“Kullukum roin’ wa kullukum mas ‘ulun ‘an roiyatihi “
Setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya
Begitulah potongan hadits mengenai kepemimpinan. Berdasarkan hadits tersebut, jika ada pertanyaan “apakah saya seorang pemimpin?” maka jawabannya pasti iya. Namun, apakah saya seorang pemimpin yang baik? Itulah yang akan saya bahas dalam tulisan ini.
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki KOMPETENSI memimpin dan memiliki KEMAUAN untuk memimpin. Hal yang paling kecil dalam konteks memimipin adalah memimpin diri sendiri. Seorang pemimpin yang baik adalah seseorang yang mau dan mampu memimpin dirinya dengan baik. Dia tidak akan menyerahkan hidupnya begitu saja kepada orang lain dan membiarkan orang lain mengatur kehidupannya. Hanya Allah dan dirinya sajalah yang berhak untuk menentukan jalan hidupnya.Nilai yang paling saya ingat dari ILDP adalah "Jangan biarkan kesuksesanmu ditentukan oleh orang lain, karena semua hasil yang kita dapatkan bukan karena apapun kecuali usaha maksimal yang kita lakukan".
Pemimpin yang baik bukan hanya seseorang yang mampu memimpin dirinya dengan baik, namun dia juga mampu untuk memimpin orang-orang terdekat di sekitarnya. Oleh karena itu, dia harus memiliki kompetensi yang cukup baik dalam hal pergaulan. Seorang pemimpin yang baik harus dapat bergaul dengan siapapun, tidak mengenal usia, jenis kelamin, agama , ras, tingkat ekonomi dan yang lainnya. Dia juga dapat menjadi contoh dan teladan bagi lingkungan sekitarnya. Keputusan yang dia ambil tidak pernah merugikan satu pihakpun dan tentunya dia selalu dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang-orang yang dipimpinnya. Bagi saya, sangat sulit untuk menjadi pemimpin seperti yang telah saya gambarkan sebelumnya, namun karena saya adalah seorang pemimpin, maka saya mau untuk menjadi pemimpin yang baik seperti itu dan saya harus berusaha untuk mencapainya dengan segala pengalaman yang telah saya dapatkan selama 21 tahun.
Alhamdulillah, saya telah diberikan banyak kesempatan olehNya untuk menjadi pemimpin kecil di lingkungan terdekat saya. Namun, banyaknya pengalaman yang telah saya dapatkan selama ini ternyata belum membuat saya menjadi pemimpin yang baik. Karena setiap jenjangnya, saya akan mendapatkan hal baru dengan masalah baru yang menuntut solusi baru juga. Sedangkan, saya masih belum dapat mengadaptasikan diri saya dengan baik sehingga sampai saat ini saya masih belum bisa menjadi pemimpin yang baik.Terlebih dengan perbedaan karakter yang ada dan juga konsep keteladanan yang terbaik.
Seorang pemimpin yang baik adalah seseorang yang dapat memberikan kontribusi pada orang lain, dari lingkaran terkecil ( keluarga ) hingga lingkaran terbesar yang dapat dicapainya. Pemimpin tanpa kontribusi adalah NOTIHNG.
Pemimpin harus dapat memberikan segalanya yang dia punya untuk kepentingan yang dipimpinnya tanpa ada rasa pamrih karena ketulusan hati untuk memberikan kontribusinya. Setiap yang dia berikan untuk sekitarnya dilandasi dengan sabar dan ikhlas. Dia tidak pernah berhenti untuk terus memberi, karena pemimpin adalah pelayan untuk yang dipimpinnya. Mengenai kontribusi, saya tidak dapat berkata banyak, karena mungkin kontribusi yang telah saya berikan untuk sekitar saya sangat jauh dari jumlah kata yang saya tuliskan di tulisan ini.
Perjalanan saya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan di awal mengantarkan saya pada sebuah amanah baru sebagai Mapres 2 FKG UI. dan amanah inilah yang akhirnya menjadikan saya seorang peserta ILDP.
Hari-hari menjalani proses pelatihan di ILDP telah memberikan banyak pelajaran baru untuk hidup saya. Mempelajari kembali apakah arti seorang pemimpin, bagaimana menjadi pemimpin yang baik dan apakah yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin yang baik. Saya pun dikenalkan dengan banyak karakter di pelatihan ini, mahasiswa-mahasiswa luar biasa dari setiap fakultas yang ada di Universitas Indonesia. Terkadang, saya suka merasa tidak setara dengan kemampuan mereka, namun saya kembali disadarkan bahwa bukan saatnya bagi saya untuk merasa seperti itu, namun ini adalah saat bagi saya untuk menimba banyak ilmu dari mereka dan bersama dengan mereka mempelajari kepemimpinan yang lebih baik. Di ILDP, saya juga dipaparkan mengenai kondisi bangsa Indonesia yang sangat membutuhkan pemimpin-pemimpin baru yang akan membawa banyak perubahan ke arah yang lebih baik. Kondisi dari segala aspek di Indonesia membuat saya kembali tersadar, bahwa saya belum memberikan apapun untuk negeri ini. Saya belum memberikan kontribusi yang berarti untuk negeri ini. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin, saya sudah harus memetakan hidup saya untuk memberikan kontribusi bagi Indonesia dan bagi dunia ini. Apapun kontribusi yang saya berikan, jika itu adalah hasil dari jerih payah saya dan saya lakukan dengan sepenuh hati, maka saya yakin, kontribusi kecil itu akan menjadi awal dari kontribusi lainnya yang dapat saya lakukan maupun teman-teman saya lakukan.
Kembali ke pertanyaan awal, apakah saya seorang pemimpin? Jawabannya adalah iya, saya seorang pemimpin. Apakah saya seorang pemimpin yang baik? Maka jawabannya adalah belum tapi saya sedang berusaha untuk menjadi pemimpin yang baik karena saya harus menjadi pemimpin yang baik dan saya mau untuk mencapainya. Semoga Allah meridhai, amin...
Rabu, 23 Juni 2010
Selasa, 08 Juni 2010
pedulikah kita akan sakitnya bumi ini?
Isu mengenai pemanasan global sudah tersiarkan semenjak awal tahun 2000, namun sampai saat ini, isu ini hanya menjadi isu yang menarik di beberapa kalangan orang pada saat-saat tertentu saja. Padahal pemanasan global ini sudah kita rasakan dengan jelas. Kondisi iklim negara tropis yang semakin tak menentu , waktu musim penghujan dan musim kemarau pun menjadi kacau. Begitu pula dengan negara-negara subtropis yang mengalami kekacauan dalam pergantian 4 musimnya. Lalu mengapa tak ada tindakan lanjut dari kita sebagai penghuni utama bumi yang sedang sakit ini?
Banyak orang yang mengeluhkan panasnya cuaca dan teriknya matahari tanpa dapat berbuat apa-apa untuk menanggulangi masalah tersebut. Kondisi yang memperburuk sakitnya bumi ini pun tidak dikurangi oleh masyarakat : menggunakan banyak AC, menggunakan banyak mobil, menggunakan banyak kertas dan mengurangi jumlah tanaman di bumi ini. Bagaimana kita dapat mewariskan bumi yang indah dan sejahtera untuk anak cucu kita kelak??
Mulailah dari diri kita sendiri dan sekarang juga!!
Terkadang, masyarakat akan tergerak untuk hemat listrik, hemat kertas, dll ketika selesai mengikuti kampanye mengenai "green" ini dan "green" itu. Setelah itu, mereka akan lupa mengenai masalah bumi ini dan tanpa rasa bersalah, mereka akan memperparah kondisi bumi ini. Seharusnya kita menaruh perhatian besar untuk isu ini, kenapa?
1. karena ini adalah bumi tempat kita berpijak. jika bumi ini hancur maka kita tidak bisa pindah ke planet lain dan akhirnya ikut hancur bersama bumi disini
2. negara kita, Indonesia, adalah negara kepulauan, sehingga besar kemungkinannya, jika beberapa puluh tahun ke depan, aliran air laut akan terus meningkat dan menenggelamkan pulau-pulau yang ada
Apa saja yang dapat kita lakukan??
1. selalu ingat untuk hemat kertas.. gunakan kertas bekas untuk keperluan lain ( misal coret2an), gunakan kertas dengan bolak balik, tak ada alasan untuk tidak membuatnya menjadi bolak balik kecuali berurusan dengan birokrasi dll.
2. jangan tinggalkan charger handphone masih dalam keadaaan tertancap di stop kontak setelah selesai pemakaian
3. kurangi penggunaan styrofoam, plastik
4. gunakan AC, listrik secukupnya...
hal-hal kecil ini sering sekali dianggap remeh oleh kita,
"cuma 1 lembar koq yang g bolak balik.."
"males nyabut chargernya lah,, nanti juga dipake lagi", dll..
tapi dari perubahan kecil inilah, perubahan besar akan lahir kemudian..
Sebagai pemuda bangsa Indonesia, kita harus menjadi pelopor dalam menyelamatkan bumi kita tercinta, bukan hanya omong belaka, bukan hanya ikut trend tapi tindakan nyata dari kita..
Semangat!!
Love our earth,,,,,
Langganan:
Postingan (Atom)