Rabu, 14 Juli 2010

Realize

Belakangan ini, berita di TV ramai membicarakan seorang laki-laki yang tetap setia menemani istrinya walaupun sudah dikhianati. Menurut beberapa orang, lelaki itu adalah lelaki yang tidak normal , lelaki itu hanya acting di depan kamera, dan banyak berita negatif lainnya. Namun, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa lelaki seperti itu sungguh jarang berada di dunia ini, lelaki yang tidak menyalahkan istrinya atas musibah yang menimpa kehidupan rumah tangga mereka, lelaki yang telah berhasil menjadi komandan di keluarganya.
Pernyataan positif ini tentunya mengundang kekaguman di tengah-tengah masyarakat. Tidak disangsikan lagi, banyak perempuan-perempuan muda yang menginginkan sosok suami seperti lelaki tersebut. Banyak yang memuji-muji lelaki tersebut dan mungkin ada di antara masyarakat yang mengatakan “ Betapa beruntungnya sang istri memiliki seorang suami dengan kesetiaan seperti itu, bagaimana bisa sang istri mengkhianati cinta tulus suaminya?”
Pernyataan terakhir ternyata mengingatkanku akan ketidaksetiaanku pada sebuah cinta. Cinta yang terus diberikan kepadaku walaupun aku sempat melupakan cinta itu, bahkan aku sempat membiarkan hatiku dipenuhi oleh cinta lain dan bukan cinta itu.. Jika dibandingkan dengan berita diatas, bukankah aku lebih tidak bersyukur daripada sang istri yang mengkhianati suaminya? Istri di kasus tersebut sudah meminta maaf dengan berlinangan airmata, sedangkan aku, mungkin terkadang aku tidak tersadar bahwa aku telah mengkhianati cinta itu. Aku telah melupakan cinta Sang Maha Pencipta.
Betapa perihnya hati ini ketika aku berkaca dan mendapati diriku yang penuh dengan ketidaksetiaan. Aku dengan kesadaran maupun tidak telah mencintai sesuatu melebihi cintaku padaNya, Astaghfirullah, ampuni hamba ya Allah..
Tapi, pernahkah Sang Maha Pencipta mengambil cintaNya dariku? Sedangkan sampai detik ini, aku masih bisa merasakan indahnya hidup dan berbagai berkah yang dianugerahkan olehNya. Sampai detik ini, aku masih bisa merasakan begitu besar cinta yang diberikan olehNya kepada para makhluk di bumi, termasuk aku.
Ampuni HambaMu ini Ya Allah, Ampuni hamba atas segala kekhilafan yang ada, ampuni hamba karena cinta ini pernah kuberatkan pada sesuatu selainMu, ampuni hamba jika syukur ini belum menyamai anugrah yang Kau berikan padaku... Ampuni Hamba Ya Allah..
Hamba tak perlu menangis dan memohon maaf di depan seluruh manusia untuk memohon ampunanMu, karena Engkau Maha Pengampun, Engkau Maha Penerima Taubat.. Hamba akan terus berusaha menjadi hambaMu yang lebih baik lagi.. Perkenankanlah Ya Allah...
Amin Ya Robbal’alamin