Penggunaan jilbab di masyarakat Indonesia memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam waktu 20 tahun terakhir ini. Yang saya ingat, di tahun 90an, penggunaan jilbab masih sering dipermasalahkan oleh berbagai kalangan. Beberapa sekolah negeri, melarang siswinya untuk mengenakan jilbab. Beberapa kantor juga melarang pegawainya mengenakan jilbab. Muslimah yang mengenakan jilbab di masa itu sering sekali diasosiasikan dengan teroris, penganut ajaran aneh, atau orang-orang keluaran pesantren yang kuno. Di masa itu, orangtua pun akan sangat bertanya-tanya ketika anaknya yang baru saja beranjak dewasa memutuskan untuk berjilbab, disangka mengikuti pengajian tertentu lah, atau prasangka buruk lainnya. Yang boleh menggunakan jilbab dimasa itu adalah ibu-ibu yang sudah tua dan sudah pergi haji. Seingat saya, itulah persepsi masyarakat Indonesia mengenai jilbab di tahun 90an.
Menginjak tahun 2000an, masyarakat Indonesia sudah bisa lebih membuka pikirannya mengenai perintah jilbab yang sudah jelas terdapat di kitab suci umat muslim, Al-Quran. Penggunaan jilbab di kalangan para muslimah pun semakin ramai, walaupun memang masih ada beberapa kantor yang melarang pegawainya berjilbab atau masih ada juga orangtua yang beranggapan bahwa jilbab adalah penghalang bagi anak putrinya untuk mendapatkan jodoh. Alhamdulillah, saya sudah mulai mengenakan jilbab sejak tahun 2002. Saat itu saya duduk di kelas 1 SMP, dan dari sekitar 40 siswa perempuan angkatan saya, hanya 4 orang siswa yang menggunakan jilbab. Saat itu, penggunaan jilbab memang sudah tidak menjadi hal yang aneh, tapi masih terhitung sedikit dan tidak seramai saat ini. Bahkan, saat saya mengikuti lomba di sekolah yang mayoritas siswanya adalah non muslim, jilbab saya cukup menarik perhatian mereka karena mereka belum pernah melihat orang berjilbab seperti saya.
Sepuluh tahun kemudian, tahun 2010, alhamdulillah, semakin banyak masyarakat muslim di Indonesia yang memahami perintah wajib dari penggunaan jilbab ini. Bahkan pemikiran mengenai jilbab yang sangat sering dianggap tidak modis pun sudah berubah. Di tahun ini, makin banyak public figure yang akhirnya memutuskan untuk berjilbab dan semakin banyak pula desainer-desainer muda yang berusaha untuk menunjukkan kepada seluruh masyarakat bahwa penggunaan jilbab juga bisa tampil modis. Tren jilbab pun menjadi semakin ramai di kalangan muslimah Indonesia. Bahkan, ada beberapa orang yang akhirnya memutuskan berjilbab karena tren jilbab ini. Jilbab pun tidak lagi diasosiasikan dengan teroris dan ajaran sesat.
Penggunaan jilbab di negara yang mayoritas non muslim pun sudah mengalami banyak perkembangan. Walaupun di tahun 2001, kejadian teror di Amerika sempat membuat jilbab sangat ditentang oleh beberapa negara maju, saat ini, berdasarkan pengalaman teman-teman saya, jilbab sudah lebih dihargai dan toleransi mereka pun sangat baik terhadap kebebasan beragama.
Tapi ternyata sampai saat ini, di negara kita sendiri, Indonesia, masih ada beberapa pihak yang menganggap jilbab sebagai sesuatu yang aneh dan tidak pantas untuk dimasukkan ke dalam sebuah iklan televisi. Saya mengalaminya sendiri. Beberapa waktu yang lalu, saya dan teman saya diminta untuk mewakili kampus dalam wawancara dengan sebuah perusahaan besar yang berkaitan dengan dunia kedokteran gigi mengenai program kerjasama yang sudah dilaksanakan selama beberapa kali. Disaat saya sudah siap untuk memulai sesi wawancara, tiba-tiba pihak dari perusahaan tersebut meminta teman saya untuk mencarikan lagi satu orang mahasiswa yang akan menggantikan saya karena saya tidak jadi di wawancara dengan alasan jilbab. Seumur hidup saya menggunakan jilbab, baru kali ini ada seseorang yang mempermasalahkan jilbab yang saya kenakan. Saat itu, saya cukup merasa terganggu dengan pernyataannya dan akhirnya saya pun pergi tanpa menanyakan alasannya. Ternyata, alasan mereka adalah karena sebenarnya yang akan dilakukan bukanlah wawancara melainkan pengambilan gambar untuk iklan produk mereka, dan oleh karena itu , untuk "branding" produk mereka, mereka meninginkan sesuatu yang netral dan tidak mewakili apapun.
Saya masih tidak habis pikir dengan pola pemikiran mereka. Saya bukanlah orang pemasaran yang mengerti mengenai strategi pemasaran yang baik, tapi saya masih belum memahami letak kesalahan jilbab saya dalam iklan mereka. Kalau produk mereka adalah shampoo atau pewarna rambut, mungkin saya bisa memahami. Tapi, produk mereka adalah sesuatu yang berkaitan dengan kedokteran gigi. Ternyata, di tahun 2012 ini, masih saja ada beberapa orang yang mempermasalahkan jilbab. Semoga Allah segera memberi mereka hidayah, aamiin.