Labbaik Allahuma Labbaik, Labbaika Laa Syarika Lakaa Labbaik, Innal Hamda Wan Ni'mata Laka Wal Mulka Laa Syariikalah..
Ya Allah, akhirnya aku
memenuhi panggilanMu untuk melaksanakan umrah. Alhamdulillahirobbil'alamin.
Lagi-lagi, Kau memberikanku hadiah berharga di tahun ini. Selama 4 jam
perjalanan menuju Mekah, aku berusaha menyiapkan diriku untuk bertemu dengan
Ka'bah. Bangunan yang telah dibangun oleh ayahanda Nabi Ibrahim dan putranya,
Nabi Ismail berabad-abad lalu. Sebuah pusat kegiatan muslim di dunia yang
bahkan pancarannya terlihat dari luar angkasa.
Jam Hijau yang terlihat dari kejauhan |
Setelah mengambil miqat di
Masjid BirAli, aku sekeluarga sudah siap untuk menjalankan umrah malam ini.
Setibanya di Mekah, sebuah jam besar begitu menarik perhatianku. Dia terlihat
dari kejauhan karena ukurannya yang sangat besar, berwarna hijau dan ada asmaMu
disana. Jam ini terletak di ujung zamzam tower yang berada di halaman Masjidil
Haram. Hatiku mulai berdebar. Melihat kemegahan Masjidil Haram dan banyaknya
umat muslim disana membuatku semakin mengagumi kebesaranMu, Ya Rabb.
Dengan namaMu Ya Allah, akan
ku mulai ibadah umrah malam ini. Masuk ke dalam Masjidil Haram membawa
kebahagiaan yang sangat berbeda dengan saat aku memasuki Masjid Nabawi di
Madinah. Megah. Bersejarah. Istimewa. Setelah masuk lebih ke dalam lagi,
akhirnya aku bertemu dengannya, Ka'bah.
Ya Allah, hati ini terasa hangat. Aku masih belum mempercayainya. Kini, Ka'bah
yang besar itu ada di hadapanku. Sebuah bangunan bersejarah yang menjadi saksi
perjuangan Rasulullah. Di Ka'bah inilah RasulMu melaksanakan ibadah haji.
Ka'bah ini juga yang menjadi saksi atas perlawanan kaum Quraisy kepadanya dan
juga saksi atas penaklukan Mekah. Ya Rabb, ku panjatkan doa penuh harap
kepadaMu. Ampuni segala dosa dan masukkan kami ke dalam surgaMu. Aamiin. Ya
Allah, rumahMu ini tidak pernah sepi. Setiap detiknya selalu ada ratusan hambaMu
yang bertawaf dan memanjatkan doa kepadaMu, terkecuali saat shalat berjamaah
sedang berlangsung.
Seusai melaksanakan tawaf, aku
pun beranjak menuju bukit Safa untuk memulai ibadah sa'i. Berjalan menuju bukit
Marwah sambil terus berdzikir dan berdoa kepadaMu mengingatkanku pada
perjuangan Bunda Siti Hajar yang terus menerus berlari bolak balik dari bukit
Safa ke Marwah sebanyak tujuh kali demi mencari air untuk anaknya tercinta,
Nabi Ismail. Tidak terbayangkan betapa berat perjuangan beliau saat itu. Aku
yang saat ini menjalani sa'i di dalam ruangan berpendingin, dengan lantai yang
bersih dan tidak dalam keadaan menggendong seorang anak bayi saja cukup merasa
kelelahan. Bagaimana dengan beliau? Ditinggal seorang diri oleh suami tercinta
di gurun pasir yang sangat terik dan harus merawat anaknya yang masih bayi.
Semoga Allah merahmatimu, Ya Bunda Siti Hajar. Aamiin. Ibadah kami ditutup dengan
bertahalul di Bukit Marwah. Ya Allah, terima kasih atas kesempatan yang tak
pernah kubayangkan akan Kau berikan secepat ini kepada hamba, kesempatan untuk
melaksanakan umrah dengan keluarga tercinta. Terima Kasih Ya Allah..
Suasana Sa'i |
Allah Yang Maha Pengasih, aku
masih memiliki waktu dua hari lagi di tanah haram ini. Aku akan memanfaatkan
semaksimal mungkin untuk bisa beribadah di rumahMu. Masjidil Haram selalu
dipenuhi oleh hambaMu tanpa henti. Terlebih lagi, ketika waktu Dzuhur dan
Maghrib. Suasananya begitu menenteramkan hati. Kami semua memanfaatkan waktu
untuk beribadah kepadaMu, memohon ampun kepadaMu, mendekatkan diri kepadaMu dan
meminta keridhaanMu, Ya Rabb. Saat menengok ke kanan dan kiri, hanya ada pemandangan
hamba-hambaMu yang sedang menjalankan shalat sunnah tahiyatul masjid, shalat
sunnah rawatib, berdzikir, tilawah atau khusuk berdoa. Saat adzan berkumandang,
semua langkah kaki bergerak menuju rumahMu. Toko-toko hanya ditutup sementara,
bahkan beberapa penjual meninggalkan barang dagangannya di atas etalase begitu
saja. Suasana yang tidak jauh berbeda dengan Madinah. Begitu pula dengan air
zamzam yang mata airnya terletak sangat dekat dari sini, juga selalu tersedia
di setiap pojok Masjidil Haram. Ya Rabbi, suara imam yang begitu merdu,
banyaknya jamaah dan kemegahan bangunan rumahMu ini selalu membuatku ingin
kembali melaksanakan shalat disini, semoga hamba bisa kembali lagi ke sini,
Aamiin.
Masjidil Haram di siang dan malam hari |
Mekah adalah kota kelahiran
RasulMu dan tempat pertama kalinya wahyuMu diturunkan kepadanya. Aku dan
keluarga mulai menyusuri titik-titik bersejarah di kota ini. Jabal Rahmah yang
merupakan tempat bertemunya Bunda Hawa dengan Nabi Adam setelah diturunkan dari
surga olehMu menjadi tujuan pertama
kami. Di tempat ini, kami semua
diingatkan kembali mengenai sejarah nenek moyang kami terdahulu dan bagaimana
besarnya usaha yang dilakukan oleh Nabi Adam untuk bisa berkumpul lagi dengan
Bunda Hawa. Setelahnya, kami beranjak ke tempat-tempat dilaksanakannya ibadah
haji. Kami melihat padang Arafah yang menjadi tempat wukuf dan miniatur dari
padang Mahsyar kelak, tenda-tenda di Mina dan juga tempat melemparnya jumrah.
Ya Allah Yang Maha Mengabulkan Permohonan, ijinkanlah hamba dan keluarga hamba
kelak untuk bisa menjalani rukun islam yang ke lima yaitu menunaikan ibadah
haji di tanah haram ini, Aamiin ya Rabbal 'alamin.
Jabal Rahmah |
Ribuan tenda di Mina |
Terima kasih ya Rabb, untuk impian yang menjadi nyata. Alhamdulillah.. :")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar