Sudah hampir 4 bulan saya belajar menjadi seorang istri yang sholehah, mencoba dan selalu berusaha untuk mewujudkan mimpi saya untuk menjadi perhiasan terindah bagi orang yang sangat saya cintai, suami saya. Alhamdulillah, rasa bahagia terus menerus mengiringi kehidupan rumah tangga kami, bukan karena kami berlimpahan harta, bukan karena kami sukses berkarir, dan bukan karena seorang anak yang telah Allah karuniakan kepada kami. Saya bahagia karena Allah selalu bersama kami setiap saat. Sabar dan syukur benar-benar selalu mewarnai perasaan kami di setiap kondisi yang kami alami, di saat senang maupun di saat kami mendapatkan musibah. Semakin hari menjalani kehidupan bersama suami tercinta, saya semakin merasakan betapa besar kasih dan sayang yang telah Allah berikan kepada saya. Mendapat kasih sayang dari Allah yang sangat saya cintai berupa seorang suami yang juga sangat saya cintai bebnar-benar menjadi puncak kebahagiaan bagi seorang wanita muslim seperti saya. Dulu, saya sempat merasa minder, apakah saya mampu menjadi istri yang pas untuk suami saya kelak. Entahlah, lingkungan kami cukup berbeda, sepertinya saya memang harus mengejar banyak ketertinggalan saya. Tapi, saya pun percaya, jika Allah mengijinkan saya untuk menjadi istrinya, berarti Allah telah memberi kepercayaan kepada saya bahwa saya memang mampu dan pas untuk menjadi istrinya, aamiin.
Kebahagiaan yang tidak akan pernah saya dapatkan sebelum menikah, kini akan selalu menemani saya setiap harinya. Rasa bahagia saat bisa membahagiakan suami, rasa syukur saat merasakan cintaNya, dan perasaan dicintai yang membuat saya merasa terlindungi. Setelah menjadi seorang istri, banyak hal baru yang saya dapatkan di kehidupan saya. Ada satu hal yang benar-benar harus saya perhatikan dengan baik, diri saya kini bukan hanya milik saya sendiri, maka untuk melakukan segala hal, ada seseorang yang harus saya perhatikan dan jaga perasaannya, bahkan seluruh waktu, tenaga dan pikiran saya benar-benar telah menjadi milik keluarga kecil saya kelak. Walaupun saya harus berada jauh dari keluarga dan teman-teman saya, saya tidak pernah merasa sendiri ataupun sedih, terlebih lagi, komunikasi kini dapat dijalankan tanpa harus bertatap muka. Di sini, saya pun memiliki keluarga dan lingkungan baru yang membuat saya semakin dan semakin bersyukur. Bukankah berada di lingkungan yang selalu mendekatkan diri kita kepada Allah adalah sebuah kebahagiaan?. Bagi saya, tujuan hidup saya saat ini adalah menggapai surgaNya bersama suami tercinta. Kami pun selalu berusaha untuk terus berjalan bersama ke arah sana. Dan bagi seorang istri, ridho Allah terletak pada ridho suaminya, maka untuk mencapai surgaNya, saya harus menjadi seorang istri yang selalu mendapatkan ridho suaminya, seperti yang pernah disabdakan oleh baginda Rasulullah, "Jika ada seorang istri meninggal dunia, sedang suaminya dalam keadaan ridho kepadanya, maka dia (istri tersebut) pasti masuk surga". Sungguh indah bukan ridho sang suami?
Menikah memang telah menjadi cita-cita saya sejak lama, namun sepertinya dulu saya hanya ingin menikah tanpa pernah mempersiapkan dengan benar bagaimana caranya menjadi seorang istri yang baik, walaupun saya sudah berusaha dengan membaca buku tentang pernikahan, sepertinya itu tidak cukup. Alhamdulillah, seorang suami yang telah Allah kirimkan untuk menjadi imam dalam hidup saya adalah seorang lelaki yang begitu sabar menuntun saya menuju jalan yang lebih baik. Begitu banyak pelajaran hidup yang akhirnya baru saya dapatkan di bulan-bulan menuju pernikahan sampai setelah pernikahan , seperti bagaimana caranya menghargai diri sendiri sebagai seorang muslimah, menghargai orang lain, mencoba memahami keinginan, kebutuhan dan perasaan pasangan, menjaga kehormatan diri baik di dunia nyata maupun dunia maya dan menjaga kehormatan keluarga. Saya juga banyak belajar bagaimana menjaga sebuah komitmen, selalu mengedepankan kepercayaan kepada pasangan, menjunjung tinggi kejujuran dalam diri, baik dalam berucap maupun berbuat dan seberapa pentingnya komunikasi dalam sebuah hubungan. Suami saya selalu mengajak saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam segala hal karena bagaimanapun juga sayalah yang nantinya akan menjadi madrasah bagi anak-anak kami kelak. Saya dituntun untuk bisa menjadi seorang muslimah yang bisa lebih menjaga diri dari interaksi dengan lawan jenis, seperti yang pernah diceritakan di jaman Rasulullah mengenai seorang istri yang bahkan selalu menunda untuk menerima tamu laki-laki di rumahnya karena ingin meminta ijin kepada suaminya terlebih dahulu, walaupun laki-laki yang akan masuk ke dalam rumahnya adalah seorang anak kecil. Bagi saya interaksi lawan jenis itulah yang benar-benar harus dijaga dengan baik, baik di dunia nyata maupun di dunia maya karena pada kenyataannya fitnah sangat mudah terjadi jika ada peluang. Saya juga semakin memahami bagaimana cara yang terbaik untuk mendapatkan quality time dengan keluarga tercinta dan bagaimana cara memanfaatkannya dengan maksimal. Saya percaya, setiap detik kehidupan kita memang akan selalu menjadi waktu berharga untuk terus belajar, karena semesta ini adalah universitas hidup yang paling utama. Begitupun dengan kehidupan pernikahan yang sedang saya jalani saat ini. Sejak awal, saya memang selalu menginginkan agar pernikahan ini mengantarkan saya untuk menjadi seorang istri , ibu dan muslimah yang jauh lebih baik. Alhamdulillah, sampai saat ini, Allah masih mengijinkan saya untuk mewujudkan keinginan saya itu.
Kini, di beberapa hari menuju 4 bulan pernikahan kami, saya hanya ingin menjadi seorang istri yang jauh lebih baik lagi. Saya akan berusaha untuk menjadi istri yang sholehah seperti yang Rasulullah jelaskan dalam hadits, "Sebaik-baik wanita ialah yang menyenangkanmu, saat kamu melihatnya; yang mematuhimu saat kamu perintah; yang menjaga diri dan hartamu saat kamu tiada (di rumah)". Ibu saya pun pernah berpesan kepada saya untuk selalu melakukan yang terbaik untuk suami, karena kelak suami pun akan melakukan hal yang sama, seperti yang Allah firmankan dalam surat favorit saya, Ar-Rahman ayat 60, bahwa "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)". Saya akan terus berusaha mewujudkan hal-hal yang telah saya pelajari sampai saat ini agar semua pembelajaran itu tidak hanya terlintas begitu saja, namun masuk ke dalam pikiran saya dan terlihat dalam setiap perilaku saya, semoga Allah memperkenankan, aamiin. Saya juga akan terus belajar hal-hal baru yang akan membuat saya semakin dekat kepada ridho suami saya dan akan bermuara kepada ridhoNya. Sambil menanti kehadiran buah hati yang masih Allah simpan untuk kami berdua, saya akan terus belajar dan mempersiapkan diri untuk menjadi ibu yang baik dan menjadi madrasah pertama yang akan membentuk kepribadian anak-anak kami kelak. Semoga kelak keluarga kami akan melahirkan anak-anak yang begitu mencintai Allah, Rasulullah dan mencoba meneladani segala hal dari Rasulullah tercinta. Aamiin.
"Terima kasih atas segalanya suamiku, semoga Allah perkenankan kita untuk terus bersama hingga ke surgaNya kelak, terima kasih karena telah menjadi suami, sahabat, guru dan imam terbaik dalam hidupku"