Assalamualayka ya Rasulullah, ya Habiballah, ya
Nabiyallah
Alhamdulillahirobbli'alamin.
Perasaanku
sungguh campur aduk saat akhirnya aku menginjakkan kaki di bandara King Abdul
Aziz, Jeddah. Akhirnya aku bisa menghirup udara gurun pasir di Saudi Arabia,
negara yang penuh dengan sejarah islam, negara yang menjadi saksi perjuanganmu.
Walaupun masih harus menempuh waktu 4-5 jam menuju kotamu, aku sudah merasa
sangat antusias dengan perjalanan di bus menuju Madinah malam itu. Sambil
menyiapkan diri untuk bertemu dengan masjid Nabawi, sepertinya perjalanan udara
selama 9 jam itu cukup memberikanku alasan untuk sedikit beristirahat di dalam
bus ini.
Ya Rasulullah,
tiba-tiba mataku dikejutkan dengan keindahan ciptaanNya. Masjid yang kau bangun
di kota Madinah ini begitu memancarkan kecantikannya. Hatiku berdebar, tak
sabar rasanya ingin segera masuk dan melaksanakan shalat disana. Alhamdulillah,
Ya Habiballah, akhirnya aku dapat merasakan keindahan masjid Nabawi ini dengan
lebih dekat, masjid yang menjadi tempat berjuangmu bersama para sahabat dulu.
Begitu indah dan cantik. Aku tidak pernah membayangkan betapa luarbiasanya
masjid ini. Air zam-zam yang tersedia di setiap pojok masjid ini membuatku tak
ingin melewatkan kesempatan untuk selalu meminumnya seusai shalat. Suasana
masjid ini begitu menyejukkan. Begitu banyak umatmu yang berbondong-bondong masuk
ke dalam masjid saat adzan sudah dikumandangkan. Benar kata orang-orang, di
tanah haram ini, saat adzan sudah berkumandang, maka semua akan berjalan menuju
asal suara adzan itu. Semua bergerak secara bersama-sama, meninggalkan semua
aktivitasnya, meninggalkan barang dagangannya tergeletak di jalanan tanpa ada
yang menjaganya. Kami semua ingin memenuhi panggilanNya, kami semua saudara di
tanah haram ini, saudara seiman. Betapa bahagia rasanya ketika melihat jamaah
yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, seperti yang telah Allah
firmankan dalam AlQur'an, kini berada di satu tempat menjalani shalat yang
dipimpin oleh satu imam dengan satu bahasa dan gerakan yang sama. Ya
Rasulullah, semakin kurasakan indahnya islam. Terlebih lagi, setiap shalat fardhu
selesai dilaksanakan, kami akan melaksanakan shalat ghaib untuk seluruh
muslimin dan muslimat yang berpulang kepadaNya di hari itu.
Kecantikan Masjid Nabawi |
Kerinduanku
padamu semakin memuncak ketika tiba waktunya untuk berziarah ke makammu.
Assalamualayka Ya Rasulullah. Akhirnya aku bisa mengunjungi makammu, berada
sedekat itu denganmu. Ya Rasul, memasuki Raudhoh ini memang membutuhkan
kesabaran, tapi tentu tidak akan sebanding dengan kesabaranmu dan para sahabat
terdahulu. Sebuah taman surga yang terletak di antara rumahmu dan mimbarmu ini
menjadi tempat yang dirindukan oleh seluruh umatmu. Kupanjatkan doa penuh harap
kepadaNya dengan sepenuh hati. Kerinduan yang telah lama hadir kini terjawab
dengan airmata. Berada begitu dekat denganmu membuat tubuhku bergetar dan
hatiku tak hentinya merasakan karunia yang begitu besar. Aku ingin berada
disini lebih lama. Ya Rasul, semoga aku bisa bertemu langsung denganmu di
surgaNya nanti. Ya Allah, kabulkanlah, aamiin.
Kerinduanku
kepada para sahabatmu pun terbayar sudah di sini. Assalamualayka Ya Khalifatu
Rasulillah, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Assalamualayka Ya Amirul mukminin, Umar Bin
Khattab. Seketika itu juga, aku teringat bagaimana perjuangan kedua sahabat
dalam membantu perjuanganmu dulu Ya Rasul. Betapa besar kekuatan cinta seorang
Abu Bakar kepadamu yang membuatnya mampu menahan rasa sakit akibat gigitan
hewan di dalam gua Tsur saat masa awal hijrahmu. Betapa besarnya juga cinta
Umar kepadamu sampai saat berita kematianmu menyebar, beliau tidak mampu
menerimanya dan malah ingin membunuh siapapun yang mengatakan bahwa dirimu
telah kembali kepadaNya. Sungguh bahagia hati ini karena akhirnya aku bisa
mengunjungi makam kedua sahabat terbaikmu itu. Alhamdulillah.
Ya Rasulullah,
Madinah adalah kota yang sangat menyenangkan. Tata kota yang rapi, keramahan
penduduknya dan kehangatan suasananya membuatku betah berada disini. Aku tidak
menemukan satupun keburukan di kota ini, semua warganya menjalani kehidupan
yang begitu tenang. Kami saling menebar salam di mana pun kami berada, saat
memasuki lift, bertemu di depan masjid atau di mana saja. Waktuku yang hanya
dua hari di kota Madinah ini membuatku ingin memanfaatkan semaksimal mungkin
kesempatan yang ada untuk melihat semua hal yang berhubungan dengan kehidupanmu
dulu, Ya Rasul. Di dekat Masjid Nabawi, aku berkesempatan untuk berziarah ke
Pemakaman Baqi, tempat dikuburnya semua keluargamu kecuali bunda Khadijah dan
juga beberapa sahabat yang selalu menyertai perjuanganmu dulu. Assalamualaykum
ya Ahlul Baqii.
Pemakaman Baqi |
Alhamdulillah,
aku juga sempat singgah sebentar di Masjid Quba, masjid pertama yang kau bangun
di kota ini dan juga Masjid Qiblatain yang menjadi tempat berubahnya arah
kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram setelah kau mendapatkan perintahnya
dari Allah. Perjalananku melihat gunung Uhud membuatku teringat akan pamanmu
tercinta, Hamzah bin Abdul Muthalib. Sang singa padang pasir yang menyerahkan
seluruh jiwa dan raganya untuk membelamu itu kini dimakamkan di dekat Bukit
Uhud. Kematiannya di perang uhud adalah kehilangan besar seluruh umat muslim
dan kesedihan mendalam bagimu. Assalamualayka ya Hamzah.
Masjid Quba |
Jabal Uhud dan Makam Syuhada Uhud |
Ya Rasul
Allah, sepertinya waktuku di kota ini tidak lama, karena aku harus beranjak ke
kota kelahiranmu untuk melaksanakan tujuan utamaku. Aku mohon pamit dari kotamu
ini, Ya Rasul. Berat rasanya meninggalkan kota ini. Kota yang telah membuatku
merindukannya bahkan sebelum aku pernah berada disana. Sampai jumpa Madinah,
semoga aku bisa kembali lagi ke kota ini untuk merasakan lagi ketenangan,
keindahan, ketenteraman dan kebahagiaan yang pernah kudapatkan disini. Aamiin.
Terima
kasih atas mimpi yang menjadi nyata ini Ya Allah.. :")
3 komentar:
semoga kelak bisa kesana lagi ya. Aamiin. ditunggu part Mekah nya :)
Habis sudah, saya kangen Madinah................. :'(((
@ danfer : Aamiin :')
@ michan : kangen saya juga ga? :p
Posting Komentar