Minggu, 09 November 2014

My Wedding.. extended

Menyambung tulisan kemarin mengenai "printilan" persiapan pernikahan saya dan suami tercinta, ada beberapa hal yang belum sempat tersampaikan dan akan saya coba sampaikan di tulisan extended ini. Let’s start again..

Salah satu hal yang cukup penting dalam sebuah acara walimahan adalah undangan. Perihal undangan ini memang awalnya agak sedikit membingungkan. Ingin rasanya memberikan undangan yang tidak akan terbuang begitu saja dan menjadi mubazir, tapi ternyata setelah pencarian beberapa jenis undangan,  penyesuaian dengan budget dan pendapat orangtua, sepertinya saya tetap akan menggunakan jenis undangan yang biasa. Untuk yang berdomisili di Jakarta,  Tebet mungkin menjadi salah satu pusat untuk mencetak undangan karena konon katanya di Tebet sana, percetakan untuk membuat undangan tersedia cukup banyak dengan ragam jenis undangan yang juga banyak. Tapi, kata kakak saya, semakin banyak pilihan , kita sendiri akan semakin bingung menentukan pilihannya. Dulu, kakak saya membuat undangan di sebuah percetakan di dalam Thamrin City yang ternyata saat saya ingin mencoba untuk menggunakan jasa percetakan tersebut, tiba-tiba percetakan tersebut sudah tidak ada lagi di dalam Thamrin City. 

Akhirnya saya mencoba untuk mencari tempat percetakan lain di daerah Cempaka Mas. Setelah mencari-cari, akhirnya saya yang saat itu ditemani oleh kakak menemukan sebuah tempat percetakan undangan di lantai dasar ITC Cempaka Mas, SJCards. Tanpa berbelit-belit, akhirnya di sinilah saya memutuskan akan mencetak undangan walimahan saya. Saya mulai mengurus undangan ini sekitar H-4  bulan, termasuk pembuatan desain dan proses produksinya. Desainnya bernuansa hijau emas sesuai dengan nuansa pakaian kami berdua di malam walimahan nanti. Saya juga meminta aksen beludru pada cover undangan. Satu hal yang saya pastikan adalah tidak adanya ayat Al-Qur’an pada isi undangan kami karena adanya kemungkinan dibuangnya undangan ini. Oiya, walaupun proses produksi sudah dimulai dari H-3 bulan, tapi karena terpotong waktu cuti lebaran, proses ini pun menjadi sedikit terlambat. Namun, Alhamdulillah, akhirnya undangan dapat disebarkan dengan cukup tepat waktu. Untuk beberapa teman yang akan diundang dalam jumlah banyak seperti teman SD, SMP, SMA dan kuliah, saya menggunakan fasilitas invitation di Facebook dan aplikasi messenger seperti BBM, dll. Proses pembuatan undangan memang membutuhkan waktu yang cukup lama karena penyesuaian desain yang hanya dikomunikasikan via email dengan pihak percetakan. Yang penting, kita harus rajin memfollow up dan merespon setiap perubahan desain yang diajukan oleh pihak percetakan.

Undangan versi desain by SJCards
Undangan versi sudah jadi by SJCards


Kalau undangan menjadi cukup penting dalam sebuah acara walimahan, maka cincin kawin merupakan hal yang paling penting dalam sebuah pernikahan selain mahar. Cincin ini memang bukan menjadi mahar dalam pernikahan kami, namun bagi saya, cincin ini menjadi sebuah tanda pengikat bahwa setelah pernikahan ini, saya dan suami merupakan satu kesatuan. Sebelumnya, kami memang sudah pernah membuat cincin kawin di daerah Bandung yang akan diberikan oleh ibu mertua saya kepada saya di acara khitbah. Namun, hasilnya tidak terlalu memuaskan. Cincin milik suami saya yang terbuat dari palladium (karena laki-laki diharamkan menggunakan emas), terlihat lebih kusam. Sedangkan menurut kakak ipar saya, cincin palladium miliknya yang dibuat di toko Kaliem,  sebuah toko emas di dalam Blok M Square, tidak terlihat berbeda jauh dengan cincin istrinya yang terbuat dari emas putih. Akhirnya, setelah mendapatkan rekomendasi ini, saya dan suami pun membuat cincin kawin di toko Kaliem ini. Alhamdulillah, hasilnya cukup memuaskan.

Cincin kawin saya ( emas putih ) dan suami (palladium)
Dalam pelaksanaan seluruh rangkaian acara pernikahan, kami sekeluarga memutuskan untuk mengurus semuanya sendiri dan tidak menggunakan jasa Wedding Organizer (WO). Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami untuk tidak menggunakan jasa WO. Salah satunya adalah karena keluarga saya sudah pernah mengurus acara pernikahan sebelumnya, yaitu saat kakak saya menikah di tahun 2010. Selain itu, untuk orang-orang perfeksionis seperti saya dan suami, sepertinya lebih enak untuk mengurus segala sesuatunya secara langsung, sehingga lebih puas walaupun memang lebih melelahkan. Petugas dari WO yang biasanya membantu di hari H sebagai penjaga alur, bagian protokoler dan lain-lain, Alhamdulillah dapat digantikan posisinya oleh beberapa rekan  dari kantor ayah, ibu dan kakak ipar saya yang bertugas di TNI. Jadi, dengan beberapa pertimbangan di atas, kami sekeluarga pun memutuskan untuk mengurus semuanya sendiri. Alhamdulillah, walaupun memang membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak, namun kami sekeluarga pun puas dengan hasilnya di hari H.


Semoga tulisan tambahan ini bisa melengkapi tulisan saya sebelumnya tentang persiapan pernikahan. Bagi teman-teman yang sedang dalam tahap persiapan, tetap semangat dan selalu libatkan Allah dalam setiap proses persiapan ini, insya Allah, akan selalu ada kejutan yang tidak pernah kita sangka sebelumnya. Semangat!!