Kamis, 22 September 2011

Semua ada harganya

Hemat pangkal kaya..
Rajin pangkal pandai..

Dua kalimat yang diajarkan sejak kita duduk di bangku sekolah dasar ini membuat kita menjadi berpikir bahwa segalanya membutuhkan usaha. Jika kau ingin kaya, maka hiduplah dengan hemat dengan tidak membuang-buang uang untuk hal yang tidak terlalu penting. Jika kau ingin pandai, maka rajinlah belajar, karena nilai A tidak akan didapatkan oleh seseorang yang tidak pernah belajar.

Setiap usaha akan dihargai. Bahkan terkadang, usaha itu lah yang akan lebih dihargai dibandingkan dengan hasil akhirnya. Hal ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan kita. Dalam agama, kita pun diajarkan untuk berusaha sebaik mungkin dalam meraih ridhoNya, jika kita menginginkan syurgaNya.

Semua ada harganya. Ketika kau ingin mendapatkan hasil terbaik, maka kerahkan kemampuanmu yang terbaik, berusahalah sebaik mungkin. Para pahlawan kemerdekaan Indonesia harus membayar kemedekaan negeri kita dengan nyawanya. Para ilmuwan yang saat ini mungkin mendapatkan uang tanpa harus bekerja telah melewati ratusan kegagalan dalam percobaannya. Sudah seberapa imbangkah, usaha yang kau lakukan dengan target yang kau inginkan?

Allah Maha Melihat dan Maha Adil.
Jika kau berusaha 10 % , maka jangan mengharapkan hasil 20%, apalagi 100%.
Tapi, jika kau telah berusaha 90 %, namun hasil yang didapatkan hanya 70 %, maka janganlah bersedih, karena sesungguhnya 20 % sisanya telah disimpan oleh Allah dan akan diberikan kepadamu di waktu yang tepat dengan cara yang tepat.

Semua ada harganya. Maka berusahalah dengan sebaik-baiknya.

"work hard" , photo by Drg.Nada

Selasa, 13 September 2011

Life & Trouble

Hidup tanpa masalah bagaikan sayur tanpa garam. Kehidupan manusia memang akan terus diiringi dengan masalah. Pada dasarnya masalah adalah ketidaksesuaian harapan dengan kenyataan yang ada , tentu saja dalam kehidupan seorang manusia, harapan yang ada di dalam dirinya tidak selalu bisa berubah menjadi kenyataan karena segalanya tergantung kehendak Sang Maha Penguasa.

Namun, Allah Sang Maha Pengasih telah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat terakhir yang menyatakan bahwa Allah tidak akan membebani seseorang kecuali dengan kesanggupannya. Subhanallah. Begitu Maha Pengasihnya Allah.

Lihatlah kondisi negara kita saat ini. Negara yang sangat kaya akan sumber daya alam dan budaya, kini pun telah menjadi negara yang kaya dengan masalah. Mulai dari persoalan politik, kepemimpinan, pendidikan, keagamaan, kesejahteraan, hukum, bahkan sampai kepada permasalahan olahraga, negara kita memiliki semuanya.

Negara ini memang sangat besar dengan jumlah penduduk yang juga tidak sedikit, dengan ragam budaya yang begitu berlimpah. Syukurku atas segala karunia Allah atas indahnya negara ini. Menurutku, seseorang yang merelakan dirinya untuk memimpin negara sebesar ini adalah orang yang cukup berani dan cukup hebat. Apalagi melihat banyaknya juga masalah yang hadir di negeri ini.

Aku teringat perkataan pembina asramaku di Insan Cendekia dulu, beliau mengatakan "Orang yang besar akan memiliki masalah yang besar juga". Itu karena Allah Maha Adil. Seorang guru panutanku, Bapak Alm. Zulhiswan juga pernah mengatakan bahwa "Laut yang tenang tidak akan menghasilkan pelaut yang tangguh". Perkataan guru-guruku inilah yang akhirnya membuatku yakin bahwa negeriku adalah negeri yang besar, negeri yang luar biasa, negeri yang hebat.

Begitupula, jika dikaitkan dengan firman Allah di ayat terakhir Al- Baqarah, Allah tidak akan membebani negeri ini dengan permasalahan yang tidak dapat diatasi oleh negeri ini sendiri. Aku yakin, waktu itu akan datang, waktu kemenangan kita.

Bersyukurlah atas segala karunia yang diberikannya baik berupa hal yang menyenangkan maupun yang berupa masalah, karena masalah itulah yang akan menjadikan kita lebih baik lagi dan yakinlah masalah itu akan dapat diselesaikan karena Allah Maha Pengasih kepada ciptaanNya. Semangat Indonesiaku, Semangat negeriku! Doaku selalu menyertaimu..





Senin, 05 September 2011

Perihal cinta #3

Menyambung postingan saya sebelumnya di bulan Januari, sekarang saya akan kembali membicarakan tentang cinta, lebih spesifiknya sebagai seorang perempuan.

Sering sekali saya mendengar kalimat yang menyatakan dua pilihan, yaitu menikahi orang yang dicintai atau mencintai orang yang dinikahi. Sebelum membahas mengenai dua pilihan itu, saya akan kembali membahas sedikit tentang perempuan dan cinta.

Di postingan saya sebelumnya, saya menyatakan bahwa perempuan itu dicintai sedangkan lelaki mencintai. Perempuan akan lebih mudah mencintai seorang lelaki jika dia sudah merasa sangat dicintai oleh lelaki tersebut walaupun sebelumnya mungkin perempuan itu pernah mencintai lelaki lain, berbeda halnya dengan lelaki. ( yang bingung, liat postingan saya yg 'Perihal Cinta ' ya).


Lalu, bagaimana dengan 2 pilihan yang sudah saya paparkan di atas.
1. Menikahi orang yang dicintai
2. Mencintai orang yang dinikahi

Ada beberapa yang menyatakan bahwa poin pertama adalah berkah sedangkan poin kedua adalah kewajiban. Saya setuju dengan pendapat ini, karena kita tidak akan pernah bisa memastikan bahwa kita akan menikah dengan orang yang kita cintai karena jodoh adalah rahasia Ilahi, sedangkan mencintai orang yang kita nikahi adalah sebuah kewajiban. setuju?
Namun, jika saya kembali dengan fitrah seorang perempuan yang akan mencintai seseorang setelah dirinya dicintai , maka saya sebagai seorang perempuan akan memiliki pilihan : mencintai orang yang saya nikahi dan dinikahi oleh orang yang mencintai saya. Ya, singkatnya lelaki yang menikah dengan saya adalah seorang lelaki yang menikahi saya karena mencintai saya bukan mencintai saya karena menikahi saya. Egois? Iya, saya pun mengakuinya. Tapi, ini hanyalah keinginan yang ada dalam diri seorang perempuan sesuai dengan fitrahnya yang ingin dicintai, ingin dicari. Perempuan ingin dinikahi karena dicintai, bukan hanya sekedar dicintai karena akan dinikahi.

Terlepas dari keinginan yang ada, saya tetap menyerahkan segalanya kepada Sang Maha Kuasa. Siapapun yang ditakdirkan untuk menjadi jodoh saya kelak, bagaimanapun cara dia mencintai saya, insya Allah, saya akan menerimanya dengan ikhlas karena hanya Allah lah yang mengetahui yang terbaik bagi hambanya.

Seperti doa yang dititipkan Zainab kepada Hamid dalam film Di Bawah Lindungan Ka'bah , "semoga aku dapat menikahi lelaki yang kucintai dan mencintaiku" .. Aamiin..