Sebuah rumah di komplek Perhubungan Udara blok J no 7, Tangerang , bukanlah sekedar rumah biasa bagiku. Semenjak aku hadir di dunia dan mengenal kata ‘rumah’ hingga detik ini, rumah inilah satu-satunya istana bagiku. Rumah ini terlihat sangat sederhana dan jauh dari sebutan istana. Namun, kekeluargaan yang ada baik di dalam rumah maupun di lingkungan komplek kecil itu membuatku sangat nyaman tinggal di rumah sederhana itu.
Lokasi rumah ini memang tidak terlalu strategis, kecuali hanya karena letaknya yang dekat dengan bandar udara Soekarno Hatta ( kira-kira 15 menit jika menggunakan kendaraan bermotor ). Sebenarnya, bagiku lokasi rumah ini sungguh tidak strategis. Sejak aku duduk di bangku Sekolah Dasar hingga kursi Perguruan Tinggi, lokasi rumahku inilah yang selalu membuatku menjadi siswa yang paling jauh rumahnya. Aku menuntut ilmu di tempat yang jauh dari rumahku, kenapa? Karena memang ternyata, di sekitar rumahku, belum terlalu banyak sekolah yang bagus...
SD ku di Islamic Village Tangerang, waktu tempuhnya kira-kira 1 jam, dan aku selalu diantar jemput.. Selama SD ini, bangun pagi dan pulang sore sudah menjadi hal yang biasa, karena waktu tempuh yang harus aku lewati cukup lama. Hal ini sampai membuatku jatuh sakit disaat aku kelas 3. Aku dirawat di RS karena penyakit thypus, sepertinya karena kelelahan, dan karena itulah aku harus menghentikan kegiatan lesku. Saat SD ini, aku punya beberapa teman yang tinggalnya tidak jauh dari rumahku, ya, sama2 jauh ( bahkan ada yang satu komplek denganku ).
SMP ku tidak terlalu jauh dari letak SD ku ( kira-kira 15 menit ), SMP Pramita , dekat dengan Lippo Karawaci. Yah, lokasinya semakin jauh dari SD ku, dan di masa SMP ini, aku masih diantar jemput, dan teman-temanku sudah sangat paham, kalau aku harus pulang lebih dulu dibanding yang lain karena rumahku nun jauh disana. Semasa SMP ini, aku juga punya 1 orang teman yang tinggalnya tidak jauh dari rumahku, kira-kira 15 menit, dan hanya dia lah teman yang bisa kuajak berangkat bareng saat aku sudah duduk di kelas 3 akhir ( karena sudah tidak lagi diantar jemput ).
SMA ku terletak semakin menjauhi rumahku, MAN Insan Cendekia Serpong, ya, kalau dihitung waktu tempuhnya, kira-kira 1,5 jam. Tapi, alhamdulillah, aku tidak perlu pulang pergi karena aku tinggal di asrama. Namun, setiap ada waktu untuk pulang ke rumah ( Walaupun waktunya hanya dari pukul 6 pagi sampai 5 sore di hari Minggu ), aku selalu memaksakan untuk pulang ke rumah. Terkadang aku baru berangkat dari asrama sekitar pukul 9 pagi, karena menonton pertandingan liga bagus di pagi harinya, sesampai di rumah, sekitar pukul 10.30. Lalu, kira-kira pukul 15.00, aku sudah berangkat kembali lagi ke asrama karena biasanya aku akan mampir dulu untuk membeli keperluan asrama sehingga aku akan tiba di asrama tepat pukul 17.00. Waktu yang cukup sebentar di rumah, tapi aku benar2 ingin pulang ke rumah. Aku rindu sekali dengan situasi rumahku, terlebih lagi, aku hanya bisa pulang setiap 2 minggu sekali. Berbeda dengan masa SD dan SMP, di masa ini, aku tidak punya teman yang rumahnya dekat dengan rumahku.
Beranjak lagi ke tingkat perguruan tinggi. Aku tidak mau kos, karena sepertinya aku tidak ingin lagi berada jauh dari rumahku setelah 3 tahun di asrama. Karena pilihanku untuk tidak ngekos, maka pilihan universitasku adalah universitas yang masih dapat kujangkau dengan pulang pergi. Ya, pilihanku adalah UI Salemba. Pilihan pertama FK dan pilihan keduanya FKG. Diterimalah aku di FKG, sama dengan kk aku. Cukup jauh sebenarnya, kira-kira 40 km dari rumahku, namun karena melewati tol bandara, waktu tempuhnya bisa hanya mencapai 1 jam saja. Hampir sama dengan masa-masa SD, SMP ku dulu. Alhamdulillah, untuk berangkat pagi ke kampusku, aku bisa nebeng sama bokap, karena kantor beliau terletak di bilangan Monas, jadi bisa sekalian, atau terkadang aku bareng sama kk ku ( kk aku bawa mobil ). Tapi, terkadang kalau memang tidak ada yang bisa ditebengin, untuk berangkat, bisa naik Busway kira-kira 1,5 jam. Untuk pulangnya, sebenarnya ada beberapa pilihan, naik busway , naik damri atau naik taksi, tapi yang paling sering aku gunakan adalah naik damri dari gambir, karena praktis dan waktunya juga kira-kira 1 jam. Kalo busway, bisa sampai 2 jam lebih, karena jurusan ke Kalideres ( Halte busway terdekat dengan rumahku ), biasanya selalu penuh. Kalo naik taksi, bisa bangkrut. Hehehe.. ^^. Oiya, lagi-lagi di masa kuliah ini, aku tidak punya teman yang rumahnya dekat dengan rumahku, jadi tidak ada yang bisa diajak pulang bareng atau belajar bareng.
Nah, terkadang aku pun ada agenda kampus yang harus ke Depok. Wah, ini dia nih yang paling berat. Rumahku dan Depok? Harus menyebrangi propinsi jakarta terlebih dahulu. Dulu, di awal2, biasanya perjalananku dari Depok memakan waktu hingga 2-3 jam dengan biskota biasa, namun sekarang sudah ada alternatif baru, yaitu naik Damri dari ps. Minggu, kira-kira memakan waktu 1,5 jam.
Yap, rumahku memang jauh dari mana-mana. Untuk menuntut ilmu dari SD hingga kini, aku harus memakan waktu minimal 1 jam perjalanan. Untuk pergi ke pusat perbelanjaan pun, tidak ada yang dekat. Tempat hiburan juga begitu, sehingga ketika aku diajak pergi oleh teman-temanku ke tempat hiburan, au tetap menjadi orang pertma ayang harus pulang duluan karena masih akan menikmari jauhnya perjalanan ke rumah. Namun, aku tetap menyukai istanaku ini. Begitu sampai di rumah, rasanya semua penat dan lelahku di perjalanan akan tergantikan dengan kenyamanan istanaku yang sederhana ini. Mungkin, sudah banyak yang menyarankanku untuk ngekos saja, tapi aku tetap tidak mau, karena ternyata perjalanan jauh yang harus kutempuh memberikanku banyak pengalaman dan tentunya karena aku sudah sangat nyaman dengan rumahku ini.
Rumahku, Istanaku....