Allah Maha Berkuasa atas segalanya, Apapun yang Allah jadikan kehendak, maka tak ada satu hal pun yang mampu menghalangiNya... Aku melihat itu semua dengan jelas dari sebuah cerita...
Saat itu, aku mendengar kabar bahwa salah satu guruku dirawat di RSCM karena memiliki tumor di otaknya. Aku dan beberapa alumni IC yang berkuliah di kawasan Salemba segera menjenguk beliau dan menanyakan bagaimana kronologi kejadian penyakit yang dialaminya itu. Beliau terlihat sangat bahagia menerima kedatangan kami, para anak muridnya. Beliau adalah seorang guru matematika di SMA ku dulu, namanya Pak Zulhiswan. Tumor yang bersarang di otaknya telah mengganggu kemampuan kognitif nya, seperti membaca, berbicara, menulis dan juga menghitung. Sedih sekali mendengar cerita yang dipaparkan beliau, bagaimana pertama kali beliau menyadari bahwa untuk menghitung bilangan mudah saja, beliau tidak mampu , padahal belliau adalah seorang guru matematika. Beberapa waktu sebelum masuk RSCM, beliau sudah sering merasakan perubahan pada dirinya seperti berbicara berulang-ulang, tidak mampu menyusun kata dengan baik, begitu pula dengan membalas sms. Akhirnya, diambil keputusan untuk dilakukan operasi pengambilan tumor tersebut.
Pasca operasi, aku dan teman-teman alumni kembali menjenguk beliau yang tentu sudah dianggap orangtua bagi semua anak muridnya. Saat itu, wajah beliau masih saja tersenyum menyambut kedatangan kami, walaupun beliau sudah semakin sulit menyebutkan nama kami. Alhamdulillah, yang kudengar saat itu, operasi berjalan dengan baik dan tinggal dilengkapi dengan perawatan radioterapi.
Sudah lama tak kudengar kabar tentang guruku itu. Tiba-tiba kuterima kabar bahwa beliau sudah tidak mau lagi dirawat di RSCM dan lebih memilih untuk pasrah terhadap kondisi tubuhnya. Saat itu, aku sangat terkejut karena kupikir, operasi itu telah menyelesaikan seluruh penyakitnya. Namun, ternyata, masih ada beberapa bagian tumor yang tertinggal dan hanya bisa dihilangkan melalui radioterapi yang sangat menyakitkan bagi Pak Zul. Beliau shock dengan terapi yang dijalankan, terlebih ketika ditawarkan untuk dilakukan operasi kedua.
Alumni mulai ramai membicarakan kondisi terbaru Pak Zul di berbagai forum yang ada, milis, facebook, dll. Saat itu, aku hanya berharap agar kondisi Pak Zul akan terus membaik dan tidak berakhir seperti seniorku terdahulu yang telah kembali kepada Sang maha Kuasa karena kanker tulang di kaki kanannya ( Alm. Sena Medisisnata, IC 2006 ). Namun, berita yang beredar pun tidak terlalu jelas menggambarkan kondisi beliau.
Akhirnya, di awal tahun 2011, aku dan teman-teman angkatanku ingin berkunjung ke rumahnya untuk silaturahmi dan juga sekalian menjenguk beliau. Namun, ternyata, saat aku mengabari beliau mengenai rencana kerumahnya, beliau mengatakan bahwa sekarang beliau sudah mulai kembali ke sekolah untuk belajar lagi perlahan-lahan. Subhanallah!! aku sungguh bahagia mendengar kabar ini dan aku benar-benar tidak sabar untuk segera bertemu dengannya untuk mendengarkan cerita lengkapnya..
Tanggal 14 Januari 2011, aku dan beberapa teman seangkatan akhirnya berkunjung ke sekolah kami tercinta Insan Cendekia Serpong untuk bertemu beliau sekaligus silaturahmi dengan guru lainnya. Disinilah, beliau menceritakan 'mukjizat' yang baru didapatkannya.
Selama beberapa waktu , beliau hanya dapat terbaring lemah di atas kasur karena ternyata tumor yang ada di kepalanya telah mengambil fungsi motorik sehingga beliau menjadi lumpuh. Awalnya, setelah lepas dari terapi yang dilakukan di RSCM, beliau mencoba untuk menggunakan terapi bekam, namun beliau tidak nyaman dengan prosesnya yang memperlihatkan banyak darah. Akhirnya, beliau mendapatkan saran dari rekan istrinya untuk menggunakan terapi sengat lebah. Terapi ini tentu sangat menyakitkan pada awalnya, namun akhirnya di suatu malam, saat Pak Zul merasa sudah akan dipanggil oleh Yang maha Kuasa, tiba-tiba saja, kaki beliau dapat digerakkan dan beliau dapat berdiri sendiri.. Alhamdulillah,..
Setelah fungsi motoriknya dikembalikan oleh Sang Maha Pemilik, beliau menjadi semangat lagi untuk belajar semuanya dari awal.Belajar bicara, berjalan, membaca dan kembali menghafal nama orang-orang terdekatnya. Awalnya, nama istrinya saja, beliau lupa. Begitu pula dengan nama guru-guru di sekolah kami..
Kini, setiap hari beliau pergi ke sekolah untuk kembali lagi belajar membaca dengan Ibu Siti, guru matematika ku selama di IC. Di rumah pun, beliau kembali belajar mengaji dengan belajar iqro pada guru ngaji yang datang ke rumahnya.. Berat badan beliau turun sebanyak 20 kg, untuk berbicara, terkadang beliau masih sulit mengucapkan beberapa kosakata. Beliau pulang pergi dengan angkutan umum atau taksi walaupun terkadang beliau tidak bisa menyebutkan tujuannya dengan jelas kepada supir taksi dan hanya dapat menunjukkan arah ke kanan, kiri atau lurus. Beliau juga pernah kesulitan saat membaca angka di argometer taksi. Terapi sengat lebah masih beliau jalani, ditambah dengan konsumsi madu dan propolis ( air liur lebah ). Subhanallah, khasiat lebah...
"..... Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh , pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda ( kebesaran Allah ) bagi orang yang berpikir." (QS. An-Nahl : 69 )
Semua pengalaman yang beliau ceritakan membuat kami begitu terpana, mengingat betapa besar KuasaNya akan kesembuhan guru kami tercinta. Pertemuan kemarin terasa begitu menyenangkan, beliau sangat bahagia dapat bertemu denganku dan teman-teman. Semoga beliau dapat terus semangat untuk belajar, amin...
4 komentar:
sialan gw ga bisa dateng
sabar ya bi,,, mungkin lain kali masih ada kesempatan... kapan lo balik jkt bi?
dari kemaren gw bolak balik jakarta bandung, skrg udh di bandung lagi. senen udh masuk kuliah itb
subhanallah ;_;
semoga makin cepet sembuh lagi ya pak
Posting Komentar