Film ini berkisah tentang seorang anak ( Rara ) yang sangat menginginkan jendela di rumahnya seperti rumah-rumah indah yang ada di khayalan anak-anak, jendela yang bisa digunakan untuk melihat bulan di malam hari dari dalam rumah. Tapi, Rara tidak memiliki jendela di rumahnya karena rumahnya berada di lingkungan kumuh yang hanya terbuat dari triplek-triplek tipis. Ayahnya hanya bekerja sebagai penjual ikan hias keliling. Memiliki jendela adalah impian terbesar Rara.
Karena sebuah kejadian kecelakaan, Rara bertemu dengan Aldo dan keluarganya. Aldo adalah seorang anak yang memiliki keterbatasan (autis). Akhirnya mereka berdua bersahabat dan dalam perjalanan persahabatan mereka yang melibatkan keluarga Rara maupun Aldo, terdapat banyak sekali pelajaran yang dapat diambil oleh kita sebagai penonton.
1. Selalu bersyukur atas segala yang dimiliki. Ayah Rara selalu mengingatkan Rara untuk bersyukur dengan keadaan rumahnya sekarang yang tanpa jendela. Namun, tidak berarti Ayah Rara tidak berusaha untuk memenuhi permintaan Rara. Ayah Rara sampai rela menukar semua dagangannya untuk sepasang jendela demi memenuhi permintaan anak yang dicintainya.
2. Ketidaksempurnaan seseorang dalam mental atau fisik pasti diimbangi dengan kesempurnaan hati. Itulah keadilan Allah. Aldo yang autis, memiliki hati yang sangat murni dan tulus. Dia mau menyumbang buku untuk teman2 Rara di lingkungan kumuh, mau bergaul dengan mereka, bahkan mengajak anak-anak jalanan itu ikut berenang bersamanya. Semuanya dilakukan dengan ikhlas dan tulus.
3. Arti keluarga bagi Aldo dan Rara sangatlah besar. Aldo sampai pergi dari rumah ketika mendengar kakaknya yang merasa sangat malu atas kondisi dirinya. Begitu pula Rara yang sangat sedih ketika harus kehilangan ayahnya.
Cerita yang disusun oleh penulis terkenal , Mba Asma Nadia, ini telah berhasil membuat saya dan penonton lainnya menitikkan air mata berkali-kali sepanjang film. Pemaparan kondisi masyarakat yang ada saat ini, ketidaksempurnaan Aldo, sulitnya kehidupan Rara dan seluruh hal yang berkaitan dengan keluarga , membuat saya kembali teringat akan kehidupan yang saya alami dan betapa kurangnya rasa syukur saya atas nikmat yang telah diberikanNya.
Rumah Tanpa Jendela
Karena sebuah kejadian kecelakaan, Rara bertemu dengan Aldo dan keluarganya. Aldo adalah seorang anak yang memiliki keterbatasan (autis). Akhirnya mereka berdua bersahabat dan dalam perjalanan persahabatan mereka yang melibatkan keluarga Rara maupun Aldo, terdapat banyak sekali pelajaran yang dapat diambil oleh kita sebagai penonton.
1. Selalu bersyukur atas segala yang dimiliki. Ayah Rara selalu mengingatkan Rara untuk bersyukur dengan keadaan rumahnya sekarang yang tanpa jendela. Namun, tidak berarti Ayah Rara tidak berusaha untuk memenuhi permintaan Rara. Ayah Rara sampai rela menukar semua dagangannya untuk sepasang jendela demi memenuhi permintaan anak yang dicintainya.
2. Ketidaksempurnaan seseorang dalam mental atau fisik pasti diimbangi dengan kesempurnaan hati. Itulah keadilan Allah. Aldo yang autis, memiliki hati yang sangat murni dan tulus. Dia mau menyumbang buku untuk teman2 Rara di lingkungan kumuh, mau bergaul dengan mereka, bahkan mengajak anak-anak jalanan itu ikut berenang bersamanya. Semuanya dilakukan dengan ikhlas dan tulus.
3. Arti keluarga bagi Aldo dan Rara sangatlah besar. Aldo sampai pergi dari rumah ketika mendengar kakaknya yang merasa sangat malu atas kondisi dirinya. Begitu pula Rara yang sangat sedih ketika harus kehilangan ayahnya.
Cerita yang disusun oleh penulis terkenal , Mba Asma Nadia, ini telah berhasil membuat saya dan penonton lainnya menitikkan air mata berkali-kali sepanjang film. Pemaparan kondisi masyarakat yang ada saat ini, ketidaksempurnaan Aldo, sulitnya kehidupan Rara dan seluruh hal yang berkaitan dengan keluarga , membuat saya kembali teringat akan kehidupan yang saya alami dan betapa kurangnya rasa syukur saya atas nikmat yang telah diberikanNya.
Rumah Tanpa Jendela
#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar