Kamis, 23 Desember 2010

There's only one hope

Aku punya sebuah harapan, karenanya aku berusaha keras untuk menggapainya. Harapan dalam kehidupan sosial dengan sesama makhlukNya. Terkadang, aku berharap untuk mendapatkan perhatian dari orang tersayang di saat tertentu, terkadang aku berharap untuk dapat memberikan perhatian kepada orang tersayang. Tidak jarang pula, aku berharap agar aku miliki waktu yang cukup untuk dapat berkumpul bersama mereka, berbagi ilmu, saling mengingatkan, saling menguatkan dan saling menyayangi..

Namun, itulah aku , seorang makhluk yang memiliki banyak kekurangan. Tanpa sadar, mungkin aku terlalu besar menaruh harapan kepada orang-orang di sekitarku. Begitu pula, terhadap diriku sendiri. Mulai muncul sedikit pecahan kekecewaan dalam hati, karena harapanku tidak dapat terpenuhi sebesar apapun usahaku. Kenyataannya, harapan itu tidak akan terwujud, jika aku hanya meletakkannya pada makhluk...

Mungkin saja, aku telah memberikan yang terbaik untuk menggapai harapanku. Namun ternyata setiap kebaikan tidak selalu dibalas dengan kebaikan. Setiap usaha terbaik tidak selalu berujung pada hasil yang baik, kecuali jika kau letakkan harapanmu itu pada Sang Maha Pencipta dan Maha Pemilik Atas Segalanya, termasuk harapan yang ada di dirimu...

Hanya ada satu harapan yang dapat membuatmu tersenyum bahagia tanpa ada sedikitpun pecahan kecewa yang mampu mengiris hati dan membuat luka di dalam dirimu, yaitu harapan atas segala keridhoanNya, harapan atas setiap berkah dan cintaNya, harapan atas segala keputusanNya...

Hanya ada satu , hanya kepadaNya..

Dia mengajarkan kita untuk ikhlas dan sabar ketika harapan itu belum dapat kita gapai, namun seandainya pun harapan itu bergerak semakin menjauhi kita, maka yakinlah bahwa Dia telah memilihkan harapan terbaik bagi kita.. Harapan hanya kepadaNya , berarti tidak ada rasa ingin mendapatkan balasan yang sama, tidak ada lagi rasa kecewa dan tidak ada lagi rasa menuntut yang tinggi..

*ikhlaslah dengan setiap ilmu, tenaga, waktu, dan materi yang telah kau berikan untuk orang lain walaupun kini kau tidak mendapatkan balasan apapun atasnya, karena harapanmu bukan kau letakkan pada manusia, melainkan kepada Sang Pencipta *

Sabtu, 11 Desember 2010

Parents...

Cinta orangtua kepada anaknya memang tak akan habis oleh apapun juga di dunia ini...Cinta yang sudah tumbuh sejak sang anak masih dalam rahim ibunda dan cinta ini terus hadir hingga ajal memisahkan mereka...Inilah yang membuat ridho Allah ada pada ridho orangtua, karena cinta mereka pada kita memang sangat luar biasa...

Saat berita tentang kehadiran janin dalam rahim sang ibunda, semua keluarga berbahagia mendengarnya, terlebih lagi sepasang insan yang akan menjadi orangtua itu. Selama di dalam janin, ibu terus memperhatikan setiap pertumbuhan sang bayi. Dengan penuh cinta dan kasih sayang, ibu selalu memberikan yang terbaik dalam perawatan kehamilannya, bahkan ibu harus merubah pola makannya, aktivitasnya, dan juga ruang geraknya. Tapi, semuanya ibu lakukan dengan ikhlas, karena cinta dan harapan akan hadirnya seorang bayi mungil di hadapannya. Walaupun kondisi fisiknya harus berubah, ibu tidak pernah mengeluh dan menyalahkan sang bayi, dan ayah pun begitu. Setiap hari, ayah selalu berusaha mencari nafkah sebanyak-banyaknya untuk mempersiapkan kehadiran sang bayi, biaya persalinan, perlengkapan bayi dan segala sesuatu kebutuhan untuk dua orang yang paling dicintainya, sang ibu dan bayi dalam rahimnya.

Waktunya pun telah tiba, bayi mungil itu lahir ke dunia dengan suara tangisannya yang membuat ayah dan ibu pun menagis bahagia. Kini, tugas baru telah diemban sepasang insan bahagia itu. Kelelahan yang telah dirasakan selama kehamilan kemarin belum juga berkurang, tapi malah bertambah. Ibu harus terus memperhatikan pola makannya karena dari situlah, bayi mungil ini akan mendapatkan ASI. Bangun setiap malam akan menjadi hal yang biasa bagi ayah dan ibu untuk menggendong sang bayi, menenangkannya , mengganti popoknya dan mengajaknya bermain ketika sang bayi telah bosan. Bahkan, nenek dan kakek dari sang bayi pun ikut memberikan perhatian terbaiknya pada sang cucu seperti saat merawat anaknya dulu.
Inilah cinta orangtua pada anaknya, cinta yang tidak pernah terputus, cinta yang sangat dinilai oleh sang Maha Pencinta. Mungkin kini kita hanya bisa membayangkan apa yang telah dilakukan orangtua kita dulu kepada kita, tapi saat kita sudah beranjak untuk menjadi ‘orangtua’, kita akan semakin menyadari betapa besarnya cinta mereka kepada kita.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23)


I love you mom, dad!
*terima kasih kepada kakakku yang telah memperlihatkan padaku, betapa besar cinta orangtua pada anaknya*