Semua perempuan pasti ingin menjadi seorang ibu karena itulah yang membuat dirinya merasa menjadi perempuan seutuhnya, begitupun dengan saya. Sebelum menikah, sekitar 5 hari sebelum hari H, saya menjalani pemeriksaan TORCH (TOxoplasma, Rubella, CMV, HSV ) untuk mempersiapkan kondisi saya sebelum hamil kelak. Ternyata, salah satu virus telah berada di dalam tubuh saya saat tes itu dijalankan, nilai IgM CMV saya positif. Setelah berkonsultasi dengan dokter kandungan, saya harus menjalani pengobatan antivirus dan menunda kehamilan selama satu bulan. Sebuah perasaan khawatir pun sempat menghampiri saya tapi saya percaya Allah akan selalu memberikan yang terbaik kepada hambaNya. Dengan terus berprasangka baik terhadap rencanaNya, akhirnya setelah selama satu bulan menjalani pengobatan, alhamdulillah, hasil CMV saya pun sudah negatif dan saya sudah boleh hamil. Usia pernikahan kami memang baru menginjak dua bulan, tapi saya dan suami sudah berprogram untuk segera memiliki momongan.
Minggu, 15 desember 2013 ( hari 1)
Sejak beberapa hari yang lalu, saya mulai merasakan tanda2 yg aneh dari tubuh saya. Mudah lelah, kram perut dan beberapa tanda lain yang membuat saya kurang nyaman beraktivitas. Menstruasi bulanan pun sudah terlambat dua hari. Saya mulai berpikir, apakah saya hamil?, tapi saya tidak ingin terlalu berharap. Melihat kondisi saya yang sering kram perut, akhirnya suami saya memutuskan untuk segera mengecek kehamilan dengan testpack. Pagi-pagi sekali, setelah bangun tidur, saya pun menggunakan testpack yang sudah dibeli semalam. Alhamdulillah, ada dua garis yg muncul di testpack itu, walaupun garis yg satunya samar. Suami saya langsung mengonsultasikan kesamaran garis kedua itu kepada teman-teman sejawatnya sesama dokter. Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa saya positif hamil, walaupun ada baiknya untuk melakukan testpack lagi setelah 3 hari. Alhamdulillah akhirnya kabar bahagia itu pun datang juga. Saya langsung mengabari keluarga dan teman terdekat mengenai hasil testpack pagi ini sekalian meminta doa untuk kelancaran kehamilan saya. Alhamdulillah, ya Rabb, akhirnya Kau tunjukkan padaku kuasaMu, semoga kehamilan ini dapat berjalan dengan lancar sampai proses persalinan kelak, aamiin.
Senin, 16 Desember 2013 ( hari 2 )
Sejak kemarin sore sampai saat ini, saya sudah mulai rajin mencari-cari informasi tentang kehamilan trimester pertama via internet. Saya juga mulai mencari dokter kandungan yang kira-kira sesuai dengan kebutuhan saya. Alhamdulillah, kakak kandung dan kakak ipar saya juga sedang hamil jadi saya pun bisa banyak bertanya-tanya kepada mereka mengenai kehamilan pertama saya ini. Saya juga banyak mengumpulkan informasi dari sahabat-sahabat saya yang sudah memiliki anak. Alhamdulillah,ternyata rasanya sungguh menyenangkan saat saya mempelajari semua hal mengenai kehamilan ini. Begitu banyak hal yang harus saya perhatikan saat ini, mulai dari makanan yang saya makan sampai aktivitas yang boleh saya lakukan. Ya Allah, sungguh luar biasa persiapan yang harus dilakukan seorang ibu dalam menyambut bayinya tercinta, terima kasih karena aku pun bisa merasakannya kini.
Selasa, 17 Desember 2013 ( hari 3 )
Awalnya, suami saya merencanakan untuk memeriksakan kondisi kehamilan saya ke dokter kandungan hari ini, namun kakak saya menyarankan untuk menunggu sampai hari Jumat agar usia perkiraan kehamilan saya sudah cukup untuk dilihat kondisi kantung kehamilannya. Akhirnya, kami pun membatalkan rencana untuk ke dokter kandungan hari ini. Saya mulai mencoba untuk menyesuaikan aktivitas harian di rumah dengan kondisi kehamilan ini. Perlahan saya mulai memilah apa saja yang boleh saya lakukan dan boleh saya makan selama hamil. Sebenarnya sampai hari ini pun, saya masih sangat tidak menyangka bahwa Allah akan memberikan anugerah kepada kami secepat ini, tapi saya yakin, apapun yang sudah menjadi keputusanNya maka saya pasti mampu menjalaninya dan ini sudah pasti yang terbaik. Aamiin
Rabu, 18 Desember 2013 ( hari 4 )
Tiba-tiba, saat saya baru bangun tidur, saya merasakan bagian di bawah kuping kanan saya terasa sangat sakit dan bengkak, apakah saya terkena flu? Atau radang tenggorokan?. Saya pun langsung menceritakan keluhan saya kepada suami. Setelah diperiksa olehnya, suami saya mengatakan bahwa kondisi tenggorokan saya baik-baik saja, tapi kemungkinan besar saya terkena virus parotitis. Ya Allah, saya terkena parotitis saat hamil muda. Saya cukup khawatir dan takut kalau parotitis ini akan membahayakan kehamilan saya. Tapi, setelah saya mencari informasi via internet, insya Allah, parotitis ini tidak membahayakan kehamilan. Siangnya, saat suami saya sedang bertugas di Puskesmas, saya merasa sangat lemas. Untuk makan pun rasanya sangat sulit karena bengkak di kelenjar parotis ini membuat bukaan mulut saya menjadi sangat kecil dan makanan menjadi sulit dikunyah. Tapi, demi kehamilan ini, saya berusaha sekuat tenaga untuk dapat tetap makan dengan baik. Setelah saya ingat-ingat lagi, kemungkinan penyakit parotitis ini ditularkan oleh pasien saya di klinik sekitar dua minggu yang lalu. Ya, sepertinya saat itu kondisi tubuh saya memang kurang sehat. Malam ini, demam pun menyerang saya. Suhu tubuh saya mencapai 38 derajat celsius. Saya pun meminum parasetamol yang paling aman untuk dikonsumsi ibu hamil. Tapi, demam saya tidak juga membaik.
Kamis, 19 Desember 2013 ( hari 5)
Sampai pagi ini, kondisi saya tidak juga membaik. Setiap efek obatnya habis, demam akan kembali menyerang tubuh saya. Kondisi saya pun melemah. Akhirnya, suami saya memutuskan untuk membawa saya ke dokter kandungan pagi ini juga. Suami saya pun ijin untuk tidak bertugas di puskesmas. Kami berangkat menuju Rumah Sakit Hasan Sadikin dengan harapan dapat menemui dokter kandungan yang kami inginkan. Sesampainya di sana, ternyata dokter kandungan yang kami inginkan tidak praktek. Alhamdulillah, masih ada dokter kandungan yang lain yang dapat kami temui siang itu. Saya diperiksa dengan menggunakan USG dan ternyata kantung kehamilan sudah terbentuk. Usianya tiga minggu. Alhamdulillah, Ya Allah, betapa bahagianya hatiku saat melihat kantung kehamilan itu. Saya benar-benar hamil. Dokter hanya menyarankan saya untuk meminum asam folat dan penguat rahim, sepertinya kandungan saya baik-baik saja. Untuk parotitis yang saya derita, dokter mengijinkan untuk meminum antibiotik yang paling aman untuk dikonsumsi ibu hamil. Alhamdulillah, akhirnya kami mendapat pencerahan mengenai hal ini. Saya pun pulang dari RSHS dengan perasaan yang sangat bahagia. Rasanya tidak sabar untuk bisa kontrol kembali bulan depan untuk mendengar detak jantung janin yang ada di dalam perutku. Namun, di perjalanan pulang, demam kembali menyerang. Kondisiku kembali melemah. Semoga saja, setelah aku meminum antibiotiknya nanti malam, kondisiku akan jauh lebih membaik. Aamiin. Terima kasih ya Allah, aku sangat bahagia dapat bertemu dengan calon bayiku hari ini. Alhamdulillah.
Jum'at, 20 Desember 2013 ( hari 6 )
Semalam, kondisi saya sudah lebih membaik. Begitupun dengan pagi ini. Sepertinya puncak demam penyakit parotitis ini pun sudah lewat. Walaupun saya sudah tidak demam, tapi kondisi badan saya masih cukup lemas. Setelah sarapan, saya pun kembali tidur di kasur. Saya juga mulai merasakan kembali kram di perut saya. Kata dokter, ini adalah hal yang wajar karena rahim saya sedang membesar. Sekitar jam 10 saya terbangun dan masih merasakan kram di perut saya. Tidak lama kemudian, saya merasakan ada flek yang keluar. Saya mulai panik. Saya langsung bertanya kepada kakak ipar saya mengenai hal ini. Namun, menurutnya jika flek yang keluar tidak banyak, insya Allah tidak masalah. Akhirnya, saya pun mencoba untuk tidur lagi dan mengistirahatkan badan saya. Saya khawatir flek ini keluar karena saya kelelahan. Jam 12.30, ibu mertua saya membangunkan saya untuk makan siang, tiba-tiba saya merasakan kram perut yang belum juga hilang dan flek yang masih keluar. Saya kembali panik. Saya langsung menghubungi kakak saya dan menceritakan semuanya. Menurutnya, kalau flek saja tanpa kontraksi, itu tidak menjadi masalah. Tapi, kalau flek yang keluar disertai dengan kontraksi, lebih baik saya bedrest saja, tidak turun dari kasur sama sekali. Saya pun langsung menghubungi suami saya dan suami saya yang saat itu baru selesai shalat jumat, langsung berencana untuk pulang. Sambil beristirahat di atas kasur, saya mencoba untuk makan bubur karena saya harus minum obat siang ini. Sekitar jam 1 siang, tiba-tiba darah mulai keluar. Saya langsung memanggil ibu mertua saya dan mengatakan kalau sekarang bukan hanya flek tapi sudah darah. Saat itu pun saya langsung berpikir bahwa saya akan kehilangan calon bayi saya. Awalnya darah yang keluar hanya sedikit, tapi setelah saya mencoba memakai pembalut, darah semakin banyak mengalir dan gumpalan-gumpalan darah pun sudah keluar. Saya langsung menghubungi suami saya yang saat itu sedang di dalam perjalanan. Saya menceritakan semuanya. Entah bagaimana, saat itu Allah memberikan ketenangan dalam diri saya. Seketika saja, saya pun mengikhlaskan segalanya. Rasa sakit dari kontraksi perut ini masih terus menyertai pendarahan ini. Ibu mertua saya pun terlihat sangat khawatir dengan keadaan saya. Siang itu, saya sampai harus berganti pembalut sebanyak lima sampai enam kali. Pendarahan yang terjadi begitu hebat dan menguras tenaga saya. Saat masih berada di perjalanan, suami saya meminta saya untuk segera bersiap-siap karena setelah suami saya sampai di rumah, kami akan segera berangkat menuju RS Hermina Pasteur. Sekitar jam 3, suami saya sampai di rumah. Saat itu, saya pun masih berada di kamar mandi untuk mengganti pembalut yang ke sekian kalinya. Gumpalan darah yang keluar sudah semakin banyak. Setelah siap, saya pun dipapah suami saya menuju mobil dan kami langsung berangkat menuju Rumah Sakit bersama dengan ibu mertua saya. Sesampainya di RS Hermina Pasteur, saya langsung dibawa masuk ke ruang IGD dan diperiksa oleh dokter jaga di sana. Alhamdulillah, dokter yang kemarin baru saja kami temui di RSHS juga praktek di sini sore ini. Setelah beliau datang, saya pun dibawa ke dalam poli dan diperiksa kembali dengan menggunakan USG. Dokter mengatakan bahwa kantung kehamilan saya sudah kolaps, tidak bisa dipertahankan lagi. Sisa jaringan pun masih ada di dalam rahim saya sehingga dokter menyarankan untuk dilakukan kuretase. Akhirnya, operasi kuretase pun direncanakan akan dilakukan pada pukul 19.00. Dokter masih belum bisa memastikan apa penyebab dari keguguran yang saya alami karena ini adalah kehamilan pertama, keguguran pertama dan usia kehamilan pun masih sangat muda, 3 minggu. Banyak sekali kemungkinan yang bisa menjadi penyebab keguguran ini, bisa karena infeksi parotitis yang saya alami, bisa karena kelainan kromosom atau hal lainnya. Hasilnya mungkin akan bisa diketahui setelah jaringan di dalam rahim saya ini berhasil dikeluarkan dan diperiksa di bagian patologi anatomi. Alhamdulillah, kuretase di bawah anestesi umum pun berjalan dengan lancar. Rasa sakit yang saya rasakan sejak jam 1 siang hingga jam 7.30 malam pun akhirnya sudah berhenti. Ternyata keguguran itu rasanya sakit sekali. Saya belum pernah merasakan sakit sehebat itu. Malamnya, saya sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan untuk beristirahat. Ditemani oleh suami, ibu mertua dan ibu kandung saya, rasanya sungguh menenangkan. Saya yakin, Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi hambaNya, termasuk bagi saya dan suami. Keguguran ini saya anggap sebagai sebuah ujian dari Allah sebagai bukti cintaNya. Saya dan suami pun bersyukur masih diberikan kesempatan untuk merasakan menjadi calon orangtua dalam waktu 6 hari. Allah ingin menunjukkan kepada kami, bahwa kami bisa menjadi orangtua namun sepertinya waktunya belum tepat sehingga Allah mengambil kembali calon janin yang sempat dititipkanNya di dalam rahim saya. Terima kasih ya Allah, terima kasih banyak atas segalanya, terima kasih karena Kau telah mengijinkan hamba untuk menjadi calon ibu selama 6 hari. Alhamdulillah. :")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar