di "penjara suci" yang terletak di Serpong. Mereka menjalani MOS bersama selama 10 hari yang penuh dengan tekanan dan pelajaran dari senior sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan asrama. Awalnya, mungkin di antara mereka, masih ada yang tidak ikhlas masuk ke "penjara suci" itu, namun kurasa, kini, mereka semua bersyukur telah masuk atau dipaksa masuk ke sekolah itu karena disitulah mereka semua menemukan keluarga keduanya.

3 tahun terasa cukup singkat, walaupun dalam kurun waktu itu, sudah banyak sekali kenangan yang terpatri dalam hati mereka masing-masing.
*Studi tur dan kenangan berbeda di tiap tahunnya.
Kelas 1 , ke saung mirwan di puncak,
kelas 2, ke bandung
kelas 3, ke lampung dan pulau condong
*Berbagai kepanitiaan yang ada , dan yang paling teringat adalah kaizer ( acara perpisahan untuk anak kelas 3 yang dibuat oleh angkatan mereka )
*Berbagai acara angkatan , AHM, AM, AHM2 dan yang lainnya..

Tidak lupa juga, persembahan terakhir mereka saat kelas 3 di acara RAMPAGE dan membuat mereka memenangkan beberapa lomba..

Foto pas kelas 2, sehabis GAKIC (klo g salah )

Waktu berlangsung cukup singkat, setelah melewati hampir 3 tahun kenangan bersama, akhirnya tiba bagi mereka semua untuk berpisah. Tibalah saatnya, untuk memilih jalan hidup ke depan masing-masing. Melewati berbagai tes masuk perguruan tinggi, akhirnya hampir 50% dari angkatan itu melanjutkan studinya ke ITB , sedangkan sisanya tersebar cukup merata di Jakarta, Jogja, Surabaya dan wilayah Indonesia lainnya, bahkan beberapa dari mereka telah memilih untuk merantau ke luar negeri.

Waktu terus bergulir, hingga akhirnya di tahun 2010, mereka kembali bertemu dalam sebuah acara buka puasa angkatan. Di acara itu, semuanya terlihat berbeda. Kini, mereka bukanlah lagi angkatan kelas 1 yang masih beradaptasi untuk bisa menghadapi kehidupan asrama. Kini, mereka bukanlah lagi angkatan kelas 3 yang masih sibuk mencari perguruan tinggi demi mewujudkan cita-citanya..

Kini, mereka adalah sekumpulan pemuda yang sedang menapaki perjalanan akhir dalam studinya, bahkan ada di antara mereka yang sudah lulus dan menghadapi dunia kerja. sementara yang lain, ada yang sedang menyusun tugas akhirnya, ataupun menyusun langkah ke depan agar dapat menyelesaikan studi secepatnya..
Dan, di tahun 2010 ini, 2 orang di antara mereka akan mulai menjalani kehidupan baru bersama pasangannya.
Kini, angkatan itu sudah berbeda..

buka puasa 2010 di rumah Yudha

Tanpa terasa, sudah 6 tahun mereka saling mengenal dan menjalin hubungan kekeluargaan yang begitu lekat. Tanpa terasa, sudah 6 tahun, mereka menjadi bagian dari kehidupanku..

Happy birthday Morganaxis..
Terima kasih untuk segalanya dan semoga kita bisa terus seperti ini hingga tua nanti.. amin..

Sabtu, 11 September 2010

Untuk apa?

Pernahkah kau merenung saat melihat matahari di siang hari begitu terik menerangi bumi?
Pernahkah kau berpikir saat berdiri di pinggir pantai menatapi gulungan ombak di laut yang deburannya terasa menggetarkan hati?
Pernahkah terbersit dalam pikiranmu, mengapa itu semua terjadi? Apakah tujuan Allah dalam setiap fenomena alam yang ada?

Allah Maha Kuasa atas matahari yang diciptakanNya untuk membantu aktivitas manusia di bumi agar manusia dapat memanfaatkan segala potensi alam ciptaanNya
Allah Maha Mengetahui atas angin yang dibiarkanNya menggulung ombak dan membuat manusia dapat memanfaatkan segala potensi laut ciptaanNya

**

Pernahkah kau merenung saat mendapati dirimu masih bisa bernafas hari ini dan merasakan kembali indahnya hidup?
Pernahkah kau berpikir saat berjalan menuju kampusmu dan menyadari bahwa kau adalah seorang mahasiswa kesehatan?
Pernahkah terbersit dalam pikiranmu, mengapa itu semua terjadi? Apakah tujuan Allah dalam setiap misteri kehidupan yang kau miliki?

Allah Maha Kuasa atas berkahNya yang diberikan pada kita untuk kembali menghirup segarnya kehidupan di hari ini agar kita dapat kembali memperbaiki diri dan sedikit mencoba memperbaiki lingkungan kita
Allah Maha Mengetahui atas karuniaNya yang dianugerahkan pada kita untuk mengenyam pendidikan kampus demi sebuah tugas mulia di akhir masa studi kita

Pernahkah kau bertanya, untuk apa aku kuliah di fakultas kesehatan?
Namun, sebelum kita menanyakannya pada Sang Maha Pencipta..
Dia telah menjawabnya dalam Al-Qur'an
"Dan tidaklah kuciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepadaKu"
( Adz_Dzariyat : 56)

Saat kita mampu untuk merenung.. Berkontemplasi...
Apa yang Allah inginkan dari kita sebagai seorang dokter?
Apakah untuk menjadi kaya? Apakah untuk memakmurkan diri sendiri?
Apakah untuk mengambil keuntungan setinggi-tingginya dari pasien?
Apakah untuk hal duniawi?

Ingatlah.
Allah memberikan kita amanah untuk menjadi dokter dengan tujuan agar kita beribadah padaNya, bukan yang lain...
Karena sejatinya, apapun pekerjaan kita, kita tetaplah hambaNya, khalifah di muka bumi, penerus perjuangan Rasulullah tercinta..

Kita menjadi dokter untuk menolong sesama dengan azzam kuat demi ibadah kepadaNya..

Kita menjadi dokter karena Allah Maha Kuasa atasnya


*terima kasih untuk dosen2ku yang mengingatkan segalanya

Senin, 30 Agustus 2010

Smoke, smoking n smoker

Topik mengenai rokok sudah menjadi pembicaraan yang tak pernah usai di kalangan masyarakat terutama di kalangan para praktisi kesehatan. Pro kontra mengenai undang-undang larangan merokok terus terjadi di antara pemerintah, masyarakat maupun industri rokok itu sendiri. Sebenarnya, apa yang menjadi dasar atas polemik berkepanjangan ini? Dan apa solusi yang bisa kita ambil sebagai masyarakat awam?

Informasi mengenai komposisi rokok sudah tersebar luas di masyarakat, begitu pula dengan bahaya yang ditimbulkannya. Bahkan hal ini tertera dengan jelas di bungkus rokok dan juga di iklan-iklan rokok media massa. Selain itu, masyarakat juga sudah memahami, bahwa bahaya rokok itu tidak hanya akan menjangkiti para perokok aktif tapi juga perokok pasif yang hidup di sekitar perokok aktif. Hal inilah yang membuat masyarakat mulai resah dengan keberadaan para perokok aktif yang dengan seenaknya merokok di mana saja.

Jumlah kematian yang tinggi akibat kanker paru-paru sepertinya sama sekali tidak membuat para perokok itu berpikir dua kali untuk melanjutkan kebiasaan merokoknya. Mereka menutup mata atas banyaknya penyakit yag disebabkan oleh rokok, misalnya kanker paru-paru, kanker mulut, impotensi , bahkan sampai gangguan janin bagi ibu hamil. Kenikmatan yang , menurut mereka, mereka dapatkan dari sebatang rokok itu ternyata telah mengalahkan akal sehat mereka untuk hidup lebih sehat. Bahkan, beberapa perokok yang sudah memiliki penyakit sistemik seperti diabetes melitus, hipertensi dan stroke ringan, tetap tidak mau untuk menghentikan kebiasaan merokoknya walaupun mereka tahu, kebiasaan itu akan membawa mereka menuju kematian yang lebih cepat.


Permasalahan rokok ini tentu tidak hanya mempengaruhi kesehatan tubuh seseorang, tapi juga kesehatan ekonominya. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, harga sebatang rokok itu tidaklah lebih murah dibandingkan dengan harga makanan pokok. Dan, sungguh memprihatinkan sekali bahwa jumlah perokok di kalangan menengah ke bawah cukup banyak. Mereka lebih memilih untuk membeli rokok setiap harinya, padahal uang yang digunakan untuk membeli rokok tersebut dapat mereka gunakan untuk memperbaiki kualitas hidup mereka, seperti menabung untuk biaya pendidikan, membeli makanan-makanan yang lebih bergizi , terutama untuk bayi dan anak-anak.


Banyaknya kerugian yang ditimbulkan dari rokok ( kesehatan dan ekonomi ) telah memancing suara masyarakat untuk berteriak pada pemerintah demi sebuah kebijakan. Kaum muda yang diwakili oleh mahasiswa mulai menyuarakan pendapatnya dengan mengadakan kampanye anti rokok dimana-mana. Begitu pula, dengan anak-anak SD sampai SMA yang ikut serta dalam kampanye anti rokok yang diadakan oleh sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) anti rokok. Masyarakat sudah resah dengan asap-asap rokok yang mulai mengepul disekitarnya.

Tapi, di lain sisi, industri rokok juga mulai menunjukkan kuasanya. Jumlah konsumen yang sangat besar di Indonesia membuat industri rokok menjadi industri besar dan memiliki pendapatan yang sangat besar pula. Dengan banyaknya pendapatan itu, industri rokok ini mulai menyisihkan sebagian pendapatannya untuk biaya publikasi & iklan maupun untuk bidang sosial. Dapat kita lihat bersama, industri rokok sangat merajai kompetisi-kompetisi olahraga di dalam negeri, begitu pula dengan penyiaran pertandingan sepakbola dari klub mancanegara. Tidak hanya bidang olahraga, acara-acara pentas seni maupun konser musik di Indonesia pun ikut didominasi oleh lambang, spanduk dan iklan dari industri rokok. Selain itu, iklan-iklan di media massa yang dibuat oleh industri rokok pun dapat didesain dengan sangat menarik sehingga sangat mudah diingat oleh masyarakat banyak walaupun di dalam iklan tersebut, tidak ada satu pun adegan yang menunjukkan batang rokok maupun orang yang sedang merokok. Industri rokok juga melebarkan sayapnya dalam bidang sosial. Sudah cukup banyak beasiswa-beasiswa yang diberikan oleh industri rokok kepada siswa-siswa sekolah maupun kepada mahasiswa. Tidak bisa dipungkiri, cukup banyak siswa dan mahasiswa yang kelanjutan studinya sangat dibantu oleh beasiswa dari industri rokok ini.

Namun, banyaknya usaha yang telah dilakukan oleh industri rokok untuk bidang sosial tidak dapat merubah teriakan masyarakat akan bahaya rokok yang ada di depan mereka. Masyarakat terus meminta pemerintah untuk dapat segera mengeluarkan kebijakan mengenai hal ini. Akhirnya, di tahun 2005, Pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 75 tahun 2005 tentang kawasan dilarang merokok. Di dalam peraturan itu, Pemerintah dengan tegas menjelaskan bahwa para perokok tidak diperbolehkan untuk merokok di tempat-tempat yang dinyatakan sebagai kawasan dilarang merokok, yaitu tempat umum, tempat kerja, tempat proses belajar mengajar, tempat pelayanan kesehatan, tempat bermain anak-anak, tempat ibadah dan angkutan umum. Selain itu, pemerintah juga menjelaskan mengenai syarat-syarat kawasan merokok yaitu tempat yang memperbolehkan para perokok untuk melakukan kebiasaan merokoknya.

Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut, masyarakat cukup merasa lega dan berharap besar akan adanya perubahan mengenai hal tersebut di lingkungan sekitar mereka. Tapi, pada kenyataannya, kawasan-kawasan dilarang merokok itu tidak terealisasi dengan baik, terlebih lagi dengan kawasan-kawasan merokok yang tidak memenuhi beberapa persyaratan seperti yang tercantum dalam peraturan pemerintah.

Para perokok masih belum mematuhi konsep kawasan dilarang merokok tersebut karena belum adanya sanksi yang jelas dan nyata bagi mereka yang melanggar. Begitu pula dengan penanggung jawab tempat-tempat umum yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya membuat kawasan khusus merokok demi menjaga kepentingan masyarakat banyak. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, maka peraturan pemerintah yang berkaitan dengan masalah rokok ini hanya akan menjadi wacana yang merupakan pemenuhan tanggung jawab pemerintah atas banyaknya desakan masyarakat yang meminta kebebasan untuk menghirup udara tanpa asap rokok.

Pro kontra masalah rokok ini memang sulit untuk diatasi, karena berkaitan dengan hak asasi para perokok untuk meneruskan kebiasaan merokoknya. Namun, hal yang pasti dapat kita lakukan untuk sedikit memperbaiki keadaan adalah membenahi diri sendiri dan lingkungan terdekat kita. Sosialisasi mengenai bahaya asap rokok bagi para perokok pasif harus lebih ditingkatkan lagi, sehingga penanggung jawab tempat-tempat umum tersebut dapat menyadari bahwa keputusannya untuk membuat kawasan dilarang merokok dan memisahkannya dengan kawasan merokok merupakan tindakan yang sangat tepat dalam pemenuhan hak masyarakat banyak akan udara bebas asap rokok. Begitu pula, dengan penjagaan anak-anak dari iklan-iklan rokok dan rokok itu sendiri, agar mereka tidak mudah terpapar dengan rokok dan akhirnya mencoba-coba untuk mulai mengkonsumsinya. Jika kita sudah melakukan hal-hal terkecil pada lingkungan sekitar kita, maka kita bisa menyuarakan kembali permasalahan rokok ini kepada pemerintah daerah, sehingga peaturan yang telah dibuat dapat dilengkapi dengan sanksi-sanksi yang lebih jelas. Hal ini tentu harus segera dilaksanakan karena menyangkut kepentingan masyarakat banyak dan menyangkut kepentingan para penerus bangsa. Jadi, haruskah merokok dilarang? Menurut saya, jawabannya ada di dalam hati kita masing-masing.

Minggu, 15 Agustus 2010

Lukisan-Nya di timur negeriku *part 2*


Halmahera Selatan
Tibalah waktu yang ditunggu-tunggu olehku dan Hendro, karena akhirnya kami berdua dipertemukan dengan Pak Camat dari Kayoa, salah satu wilayah di Halmahera Selatan, lokasi sasaran baksos kami. Sudah sekitar 5 hari, kami terkatung-katung tanpa kejelasan, karena pihak dinkes provinsi selalu bilang kalau untuk urusan Halsel sudah mereka urus dan kami tidak perlu khawatir, karena yang meminta kami untuk mengadakan baksos disana adalah Pak Gubernur. Wah, alhamdulillah sekali jika hal itu benar-benar terjadi dan bukan hanya omongan semata. Tapi, pada kenyataannya, warga desa Guruapin, Kecamatan kayoa itu baru mengetahui akan diadakan baksos di wilayahnya ketika aku tiba disana. Sabtu pagi, 24 Juli 2010, pukul 02.00 dini hari, aku baru menginjakkan kakiku di pulau Guruapin setelah menempuh kurang lebih 5 jam perjalanan laut menggunakan kapal motor. Subhanallah, ombak di malam hari itu membuatku cukup mabuk laut dan hanya mengijinkanku untuk makan malam sebentar sebelum akhirnya aku meminum antimo dan tertidur sampai kapal itu mencapai dermaga desa Guruapin.
Pagi-pagi sekali, akhirnya aku bertemu dengan pihak puskesmas desa setempat, Dr.Oskar yang ternyata adalah suaminya kk kelasku, Drg.Betty , lulusan UI thn 2002. ( Mereka berdua PTT disini, hmm,, inspiring,, ) Awalnya, Dr.Oskar cukup marah karena merasa kedatanganku dan hendro sangat tiba-tiba dan membuat pihak Puskesmas harus memundurkan jadwal Puskeslingnya. Namun, setelah kuceritakan penantianku di Ternate untuk bisa mencapai Halsel dan juga janji-janji yang diberikan dinkes Provinsi, akhirnya Dr.Oskar mau membantu kami. Sebenarnya aku dan Hendro belum pernah kenal langsung dengan K’Betty, karena jarak angkatan yang cukup jauh, namun K Betty dan Dr.Oskar ( yang ternyata anak FK unpad dan meminta dipanggil kang Oskar ) sangat membantu kami selama 2 hari persiapan disana. Ya, persiapan itu hanya 2 hari, dengan segala keterbatasan yang ada, akhirnya kami siap untuk menerima kedatangan rombongan esok harinya.
Bersama anak-anak Guruapin ( Heri, Rikal, Aga, dkk)
Desa Guruapin, Desa Bajo dan P.Lelei
Hari pertama, aku berada di sana, aku sudah disajikan dengan keindahan alam yang semakin luar biasa. Melihat ikan-ikan cantik cukup dari samping dermaga saja, terlebih lagi, ketika matahari terbit, subhanallah... Indahnya pulau ini. Disini, penduduknya 100 % muslim. Mereka semua ramah sekali, walaupun K Betty selalu mengingatkan kami untuk tidak berjalan sendirian selama disini. Namun, yang cukup mengejutkan adalah banyaknya jumlah anjing disini. Katanya, anjing-anjing itu memang dipelihara untuk melindungi warga dari babi hutan. Hari disaat aku menantikan rombongan dari Jakarta, aku dan Hendro ditemani oleh anak-anak asli desa ini, mereka begitu antusias melihat kedatanganku dan Hendro, dan kami dipanggil “Pakdok” atau “Budok” yang artinya adalah pak dokter dan bu dokter. Bahasa disini sudah berbeda dengan bahasa di Ternate, namun, Alhamdulillah, aku dan Hendro sudah terbiasa. Anak-anak ini menceritakan segala keunikan desa ini, mulai dari Pantai Watambi yang sangat indah dengan pasir putihnya, sampai cerita-cerita mistis khas desa sini. Kami banyak bercanda dengan mereka, walaupun terkadang aku dan Hendro terdiam karena tidak mengerti bahasa mereka. Mereka sangat lugu. Satu-satunya tempat mereka untuk rekreasi keluar pulau ini adalah Ternate. Disanalah mereka bisa berlibur dan mendapatkan hiburan, biasanya mereka pergi 1 minggu sekali. Mereka sangat terkejut melihat foto-foto Jakarta dengan kemacetannya di ponsel Hendro. Mereka ingin sekali bisa keluar Maluku Utara. Ingin rasanya, aku mengajak mereka berlibur ke Jakarta dan merasakan hiburan yang banyak untuk anak-anak. Cukup lama, kami mengobrol di halaman depan rumah pak Camat, dan tiba-tiba ada suara pukulan alat musik dan beberapa anak menari-nari dengan sangat lucu, ternyata itu adalah tarian soya-soya, tarian khas daerah sini. Anak-anak itu sedang mempersiapkan penampilan untuk menyambut kedatangan RI1 di provinsi ini. Lucu sekali..
Pantai Watambi di Pulau Guruapin
Di desa Bajo, terbagi lagi menjadi dua kumpulan warga yaitu Bajo darat dan Bajo Laut. Bajo Laut adalah warga suku Bajo yang tinggal di atas laut, rumahnya berada di atas laut, seperti rumah panggung. Indah sekali, melihat jejeran rumah-rumah itu. Subhanallah...
Rumah-rumah di atas laut milik suku Bajo
Lain halnya dengan Pulau Lelei, sebuah pulau kecil yang kelilingnya mungkin hanya sektar 3 km. Tidak ada mobil, karena hanya ada satu jalan kecil, yang cukup dilewati bentor ( becak motor ). Keindahan alam di Pulau ini sungguh membuat kami semua terpana. Bahkan, saat pengobatan pun, ada beberapa peserta yang malah kabur untuk foto-foto di pinggir pantai ( jarak pantai ke lokasi pengobatan hanya sekitar 5 m ). Pasirnya sangat halus, begitu pula dengan kejernihan airnya. Namun, di sekeliling pulau ini, banyak sekali ular laut yang salah satunya sudah menyambut kami. Akhirnya, kami tidak ada yang berani bermain air di sekitar pulau Lelei dan kita memilih untuk menyebrang ke pulau Guraici, yang bisa ditempuh dengan speed kecil dalam waktu kurang lebih 2 menit. Disitulah, kami puas bermain air, melihat ikan dan karang yang cantik tanpa harus berada di tengah laut. Subhanallah, indah sekali.
“ Gw g perlu ke maldives deh, kesini aja udah cukup “ ( Santi, 2005, mengungkapkan kekagumannya pada keindahan alam P.Guraici )
Gradasi air laut di sekeliling P. Lelei ( model : Adi, 2006 )Pulau Guraici, tak berpenghuni..
Rombongan Halsel : The survivor!
Kegiatan baksos dapat berjalan dengan cukup baik, walaupun banyak perubahan rencana kegiatan disana-sini. Untuk wilayah ini, setiap hari, lokasi pengobatan akan berpindah sesuai dengan arahan pemda setempat. Hari pertama di desa Guruapin, hari kedua di desa Bajo ( lokasinya masih 1 pulau , namun harus ditempuh jalan kaki sekitar 5-7 menit ) dan hari ketiga di desa Lelei , yang lokasinya berjarak 1 jam perjalanan laut. Awalnya, aku khawatir dengan kesiapan rombongan dengan rencana kegiatan dari pemda setempat. Namun, alhamdulillah, Allah memang tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya ( Al-baqarah : 286 ) Rombongan HalSel memang rombongan paling keren! Mereka semua bisa bertahan dengan kondisi nomaden. Packing setiap hari. Selain itu, karena Pulau Guruapin dan Pulau Lelei itu kecil, jadi untuk pergi kemana-mana semuanya bisa ditempuh dengan jalan kaki, walaupun ada yang cukup jauh dan memakan waktu hampir ½ jam (Pantai Watambi). Kami hanya disediakan 1 mobil ambulans yang dipinjamkan Kang Oskar untuk mengangkut barang-barang. Dan mereka semua mau untuk ikutan jalan kaki ( termasuk pak dekan, Prof.Bambang). Kondisi di Halsel, memang cukup mengkhawatirkan. Listrik hanya ada 12 jam ( dari pkl 18.30-06.30), air pun keruh kalau habis hujan, makanan yang ada hanya ikan, telur dan mi ( kalau mau makan ayam, harus beli ke Ternate ). Namun, kondisi ini tidak membuat kami merasa sulit dan menjadi mengeluh setiap harinya, karena keindahan alam dan keramahan warganya membuat kami terpesona dan bersyukur bisa melihat lukisan indahNya disini. Banyak sekali cobaan untuk rombongan HalSel, termasuk keterlambatan kapal Guraici yang menyebabkan perjalanan ke Lelei ditunda 1 malam. Selain itu, jumlah pasien disini tidak mencapai target, karena ternyata di HalSel, kesehatan itu gratis. Maklumlah, HalSel adalah kampung halaman Pak Gubernur ( see! KKN nya mantap disini ). Alhamdulillah, kami tidak terlau “ngoyo” untuk mengejar target pasien. Kami sudah berusaha maksimal untuk membantu mereka dan mereka sangat senang. Itu cukup untuk kami.
Halmahera Selatan, begitu banyak kenangan indah yang membuatku ingin kembali lagi kesana, bertemu dengan anak-anak, bermain air di pantai dan merasakan sulitnya hidup sehingga aku bisa lebih menghargai kehidupan yang kurasakan di Jakarta. Mereka menjalani hidup dengan bahagia walaupun berbagai keterbatasan harus dihadapinya. Mereka mengajarkanku untuk terus bersyukur atas segala nikmatNya dan mereka juga membuatku semangat untuk meningkatkan kemampuan lagi sehingga nantinya aku akan lebih mudah untuk memberi. Memberikan sedikit pengabdianku pada mereka. Aku ingin PTT disana. Semoga Allah memperkenankannya.. Amin..
Last, terima kasih banyak untuk rombongan HalSel atas semangat kalian selama KERSOS kemarin yang membuatku senang dan bahagia sebagai tim advance. Maafkan atas segala kekurangan yang ada, semoga kalian menikmatinya... Thanks all..

Selasa, 10 Agustus 2010

Lukisan-Nya di timur negeriku *part 1*

Berawal dari sebuah kepanitiaan besar yang secara rutin diadakan di kampusku tercinta, KERSOS, aku mulai mengenal daerah ini. Sebuah daerah bagian Indonesia Timur yang sangat erat dengan kata keras, panas dan menyeramkan. Tugasku di kepanitiaan telah mengantarkanku pada sebuah perjalanan tak terlupakan ke daerah indah ini.
Tim Survey
Akhirnya, aku pun pergi bersama 3 orang rekan untuk mencoba melihat daerah Timur ini, melihat kondisi alamnya, kondisi masyarakatnya dan mulai menyusun rencana-rencana ke depan untuk kegiatan kampusku. 5 hari aku tinggal di Ternate, sudah menyebrang ke Sofifi ( pusat pemerintahan provinsi Maluku Utara yang letaknya di pulau Halmahera ) dan bahkan aku pun sempat menginjakkan kakiku di daerah Halmahera Utara ( Desa Gorua, Tobelo Utara ) yang mengharuskanku menempuh waktu 4 jam perjalanan darat yang dikelilingi oleh hutan dan kemungkinan besar kehilangan signal ponsel. Saat menyebrang dari ternate ke sofifi, tentu saja aku mencoba menggunakan speed boat berkapasitas 15-20 orang yang menyajikan perjalanan laut dengan keindahan alam yang luar biasa, terkadang ada lumba-lumba yang mengiringi speedboat dan pandangan ke kanan kiri hanyalah hamparan laut yang luas dan hijaunya gunung-gunung di pulau-pulau lain sekitar pulau ternate. Indah sekali ! Subhanallah.. ciptaan Maha Indah, tentu saja indah….
"Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk-Nya " ( QS : Ar-Rahman : 10 )
Kondisi alam sudah membuat aku dan rekan-rekan terpesona. Inginku rasanya menikmati lebih lama lagi keindahan alam itu satu persatu, namun daftar pekerjaanku masih banyak sedangkan waktuku di daerah ini pun terbatas. Sedikit-sedikit, aku dan rekanku mulai menuliskan fakta-fakta unik yang ada di daerah ini seperti bahasa dan kebiasaan warga sekitar. Namun, ternyata itu semua baru sebagian kecil dari semua kekayaan daerah ini. Sedikit kenangan mulai terpatri dalam ingatanku mengenai Maluku Utara. Terlebih lagi,Maluku Utara telah meninggalkan bekas dalam diriku, bekas yang nyata, yaitu bentol-bentol gatal yang muncul di hari terakhir aku disana dan tidak hilang sampai 1 minggu setelah aku di Jakarta. Ternyata aku digigit oleh kutu kasur selama di ternate. Yah, pelajaran baru mulai bertambah di kepalaku. ^_^
Tim Advance
Kesempatan kembali menghampiriku untuk mengenal lebih jauh mengenai daerah Timur ini. Tibalah waktunya bagiku dan 7 rekan lainnya untuk berangkat lebih awal demi mempersiapkan segalanya di lokasi acara. Rencana memang tidak selalu sejalan dengan pelaksanaan. Seharusnya, di hari ke 2, kami semua sudah berpencar ke wilayah masing-masing untuk menetap dan mempersiapkan segalanya disana . Pada kenyataannya, Tim Tidore menyelesaikan tugasnya dengan bolak balik Ternate, HalTeng baru bisa ke wilayah di hari ke3, HalUt di hari ke4 dan bahkan HalSel di hari ke 5 malam. Selama di Ternate, kami tidak sempat berjalan-jalan untuk menikmati kecantikan alamnya selain melihat tanpa sengaja ketika dalam perjalanan namun kami disambut dengan keindahan budi pekerti orang-orang disana, terutama orang-orang yang membantu kami dengan segala keramahan mereka, Drg.Rustan dkk yang memberikan kami tempat menginap selama advance ( Apotek Makassar ), Pak Kasman yang memberikan kami tempat menginap untuk rombongan ( UMMU ), Supir-supir bus dan pickup , Ibu penjaga internet yang ternyata adalah orang Bogor dan Bapak penjual nasi goreng di pantai swering yang ternyata orang Jawa. Tanpa kehadiran dan keramahan mereka, tentu kami akan mendapati banyak kesulitan selama masa advance ini.
Warga Ternate pun baik-baik, tidak seperti berita yang selalu ada di kepalaku sebelumnya bahwa wilayah Timur adalah wilayah dengan sikap warga yang cukup keras. Disini, aku masih menemukan motor-motor yang berhenti di belakang garis putih saat lampu merah, angkot yang tetap berhenti karena lampu merah di tengah malam saat jalanan pun sudah sangat sepi dan banyak fakta lain yang membuatku kagum akan sikap warganya. Namun, untuk masalah KKN ( Korupsi, Kolusi, Nepotisme ) di daerah ini cukup besar jumlahnya. Bahkan , untuk menjalankan acara di ternate ini, kami lebih banyak mencari segalanya sendiri, dengan sedikiiit sekali bantuan Pemda karena ada faktor ini dan itu. Alhamdulillah, Allah memberikan banyak jalan pertolongan, sehingga kami masih dapat melaksanakan acara ini dengan segala kekurangannya.
" Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" ( QS: Al Insyirah : 6 )
Setelah itu, aku pun pergi ke wilayah Halmahera Selatan , banyak sekali pelajaran yang kudapat disana. Dan, Allah pun semakin menunjukkan kebesaran-Nya...
-to be continued -

Rabu, 04 Agustus 2010

Masihkah mereka mendengar kita?

Sebuah tugas berat telah disandang oleh sekitar 500 orang terpilih untuk duduk di dalam sebuah gedung megah di pusat Jakarta. Tugas untuk menjadi wakil dari berjuta manusia di bumi Indonesia ini. Namun, sungguh ironi melihat perbandingan antara kehidupan sang "wakil" dengan kehidupan "yang diwakilinya." Seperti yang biasa ditemukan di tengah masyarakat, tingkat seorang wakil dengan yang diwakilinya tentu akan lebih rendah, misalnya wakil ketua dan ketua. Dalam hal ini, tentunya ketua akan memiliki hak dan kekuasaan yang lebih besar dibandingkan dengan wakil ketua. Namun, mengapa fenomena ini tidak terlihat pada kehidupan wakil rakyat dan rakyat itu sendiri.

Dipilih dengan sebuah “pesta” bertemakan demokrasi, wakil-wakil rakyat ini pun menjual berbagai macam janji dan perubahan. Rakyat seperti dibodohi dan diperintahkan untuk memilih mereka hanya dengan modal pembagian sembako gratis dan hadiah-hadiah gratis lainnya. Setelah mereka duduk di posisi sebagai wakil, sepertinya mereka malah melupakan hak-hak sang rakyat. Teriakan rakyat diluar pagar tentu hanya akan menjadi pantomim belaka bagi mereka yang duduk nyaman di dalam ruangan ber-AC gedung hijau itu.

Fakta demi fakta pun mulai muncul ke permukaan, undang-undang ini dan itu yang tiba-tiba dibuat tanpa pertimbangan lebih dalam , musibah-musibah buatan manusia yang mulai menyerang kehidupan sang rakyat pun masih menghiasi . Namun, wakil mereka seperti menutup mata dari persoalan gas elpiji 3 kg di tengah masyarakat, begitu pula dengan masalah pornografi yang tak kunjung usai meresahkan sang rakyat. Lalu, kemanakah wakil rakyat itu?

Apakah mereka sangat lelah karena terlalu sering tertidur dalam rapat-rapat dewan?. Sepertinya, mereka tidak lagi memiliki waktu untuk memikirkan hak sang rakyat sehingga untuk hadir dalam sidang paripurna saja mereka tidak mampu. Sepertinya wakil-wakil rakyat ini sudah lupa akan tugas mereka sebagai penyambung lidah sang rakyat, yang diwakilinya. Mereka pun lupa akan beribu janji manis yang diucapkan semasa kampanye. Yang mereka ingat hanyalah jumlah uang yang harus didapatkan lagi untuk mengganti dana kampanyenya dulu.

Apakah mereka mendengarkan kita? Apakah mereka melihat semua permasalahan kita? Apakah mereka mampu merasakan apa yang kita rasakan? Sepertinya tidak. Maka, kita harus membuat mereka dapat merasakannya, kita harus membuat mereka dapat mendengarkan kita, kita harus membuat mereka melihat semua permasalahan kita. Karena kita adalah rakyat dan mereka adalah wakil kita. Wakil rakyat Indonesia.


Rabu, 14 Juli 2010

Realize

Belakangan ini, berita di TV ramai membicarakan seorang laki-laki yang tetap setia menemani istrinya walaupun sudah dikhianati. Menurut beberapa orang, lelaki itu adalah lelaki yang tidak normal , lelaki itu hanya acting di depan kamera, dan banyak berita negatif lainnya. Namun, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa lelaki seperti itu sungguh jarang berada di dunia ini, lelaki yang tidak menyalahkan istrinya atas musibah yang menimpa kehidupan rumah tangga mereka, lelaki yang telah berhasil menjadi komandan di keluarganya.
Pernyataan positif ini tentunya mengundang kekaguman di tengah-tengah masyarakat. Tidak disangsikan lagi, banyak perempuan-perempuan muda yang menginginkan sosok suami seperti lelaki tersebut. Banyak yang memuji-muji lelaki tersebut dan mungkin ada di antara masyarakat yang mengatakan “ Betapa beruntungnya sang istri memiliki seorang suami dengan kesetiaan seperti itu, bagaimana bisa sang istri mengkhianati cinta tulus suaminya?”
Pernyataan terakhir ternyata mengingatkanku akan ketidaksetiaanku pada sebuah cinta. Cinta yang terus diberikan kepadaku walaupun aku sempat melupakan cinta itu, bahkan aku sempat membiarkan hatiku dipenuhi oleh cinta lain dan bukan cinta itu.. Jika dibandingkan dengan berita diatas, bukankah aku lebih tidak bersyukur daripada sang istri yang mengkhianati suaminya? Istri di kasus tersebut sudah meminta maaf dengan berlinangan airmata, sedangkan aku, mungkin terkadang aku tidak tersadar bahwa aku telah mengkhianati cinta itu. Aku telah melupakan cinta Sang Maha Pencipta.
Betapa perihnya hati ini ketika aku berkaca dan mendapati diriku yang penuh dengan ketidaksetiaan. Aku dengan kesadaran maupun tidak telah mencintai sesuatu melebihi cintaku padaNya, Astaghfirullah, ampuni hamba ya Allah..
Tapi, pernahkah Sang Maha Pencipta mengambil cintaNya dariku? Sedangkan sampai detik ini, aku masih bisa merasakan indahnya hidup dan berbagai berkah yang dianugerahkan olehNya. Sampai detik ini, aku masih bisa merasakan begitu besar cinta yang diberikan olehNya kepada para makhluk di bumi, termasuk aku.
Ampuni HambaMu ini Ya Allah, Ampuni hamba atas segala kekhilafan yang ada, ampuni hamba karena cinta ini pernah kuberatkan pada sesuatu selainMu, ampuni hamba jika syukur ini belum menyamai anugrah yang Kau berikan padaku... Ampuni Hamba Ya Allah..
Hamba tak perlu menangis dan memohon maaf di depan seluruh manusia untuk memohon ampunanMu, karena Engkau Maha Pengampun, Engkau Maha Penerima Taubat.. Hamba akan terus berusaha menjadi hambaMu yang lebih baik lagi.. Perkenankanlah Ya Allah...
Amin Ya Robbal’alamin

Rabu, 23 Juni 2010

Apakah saya seorang pemimpin??

“Kullukum roin’ wa kullukum mas ‘ulun ‘an roiyatihi “
Setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya

Begitulah potongan hadits mengenai kepemimpinan. Berdasarkan hadits tersebut, jika ada pertanyaan “apakah saya seorang pemimpin?” maka jawabannya pasti iya. Namun, apakah saya seorang pemimpin yang baik? Itulah yang akan saya bahas dalam tulisan ini.

Pemimpin adalah seseorang yang memiliki KOMPETENSI memimpin dan memiliki KEMAUAN untuk memimpin. Hal yang paling kecil dalam konteks memimipin adalah memimpin diri sendiri. Seorang pemimpin yang baik adalah seseorang yang mau dan mampu memimpin dirinya dengan baik. Dia tidak akan menyerahkan hidupnya begitu saja kepada orang lain dan membiarkan orang lain mengatur kehidupannya. Hanya Allah dan dirinya sajalah yang berhak untuk menentukan jalan hidupnya.Nilai yang paling saya ingat dari ILDP adalah "Jangan biarkan kesuksesanmu ditentukan oleh orang lain, karena semua hasil yang kita dapatkan bukan karena apapun kecuali usaha maksimal yang kita lakukan".

Pemimpin yang baik bukan hanya seseorang yang mampu memimpin dirinya dengan baik, namun dia juga mampu untuk memimpin orang-orang terdekat di sekitarnya. Oleh karena itu, dia harus memiliki kompetensi yang cukup baik dalam hal pergaulan. Seorang pemimpin yang baik harus dapat bergaul dengan siapapun, tidak mengenal usia, jenis kelamin, agama , ras, tingkat ekonomi dan yang lainnya. Dia juga dapat menjadi contoh dan teladan bagi lingkungan sekitarnya. Keputusan yang dia ambil tidak pernah merugikan satu pihakpun dan tentunya dia selalu dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang-orang yang dipimpinnya. Bagi saya, sangat sulit untuk menjadi pemimpin seperti yang telah saya gambarkan sebelumnya, namun karena saya adalah seorang pemimpin, maka saya mau untuk menjadi pemimpin yang baik seperti itu dan saya harus berusaha untuk mencapainya dengan segala pengalaman yang telah saya dapatkan selama 21 tahun.

Alhamdulillah, saya telah diberikan banyak kesempatan olehNya untuk menjadi pemimpin kecil di lingkungan terdekat saya. Namun, banyaknya pengalaman yang telah saya dapatkan selama ini ternyata belum membuat saya menjadi pemimpin yang baik. Karena setiap jenjangnya, saya akan mendapatkan hal baru dengan masalah baru yang menuntut solusi baru juga. Sedangkan, saya masih belum dapat mengadaptasikan diri saya dengan baik sehingga sampai saat ini saya masih belum bisa menjadi pemimpin yang baik.Terlebih dengan perbedaan karakter yang ada dan juga konsep keteladanan yang terbaik.

Seorang pemimpin yang baik adalah seseorang yang dapat memberikan kontribusi pada orang lain, dari lingkaran terkecil ( keluarga ) hingga lingkaran terbesar yang dapat dicapainya. Pemimpin tanpa kontribusi adalah NOTIHNG.

Pemimpin harus dapat memberikan segalanya yang dia punya untuk kepentingan yang dipimpinnya tanpa ada rasa pamrih karena ketulusan hati untuk memberikan kontribusinya. Setiap yang dia berikan untuk sekitarnya dilandasi dengan sabar dan ikhlas. Dia tidak pernah berhenti untuk terus memberi, karena pemimpin adalah pelayan untuk yang dipimpinnya. Mengenai kontribusi, saya tidak dapat berkata banyak, karena mungkin kontribusi yang telah saya berikan untuk sekitar saya sangat jauh dari jumlah kata yang saya tuliskan di tulisan ini.

Perjalanan saya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan di awal mengantarkan saya pada sebuah amanah baru sebagai Mapres 2 FKG UI. dan amanah inilah yang akhirnya menjadikan saya seorang peserta ILDP.

Hari-hari menjalani proses pelatihan di ILDP telah memberikan banyak pelajaran baru untuk hidup saya. Mempelajari kembali apakah arti seorang pemimpin, bagaimana menjadi pemimpin yang baik dan apakah yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin yang baik. Saya pun dikenalkan dengan banyak karakter di pelatihan ini, mahasiswa-mahasiswa luar biasa dari setiap fakultas yang ada di Universitas Indonesia. Terkadang, saya suka merasa tidak setara dengan kemampuan mereka, namun saya kembali disadarkan bahwa bukan saatnya bagi saya untuk merasa seperti itu, namun ini adalah saat bagi saya untuk menimba banyak ilmu dari mereka dan bersama dengan mereka mempelajari kepemimpinan yang lebih baik. Di ILDP, saya juga dipaparkan mengenai kondisi bangsa Indonesia yang sangat membutuhkan pemimpin-pemimpin baru yang akan membawa banyak perubahan ke arah yang lebih baik. Kondisi dari segala aspek di Indonesia membuat saya kembali tersadar, bahwa saya belum memberikan apapun untuk negeri ini. Saya belum memberikan kontribusi yang berarti untuk negeri ini. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin, saya sudah harus memetakan hidup saya untuk memberikan kontribusi bagi Indonesia dan bagi dunia ini. Apapun kontribusi yang saya berikan, jika itu adalah hasil dari jerih payah saya dan saya lakukan dengan sepenuh hati, maka saya yakin, kontribusi kecil itu akan menjadi awal dari kontribusi lainnya yang dapat saya lakukan maupun teman-teman saya lakukan.

Kembali ke pertanyaan awal, apakah saya seorang pemimpin? Jawabannya adalah iya, saya seorang pemimpin. Apakah saya seorang pemimpin yang baik? Maka jawabannya adalah belum tapi saya sedang berusaha untuk menjadi pemimpin yang baik karena saya harus menjadi pemimpin yang baik dan saya mau untuk mencapainya. Semoga Allah meridhai, amin...