Beberapa hari yang lalu, tanpa disengaja saya melewati sebuah sekolah mengaji yang terletak di sebuah gang kecil tempat pasien saya tinggal. Saat itu saya sedang menjemput pasien saya yang masih kelas 1 SD untuk dibawa ke klinik. Awalnya, saya tidak terlalu memperhatikan sekolah mengaji itu, tapi ketika saya melewatinya untuk kedua kali, saya menjadi teringat dengan kegiatan belajar mengajar yang dulu pernah saya lakukan dengan teman-teman kampus di daerah pemukiman seperti ini.
Namanya Rumah Kita.
Saat itu, saya masih berada di tingkat awal kuliah dan menjadi pengurus BEM FKG di departemen pengabdian masyarakat (pengmas). Ada tiga orang senior saya angkatan 2003 yang tiba-tiba mengajak saya dan teman-teman dari pengmas untuk rapat membicarakan sebuah konsep rumah belajar. Tiga senior saya itu memaparkan ide mereka mengenai adanya sebuah rumah belajar yang dibuat oleh BEM FKG untuk masyarakat sekitar Salemba, mereka adalah petinggi BEM sebelumnya yang belum sempat merealisasikan ide ini. Awalnya sasaran kami adalah anak-anak jalanan yang tidak sekolah, tapi ternyata menjangkau anak-anak jalanan di daerah Jakarta sangat sulit, karena mereka sudah lebih dikuasai oleh preman-preman yang sulit diajak berkomunikasi. Akhirnya, kami mencoba mencari anak-anak di sekitar Salemba yang tidak mampu untuk sekolah. Tapi, kenyataannya, disaat program BOS sudah berjalan di Jakarta, sangat sulit menemukan anak-anak yang masih tidak sekolah, kalaupun ada, meraka adalah anak-anak yang memang tidak mau untuk sekolah bukan karena tidak mampu untuk membayar biaya sekolah. Akhirnya, kami turunkan lagi sasarannya. Kami mencoba untuk menjadikan rumah belajar ini sebagai tempat les gratis untuk anak-anak SD di daerah Salemba.
Kami bersembilan ( enam orang anggota pengmas BEM FKG UI 2008/2009 dengan tiga orang senior angkatan 2003 ) mulai mencari tempat yang bisa dijadikan sebagai rumah belajar ini. Kami mulai mencari dan menyusuri jalanan di sekitar pemukiman padat Salemba sampai akhirnya di Salemba Bluntas lah, rumah belajar ini bisa diwujudkan. Setelah berbicara dengan pengurus RT dan RW, kami mendapatkan ijin untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar setiap sore di balai warga Salemba Bluntas. Akhirnya, rumah belajar ini bisa segera direalisasikan. Kami juga mulai mempersiapkan segala sarana dan prasaran untuk rumah belajar ini. Kami mengadakan studi banding ke TIS ( Teknik Informal School ) yang dimiliki Fakultas Teknik UI untuk mempelajari sistem rumah belajar mereka, baik mengenai kurikulum maupun sistem belajar mengajarnya. Kami juga mulai menjaring mahasiswa yang ingin berpartisipasi menjadi pengajar di rumah belajar ini.
Alhamdulillah, di bulan Desember 2008, rumah belajar yang kami namakan RUMAH KITA ini pun dibuka. Perwujudan rumah belajar ini memang melalui proses yang cukup lama. Konsep rumah belajar ini mulai dirintis saat saya masih menjadi staf departemen pengmas dan akhirnya baru bisa mulai berjalan saat saya sudah menjadi kepala departemen pengmas BEM FKG. Kegiatan belajar mengajar mulai berjalan dengan baik. Anak-anaknya cukup antusias dalam mengikuti kegaiatan belajar mengajar ini. Kami membantu anak-anak untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya dan mempersiapkan ujiannya. Di akhir semester, kami memanggil orangtua anak-anak untuk memberikan buku laporan dari rumah belajar ini. Karena kami adalah mahasiswa kedokteran gigi, maka terkadang kami juga menyisipkan materi penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut kepada anak-anak dan para orangtuanya. Namun sayangnya, sejak awal jumlah tenaga pengajar masih saja kurang. Dan ternyata, sampai detik ini, tahun 2012, setiap saya menanyakan kabar rumah kita kepada adik kelas, permasalahan pengajar ini masih saja ada.
Saat ini, RUMAH KITA sudah berusia hampir 4 tahun. Saya sendiri, memang sudah tidak terjun langsung di dalamnya. Bahkan, sejak masuk klinik, saya sudah jarang sekali ikut mengajar disana. Terkadang, saya ingin sekali mengajar lagi dan bermain-main dengan anak-anak disana, tapi akhirnya yang bisa saya lakukan hanyalah memantau perkembangan dan keberlangsungan RUMAH KITA dari pengurus BEM saat ini. Semoga suatu saat nanti, saya bisa kembali lagi memberikan kontribusi nyata untuk rumah belajar ini dan semoga rumah belajar ini bisa terus hadir untuk masyarakat Salemba. Aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar