Senin, 03 September 2012

OMAR


Membaca buku dan menonton film tentang sejarah islam membuat saya kembali merindukan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya. Dari sinilah, saya bisa lebih mendalami kisah perjuangan islam pada masa awal  dan mengenali lebih dalam sosok Rasulullah dan para sahabatnya. Sebelumnya, saya sudah pernah menulis tentang kesempurnaan Rasulullah sebagai seorang manusia utusan Allah. Dan kali ini, saya ingin menceritakan seorang sahabat Rasul yang terkenal keras dan tegas tapi juga bisa bersikap lembut. Dialah yang dikenal dengan sebutan amirul mukminin, Umar bin Khattab.

Dalam buku yang saya baca dan film berjudul 'OMAR' yang baru saja saya tonton di bulan Ramadhan lalu, sosok Umar bin Khattab digambarkan sebagi seorang muslim yang luar biasa. Perjuangannya bersama Rasulullah dan kepemimpinannya saat beliau sudah menjadi khalifah benar-benar menunjukkan pribadinya yang tegas, bersahaja, keras tapi juga bisa bersikap sangat lembut dan ramah.


Hal yang paling diingat dari seorang Umar adalah sifatnya yang keras. Beliau lah yang pernah menghunuskan pedangnya untuk membunuh Rasulullah disaat beliau belum masuk islam. Tapi, beliau jugalah yang pernah mengancam akan memotong anggota tubuh siapapun yang mengatakan bahwa Rasulullah telah meninggal saat berita wafatnya Rasulullah menyebar di umat muslim karena ketidakpercayaannya pada berita tersebut. Sesaat setelah beliau diangkat menjadi khalifah, beliau mengumpulkan anak-anaknya dan mengatakan kepada mereka bahwa siapapun dari anaknya yang melanggar hukum Allah, maka beliau akan menghukumnya sampai anak tersebut akan berkata 'seandainya aku bukan anak seorang amirul mukminin,maka aku akan bebas melakukan apa saja'. Beliau juga pernah memarahi anaknya, Abdullah bin Umar, saat kembali dari perang di yamamah. Saat itu, sang amirul mukminin menanyakan soal keberadaan adiknya, Zaid bin Khattab, yang lebih dulu masuk islam.
'Dimana zaid?', tanya Umar kepada anaknya.
'Zaid telah syahid di Yamamah', jawab anaknya.
'Zaid syahid dan kau hidup, dan kau tidak malu kepadaku?!'
Begitulah sifat keras dan 'galak' seorang Umar yang pernah membuat umat muslim meragukannya untuk menjadi khalifah pengganti Abu Bakar As-Shiddiq yang terkenal dengan kelembutannya.

Tapi, Umar bin Khattab juga seorang yang berhati sangat lembut, terlebih ketika beliau sudah menjadi seorang amirul mukminin. Dalam pidato pertamanya sebagai seorang khalifah, beliu mengatakan bahwa beliau akan bersikap keras kepada siapapun yang melanggar hukum Allah dan sunnah Rasulullah, namun beliau juga akan bersikap sangat lembut kepada siapapun yang menaati hukum Allah dan sunnah Rasulullah, beliau akan menjadi orang yang paling lembut bagi mereka. Hampir setiap malam, Umar memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan dan kegagalannya dalam memimpin umat sambil berlinang airmata. Beliau pun selalu merenung penuh kekhawatiran setelah memutuskan suatu keputusan untuk umat muslim. Beliau juga pernah membantu memasakkan makanan untuk sebuah keluarga kecil yang  kelaparan dan melindungi seorang anak kecil dari gangguan teman-temannya. Bahkan, pada saat terjadi kemarau panjang yang menyulitkan umat, Sang Amirul mukminin pernah menyuapi seorang anak yang tidak mau makan dan beliau juga berjanji untuk tidak makan apapun kecuali air dan gandum untuk ikut merasakan penderitaan umatnya. Inilah kelembutan yang terkadang tidak terlihat dari pribadi Umar.

Beliau juga sangat tegas dalam menjalankan ajaran Islam. Beliau pernah menghukum seseorang yang membiarkan tiga budaknya kelaparan sampai mereka harus mencuri dan memakan unta orang lain dengan cara, pemilik budak ketiga budak itu harus membayar ganti rugi kepada pemilik unta. Amirul mukminin juga pernah menegur seseorang dengan perut yang gendut karena hal itu dapat menjadikannya sulit bergerak dan malas beribadah serta menunjukkan hal yang berlebihan dalam makan. Beliau pun sangat marah ketika ada seorang pedagang susu yang mencampur susunya dengan air sebelum dijual di pasar. Ketegasannya dalam memimpin umat benar-benar menjadi hal yang sangat langka untuk kita temui saat ini.

Namun, walaupun Umar adalah sesosok khalifah yang sangat keras, tegas dan disegani, beliau tidak pernah menggunakan jabatannya tersebut untuk kesenangan duniawi. Beliau adalah orang yang sangat bersahaja. Setelah menjabat menjadi seorang khalifah, beliau meninggalkan kegiatan berniaganya, namun beliau tidak mengambil gajinya sebagai seorang khalifah dari baitul mal, sampai-sampai istrinya harus mengingatkan dirinya bahwa keluarganya sudah kelaparan. Saat beliau memanggul sekarung tepung untuk keluarga kecil yang kelaparan, beliau sama sekali tidak ingin dibantu oleh siapapun karena menurutnya itu adalah kewajibannya sebagai amirul mukminin. Bahkan, kesederhanaan beliau dalam berpakaian telah mengecoh seorang utusan perang yang ingin mengabarkan kemenangan. Saat itu, seorang utusan datang ke kota untuk membawa kabar dari medan perang. Mendekati Madinah, seorang kakek di pinggir jalan dengan pakaian bertambal-tambal bertanya kepada sang utusan mengenai kabar yang dibawanya, tapi utusan tersebut menolak untuk memberitahukan berita tersebut dengan rinci karena dia harus segera bertemu dengan khalifah. Kakek itu terus mengikuti utusan sampai ke kota dan sesampainya di kota, dengan gagahnya, di tengah kerumunan, utusan itu berkata, 'aku ingin bertemu khalifah Umar'. Para penonton pun tertawa dan mengatakan, 'itu dia tepat di belakangmu'. Sungguh bersahaja kehidupan seorang khalifah Umar bin Khattab. Kesederhanaan yang mencontoh kehidupan Rasulullah.

Semakin mengenal sosoknya, semakin membuat saya merindukannya. Kerinduan akan seorang pemimpin umat yang luar biasa. Saya sempat berpikir, jika Rasulullah hidup di zaman sekarang, mungkin beliau akan sangat sedih melihat kondisi umat yang dicintainya , sedangkan jika Umar hidup di zaman sekarang ini, bukan hanya sedih tapi mungkin beliau akan sangat marah atas segala kekacauan yang diperbuat umat muslim saat ini.

Ya Allah, sampaikanlah salawat dan salam kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersama para sahabatnya dan berikanlah kesempatan kepada kami untuk bertemu dengn mereka di surgaMu, aamiin... 

Tidak ada komentar: