Minggu, 28 Februari 2010

Menikah

Picture : Sofa's wed

Baru kemarin, aku menyaksikan pernikahan kakakku dengan lelaki pilihannya...
Indah sekali serangkaian acara yang ada, semoga saja, pernikahan mereka berdua akan terus indah.. amin..

Awalnya, suasana persiapan pernikahan ini tidak terlalu terasa selain kelelahan,, Aku belum menyadari apa itu pernikahan? Aku belum memahami apa yang akan berubah setelah pernikahan ini?
Nyatanya, di hari ketika aku mendengar ijab qabul antara papa dan kakak iparku, barulah aku tersadar, bahwa kini kakakku telah menikah... Yah, dia telah menyempurnakan setengah agamanya,, Setengahnya! Kini, kakakku telah melaksanakan ibadah yang dicontohkan para nabi terdahulu dan juga Rasulullah...

Barulah aku mulai menguraikan di pikiranku, apa saja yang akan berubah dalam kehidupan kakakku,,, Kini dia tidak lagi hidup sendiri, kini dia tidak lagi bergantung pada mama papa, kini dia punya seorang imam untuk membimbing hidupnya... Kini kehidupannya telah lebih baik, karena dia telah mempurnamakan agamanya,

Ya Allah,,,
Begitu indahnya sebuah pernikahan, hingga Kau menjadikannya sebagai penyempurnaan setengah agama..
Begitu besarnya perubahan yang terjadi, ketika ijab qabul itu disahkan
Begitu besarnya kewajiban dan tanggung jawab yang harus diemban ketika lepas dari perlindungan orangtua
Begitu besar, Ya Allah...

Oleh karenanya,, ijinkan hamba untuk bisa mencapai hal itu Ya Rabb,,,
Ijinkan hamba untuk bisa mempersiapkan diri menuju sana
Ijinkan hamba untuk bisa menjalani semuanya kelak
Karena hamba ingin mempurnamakan agama ini
Hamba ingin mendapatkan ridhaMU dalam cinta kepadaMU
Ijinkan hamba Ya Allah...
AMIN...

Jumat, 12 Februari 2010

Madrasah

Madrasah...
Sekolah Agama..

Dulu, mendengar nama ini akan mengingatkan ku pada sekelompok orang berjilbab dan berkopiah yang menginap di sebuah pondok dan mempelajari ilmu agama setiap harinya..
Mungkin terlihat terkekang dari kehidupan luar, tidak menyenangkan, sibuk dan melelahkan..

Tapi, semua pandangan itu hancur setelah tiga tahun aku mengalami pendidikan di sebuah madrasah. Di tempat inilah, aku merasa mengalami banyak sekali perubahan, baik dari segi pemikiran maupun penampilan.. Tidak hentinya senyum dan banggaku terucap ketika aku harus menceritakan pengalamanku di madrasah ini.. Bahagia akan semua pengalaman, bersama seluruh teman-teman dan guruku disana..

Cintaku pada madrasah ini membuatku ingin membalas semua kebaikan yang telah diberikannya padaku dulu, yah,, aku ingin menjadi dokter gigi disana setelah aku lulus nanti, paling tidak, ada yang bisa kupersembahkan kepada almamaterku tercinta ini.

Sewaktu aku duduk di bangku kelas 2, seorang guru Aqidah mengajarkan semua muridnya untuk membuat peta hidup. Seluruh anak diberikan kertas berukuran A3 dengan kotak-kotak yang bertuliskan usia di ujung kanannya, dari usia 0-70 tahun. Kami diajarkan untuk mulai menata hidup kami, merencanakan segalanya hingga usia 70 tahun. Kotak-kotak itu pun boleh diisi dengan gambar2 yang menarik. Kami mulai bermimpi, dari menentukan waktu kapan akan lulus kuliah, menikah, punya anak, memiliki perusahaan, sampai menikahkan anak dan menimang cucu. Lucu sekali jika kami mengingatnya tapi sayang kertas A3 itu dikumpulkan dan kami belum sempat menyalinnya. Seingatku, ada sebuah mimpi yang aku tulis disana,, yah, aku ingin memiki sebuah sekolah agama yang bisa dinikmati oleh setiap anak di Indonesia,, bahkan untuk anak-anak yang tidak mampu..

"Aku ingin memiliki sebuah madrasah yang biaya pendidikannya gratis"

Aku yakin, Allah akan meridhai jika aku memang bersungguh-sungguh untuk mencapainya. Semoga saja, dengan pekerjaanku sebagai dokter gigi, aku dianugerahi rejeki yang cukup dari Allah sehingga aku bisa membaginya untuk saudara-saudara seimanku.. Amin..

Cerita ini tidak berakhir sampai disitu saja,,
Kemarin, aku baru saja berkunjung ke rumah adik kakekku di Bandung, disana beliau menceritakan mengenai sebuah yayasan yang ternyata dipelopori oleh almarhum kakek kandungku, beliau menceritakan dengan semangat berapi-api bahwa dulu, almarhum kakek ku memperjuangkan sebuah tanah untuk dijadikan madrasah. dan akhirnya, kini madrasah itu sudah berdiri dan sedang dilakukan renovasi, walaupun baru TK dan Madrasah Ibitidaiyah, aku senang sekali mendengarnya... Aki, ternyata, impianku sudah lebih dahulu diwujudkan olehnya..

Selesai mendengar cerita itu, aku langsung beranjak menuju lokasi madrasah tersebut yang kebetulan dekat sekali dengan rumah adik kakekku ini, tempatnya cukup bagus dan ingin rasanya aku mengajar disana. Seandainya aku berkuliah di Bandung, aku ingin sekali bisa membantu di madrasah itu sebagai pengajar..

Sepulang dari bandung, aku semakin termotivasi untuk bisa mewujudkan impianku itu, Allahku,,, semoga aku dapat mewujudkan impian itu dan menjadi insan yang lebih berguna lagi bagi masyarakat sekitar,, amin...

Madrasah..
Sebuah kata yang kini tak akn pergi dari hati dan pikiranku...
Terima kasih Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ) Insan Cendekia Serpong,, Madrasah ku tercinta..

Kamis, 11 Februari 2010

Officially missing it

Mataku terpaku pada sebuah keindahan dunia

Awan putih, langit yang gelap, serta bintang yang memancarkan sinarnya di malam ini

Sungguh damai dan tentram hatiku menatapnya

Mengiringi temaram di dalam pikiranku

Malam ini, lagi-lagi kulayangkan pandanganku ke arah sana

Mengingat kembali tawa dan bahagia di kala itu

Terlintas semua bayangan ketika itu dengan sendirinya

Sebuah kenangan yang pernah membuat hatiku tak henti tersenyum

Ternyata, aku ingin kembali kesana

Aku kembali berpikir ketika aku melihatnya

Aku kembali tertawa saat aku mengingatnya

Yah, aku rindu..

Rinduku pada masa indah dikala itu

Ketika airmataku sangat sungkan untuk membasahi pipi

Hanya harapan bahagia yang ada

Hanya senyuman yang hadir dalam hati, otak dan bibirku

Aku rindu masa itu..




Senin, 01 Februari 2010

Sepakbola mania

Sepakbola adalah satu olahraga yang bisa dibilang sangat universal, bisa dimainkan oleh siapa saja, ditonton oleh siapa saja dan memang digemari oleh banyak sekali orang di dunia ini. Hal itu tentu dibuktikan dengan adanya pesta akbar tiap 4 tahun an, yaitu piala dunia. Disaat piala dunia, hampir setiap orang di seluruh penjuru dunia memberikan perhatian kepada pesta akbar yang satu ini. Kehebohannya tidak hanya dirasakan di negara tuan rumah atau negara yang menjadi peserta piala dunia tersebut, tapi benar-benar mendunia, termasuk Indonesia.

Indonesia akan sangat meriah ketika pesta akbar ini berlangsung. Acara menonton bersama diadakan di banyak tempat, hampir tiap rumah akan menonton pertandingan yang berlangsung tiap malam. Penontonnya pun bukan berasal dari kaum pria saja, bahkan kaum wanita yang biasanya tidak pernah rela bangun pagi untuk menonton bola, menjadi rela di saat momen besar ini.

Lalu, bagaimana dengan saat2 biasa, saat piala dunia sudah selesai atau belum dimulai lagi?

Indonesia tetap memiliki pertandingan dalam negeri yang terdiri dari banyak sekali klub perwakilan daerah di seluruh Indonesia. Jadi, kemeriahan sepakbola tidak pernah berhenti di tanah Indonesia. Kemeriahan ini bukan hanya berasal dari serunya pertandingan yang diperlihatkan para pemain di lapangan, tapi juga hebohnya para penggemar yang memperlihatkan ke fanatik an mereka di jalanan. Hampir setiap klub punya julukan untuk penggemarnya. Ada jakmania, bonek, arema, viola, viking, dll. Namun, ternyata ke fanatik an para penggemar ini terkadang berlebihan, sampai-sampai mereka harus berdiri di atas metromini, berhujan-hujanan, pergi keluar kota dengan kereta ekonomi yang penuh sesak dan banyak sekali hal-hal fanatik lainnya.

Mungkin itu memang hak mereka untuk mengungkapkan rasa loyal pada klub tercintanya, namun ternyata fenomena ini sungguh memprihatinkan. Fenomena ini sudah menimbulkan banyak sekali kerugian, baik bagi para bola mania tersebut maupun bagi orang lain yang terkadang tidak tau apa-apa. Gambaran yang ada ketika sebuah pertandingan berlangsung, kira-kira seperti ini :

Lebih dari 1000 orang mengunjungi stadion dengan warna baju yang sama sesuai klub tercintanya,mereka memadati jalanan dengan berpuluh-puluh metromini dan membuat kemacetan pun hadir dengan instan. Kemacetan yang ditimbulkan tidak bertahan untuk 1-2 jam saja, tapi lebih dari itu dan tentunya, karena penggemar ini berasal dari berbagai wilayah, maka kemacetan pun tidak hanya terjadi di titik sekitar stadion saja. Selain itu, beberapa di antara mereka adalah anak-anak usia sekolah. Jumlahnya tidak sedikit, tapi banyak sekali. Anak-anak usia sekolah ini benar-benar beragam, mulai dari anak SD sampai anak SMA. Mereka rela menghabiskan waktunya di luar rumah untuk menonton klub kesayangannya hingga larut malam, naik metromini, menghiraukan hujan dan bahkan jika ada perkelahian, mereka pun tidak akan pergi mundur, melainkan ikut maju bersama yang lain. Miris rasanya, melihat jiwa-jiwa penerus bangsa ini, di malam harinya, mereka malah pergi bersama teman-temannya menonton bola dengan metromini, duduk di atasnya, membawa bendera dan merokok dengan bebasnya. Mereka pun sudah paham, jika ada komando untuk menyerang, maka mereka akan segera mencari batu di sekitarnya. Mereka pun tahan untuk berjalan jauh, jika harus tertinggal rombongan bis lainnya.

Lalu, kemanakah penerus bangsa ini? Jiwa-jiwa yang masih sangat muda, penuh dengan semangat, tidak berjuang untuk memperkaya dirinya agar mampu membawa perubahan bagi negeri Indonesia tercinta. Mereka mementingkan hal lain yang malah mungkin membawa mereka pada kerugian lainnya. Apakah ini adalah suatu hal yang wajar? Atau memang ada yang salah?

*anak bangsa yang cukup prihatin setelah melihat fenomena ini secara langsung... doaku padaNya, agar negeriku masih diberikan penerus2 bangsa yang akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik... amin Ya Allah..